google-site-verification=I3gsFmhNnwraRTClYNy7Zy_HRGb_d1DkfDUi6e1xs34 PINK EYE ~ Medik Veteriner Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

PINK EYE


Salah satu penyakit menular yang sering ditemukan pada ternak ruminansia kecil ialah pink eye (kerato konjunctivitis). Pink eye merupakan penyakit radang mata menular pada ternak, terutama sapi, kerbau, kambing dan domba. Pink eye disebut juga penyakit epidemik, karena ditempat yang telah terinfeksi dapat berjangkit kembali setiap tahunnya. Penyakit ini sering timbul dengan tiba-tiba terutama pada hewan dalam keadaan lelah (Blood, dkk, 1983).
Walaupun angka kematian akibat pink eye rendah namun infeksinya spesifik, cepat menular dan dapat mengakibatkan kerugian ekonomi peternak karena dapat menyebabkan penurunan berat badan, penurunan produksi susu. Pink eye dapat menyerang semua jenis ternak dan semua tingkat umur, tetapi hewan muda lebih peka dibandingkan dengan hewan tua. Penyebab utama pink eye pada sapi adalah moraxella bovis sedangkan pada domba dan kambing sering dikenal rickettsia colesiota, namun para ahli masih banyak berbeda pendapat ada yang menyebutkan penyebabnya bakteri, virus, chlamidia dan juga rickettsia (Anonymous, 1998).
Faktor yang sangat mendukung timbulnya infeksi seperti lalat, udara panas, debu, benda asing, trauma, hewan carier, pengaruh musim dan kondisi hewan atau defesiensi vitamin A (Made, 1997).

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Di dunia kedokteran, kita mengenal beberapa jenis penyakit mata. Ada penyakit mata yang berbahaya (bisa menimbulkan kebutaan) seperti miopia, katarak, glaukoma dan degenerasi makula (atrofi). Tetapi ada pula penyakit mata yang kurang berbahaya (tidak menimbulkan kebutaan) seperti mata juling, conjunctivitis atau sering disebut pink eye. Penyakit conjunctivitis adalah penyakit yang diakibatkan oleh adanya inflamasi atau peradangan pada membran conjunctiva (Anonimous, 2003).
Membran conjunctiva adalah selaput halus pelindung mata yang membentang di permukaan bagian dalam kelopak mata (eyelid). Jika conjunctiva mengalami peradangan, maka muncullah penyakit conjunctivitis atau pink eye satu penyebab awal terjadinya conjunctivitis adalah masuknya bakteri atau virus ke dalam mata (Anonymous, 2004).
Infeksi kerato konjunctivitis  pada sapi, domba dan kambing ditandai dengan konjungtivitis, lakrimasi dan bermacam-macam derajat kelukaan pada kornea mata. Infeksi dengan Mycoplasma sp. umum terjadi pada domba. Sedangkan infeksi yang sering terjadi pada kambing disebabkan oleh rickettsia seperti Colesiota conjungtivae  dan bakteri aerobik khususnya Neisseria ovis  (Blood dkk., 1983).
Pink eye merupakan suatu penyakit radang mata menular pada ternak ruminansi kecil bersifat sub akut, akut dan kronis yang disebabkan oleh satu atau lebih mikroorganisme yang cepat menyebar. Jasad renik penyebab pink eye dapat digolongkan ke dalam Gram negatif coccus dan basil coccus, yang terdiri dari famili Neisseriaceae. Terdapat empat genersi diantaranya bersifat pathogen yaitu Neisseria, Branhaemella dan Moraxella (Anonymous. 2003).

Etiologi
Pink eye dapat disebabkan oleh mikroorganisme pathogen, benda asing, trauma dan perubahan iklim. Dahulu pink eye diduga disebabkan oleh  benda-benda asing seperti debu, pasir, biji rumput dan trauma. Kemudian pink eye memperlihatkan tanda-tanda infeksi antara lain : radang, kemerahan di bola mata dan pengeluaran air mata yang banyak. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya infeksi pink eye yaitu lalat, debu, kelembaban, musim, kepadatan hewan di dalam kandang serta kualitas makanan  (Anonymous, 1998).
Infeksi pink eye lebih banyak berjangkit pada peralihan musim kemarau dibandingkan dengan musim penghujan. Tetapi pada kasus yang kronis dapat berlangsung sepanjang tahun (Made, 1997).

Gejala klinis
            Masa inkubasi penyakit ini biasanya 2-3 hari, kadang-kadang lebih panjang, hewan penderita mengalami demam, depresi dan penurunan nafsu makan, mata mengalami konjunctivitis, keratitis, kekeruhan kornea dan lakrimasi. Pada kasus yang berat dapat menimbulkan ulserasi kornea dan kebutaan. Pada kornea mata hewan yang sembuh dari penyakit ini terdapat jaringan parut (Made, 1997).

  
Patogenesis
            Infeksi pink eye dapat terjadi secara kontak langsung melalui eksudat mata hewan yang menderita kepada hewan yang lain, atau secara tidak langsung dapat dipindahkan oleh lalat, makanan, air minum ataupun benda-benda asing. Masa inkubasi 2-3 hari, kadang-kadang sampai 3 minggu. Setelah masa inkubasi terlihat pembendungan pembuluh darah pada kornea, oedema pada conjunctiva dan pengeluaran air mata yang banyak. Dua hari setelah infeksi timbul kekeruhan pada kornea mata, mulai dari tengah bola mata menyebar ke pinggir bola mata (Blood dkk., 1983).
            Bintik-bintik putih semakin menebal dan menutupi permukaan kornea, cairan dari mata yang bersifat purulen saling melekat sehingga bulu mata lengket dan menyebabkan terganggunya penglihatan. Pada kasus yang kronis cairan mata keluar seperti nanah dan menempel di bawah permukaan mata sampai ke hidung bahkan mengeras membentuk keropeng. Pada infeksi ringan atau sub akut terlihat air mata cenderung keluar, kornea keruh dan sedikit pembengkakan pada jaringan sekitarnya (Anonymous, 2004).
            Pada infeksi akut sekresi mata bersifat purulen, pada bagian bawah mata selalu basah, photopobia (takut cahaya). Kekeruhan kornea dapat meluas menutupi seluruh permukaan lensa mata bila diamati terlihat bintik-bintik putih atau keabu-abuan di tengah bola mata. Apabila membrana nictitan robek, maka bakteri oportunis dapat masuk kedalamnya dan mengakibatkan terjadinya infeksi pada mata sehingga mengakibatkan kebutaan (Anonymous, 1998).
           


Diagnosis
            Diagnosa pink eye dapat dilakukan berdasarkan etiologi, epidemiologi dan berdasarkan gejala klinis. Pemeriksaan berdasarkan gejala klinis pada penderita pink eye akan menunjukan gejala seperti mata merah, kelopak mata bengkak dan lakrimasi yang meningkat. Pada kasus yang akut kornea mata keruh dan terjadinya pengapuran pada kornea mata  (Blood dkk., 1983).
           
Diferensial Diagnosa
  1. Trachoma
  2. Infectious ophthalmia


PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN


Pencegahan
            Usaha pencegahan masih banyak mengalami kesukaran karena banyak agent penyebab serta cara terjadinya penularan. Dengan demikian usaha pencegahan dapat dilakukan dengan mengetahui sumber infeksi dan cara penularannya sehingga dapat dilakukan usaha pencegahan antara lain :
  1. Memusnahkan hewan karier yaitu hewan yang dianggap sebagai sumber infeksi segera diisolasi dari kawanan ternak
  2. Hewan yang terinfeksi segera dikandangkan (isolasi) pada tempat yang gelap, guna untuk menghindari kontak dengan hewan yang sehat baik secara langsung atau tidak langsung seperti dinding kandang, air minum tempat pengembalaan dengan demikian dapat terhindar dari lalat yang merupakan vektor dari jasad renik tersebut.
  3. Sanitasi yaitu dengan menjaga kebersihan kandang serta lingkungan yang bersih serta terbebas dari genangan air.
  4. Mengurangi jumlah hewan di dalam kandang. Akibat terlalu padat hewan didalam kandang dapat menyebabkan kontaminasi sesama.
  5. Pemberian makanan yang cukup mengandung vitamin A atau padang pengembalaan yang baik sehingga dapat terhindar timbulnya infeksi.

Pengobatan
Untuk melakukan pengobatan yang lebih efektif maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui agent penyebab. Penggunaan antibiotika pada kasus yang ringan memberikan hasil yang efektif, tetapi pada kasus yang akut penyembuhan agak lama, bila terjadi perlukaan maka dapat diolesi dengan salap mata (Made, 1997).
Pengobatan yang dilakukan adalah dengan pemberian antibiotik (teramysin) secara intra palpebra atau dapat juga diberikan salap mata yang dioleskan langsung. Beberapa jenis antibiotik yang sering digunakan dalam pengobatan pink eye seperti larutan zinc sulfat 2,5%, salap mata sulfathiazole 5%, bacitrasin salap (R282), atau kombinasi anti bakterial dengan anestesi lokal (R289) atau serbuk urea-sulfa, yang digunakan secara lokal. Bisa juga dengan tetracycline, oxytetracycline/polymyxin B, atau erythromycine salep, yang diberikan 3-4 kali sehari, atau dengan pemberian larutan perak nitrat 1,5% (8-10 tetes) yang diberikan dengan interval 2-3 kali per minggu (Blood dkk., 1983).
            Jika pengobatan secara topikal tidak efektif, bisa digunakan oxytetracycline suntik (10-20 mg/Kg berat badan secara intra musculus) atau mencampurkan oxytetracycline ke dalam makanan (80 mg/ekor/hari) (Anonymous, 1998).
            Cara yang paling ekonomis dalam pengobatan Pink eye yaitu dengan furazone powder atau penyuntikan LA 200 secara intra musculus maupun diteteskan pada mata, tetapi waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan sangat lama. Adapun Komposisi LA 200 terdiri atas : Gentamycin 100mg/ml : 10 ml, Dexamethasone, 2mg/ml : 10 ml, Aquadestilata  : 10 ml (Anonymous, 2005).








KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan antara lain :
1.      Penyakit Pink eye merupakan salah satu penyakit yang cepat menular kepada hewan yang lain.
2.      Hewan yang menderita penyakit Pink eye dapat bersifat karier.
3.      Pada kasus yang kronis  kalau tidak diobati dapat terjadi kebutaan.
4.      Pink eye dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak seperti penurunan berat badan, dan penurunan produksi.   
5.      Kesukaran dalam penanggulangan pink eye yang disebabkan oleh banyaknya faktor predisposisi dan agent penyebab.
6.      Tindakan pencegahan yaitu dengan cara menyingkirkan hewan karier serta menjaga kualitas makanan.


DAFTAR PUSTAKA


Anonimous. 2003. Conjunctivitis, Sepele Tapi Bisa Bikin Berabe http://www. berindo Aditama.co.nz/wa.asp=149.

Anonymous. 1998. The Merck Veterinary Manual. Eight Edition. Published by Merck and Co., Inc. USA.  


Anonymous. 2004.http://www.caprine.co.nz


Blood, D. C., O. M. Radostits. And J. A. Henderson. 1983. Veterinary Medicine. 6th. Ed. Lea and Febiger; Philadelphia.

Made Dewa. N.D. 1997. Penyidikan Penyakit Hewan. CV. Bali Media Perkasa. Denpasar.

Terima kasih telah membaca artikel tentang PINK EYE di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com