google-site-verification=I3gsFmhNnwraRTClYNy7Zy_HRGb_d1DkfDUi6e1xs34 VASECTOMY ~ Medik Veteriner Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

VASECTOMY


PENDAHULUAN



Anjing adalah hewan yang dekat hubungannya dengan manusia, manusia menyukai anjing karena anjing hewan yang mempunyai kecerdasan dan kepintaran dengan rata-rata tinggi. Anjing tidak hanya cerdas tetapi juga sangat setia. Anjing selalu setia pada tuannya apabila dirawat sejak kecil, jadi anjing merasakan kasih tuannya, dia sangat senang hidup bersama tuannya dan selalu  menuruti tuannya (Anonimus, 2004).       
Vasectomy adalah suatu tindakan pengikatan vas deferents yaitu mengeluarkan buluh dengan pembedahan istimewa pada vas deferents untuk menghambat pertemuan sperma dengan ovum pada hewan betina sehingga tidak terjadi fertilisasi (Newman, 2002).
            Sistem reproduksi jantan pada mamalia terdiri dari dua testes (testikel), serta organ tambahan meliputi duktus-duktus, kelenjar-kelenjar dan penis (Frandson, 1992).  Saluran reproduksi terdiri dari duktus deferens (vas deferens) yaitu saluran yang mengangkut sperma dari ekor epidydimis ke urethra. Dindingnya mengandung otot licin yang penting dalam mekanisasi pengangkutan semen waktu ejakulasi, konsistensinya seperti tali. Dekat ekor epididymis, vas deferens berliku-liku dan berjalan sejajar dengan badan epididymis (Frandson, 1992).
Duktus deferent (vas deferens) bertugas adalah untuk mendorong spermatozoa dan cairannya dengan cepat, dari epididimis menuju urethra ketika terjadi ejakulasi. Ketika berada dalam urethra, spermatozoa bercampur dengan sekresi dari kelenjar assesoris saluran reproduksi untuk membentuk semen, yang akan dikeluarkan atau disemprotkan ke dalam saluran reproduksi betina.
            Saluran reproduksi terdiri dari duktus deferents (vas deferents) yaitu tempat pematangan dan tempat penyimpanan sementara sperma. Selanjutnya vas deferents yaitu merupakan suatu saluran untuk mengangkut sperma ke vesika seminalis (kantung sperma). Arah vas deferensia ini ke atas, kemudian melingkar dan salah satu ujungnya berakhir pada kelenjar prostate, dan dibelakang kandung kemih saluran ini bersatu membentuk duktus ejakulatoris sama-sama berakhir di ujung penis (Anonimus, 1996).

           
           









TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Vasectomy
Vasektomi adalah istilah dalam ilmu bedah yang terbentuk dari dua kata yaitu vas dan ektomi. Vas atau vasa deferensia artinya adalah saluran benih yaitu saluran yang menyalurkan sel benih jantan (spermatozoa) keluar dari buah zakar (testis) yaitu tempat sel benih itu diproduksi menuju kantung mani (vesikulaseminalis) sebagai tempat penampungan sel benih jantan sebelum dipancarkan keluar pada saat ejakulasi.  Ektomi atau ektomia artinya pemotongan sebagian, jadi vasektomi artinya adalah pemotongan sebagian (0.5 cm – 1 cm) saluran benih sehingga terdapat jarak diantara ujung saluran benih bagian sisi testis dan saluran benih bagian sisi lainnya yang masih tersisa dan pada masing-masing kedua ujung saluran yang tersisa tersebut dilakukan pengikatan sehingga saluran menjadi buntu atau tersumbat. Pada prinsipnya vasektomi adalah memotong saluran sperma jantan. Tujuannya untuk mencegah terjadinya pertemuan cairan sperma dan sel telur, yaitu untuk mencegah kebuntingan (Jamilah, 2001).
Dalam metode yang lebih baru, vasektomi dapat dilakukan dengan cara tanpa pembedahan. Dengan metode ini, dokter hanya meraba saluran vas deferens di bawah kulit skrotum dan menahannya dengan sebuah penjepit kecil. Lalu sebuah alat khusus dipakai untuk membuat sebuah tusukan pada kulit skrotum dan memperlebarnya sehingga saluran vas deferens terlihat dan dapat dipotong serta diikat. Prosedur ini menghasilkan perdarahan yang sangat sedikit dan tidak diperlukan jahitan pada bekas luka tusukan yang dapat sembuh secara cepat dengan sendirinya (Anonimous, 2006).
Namun, metode vasektomi yang terbaru dikembangkan dengan cara benar-benar tidak menghasilkan pendarahan. Untuk menentukan lokasi vas deferens diraba di bawah kulit skrotum lalu dengan menggunakan sebuah penjepit plastik khusus, vas deferens ditahan agar tetap pada tempatnya di dalam lipatan kulit. Pada penjepit plastik itu tertanam sebuah transducer plastik melengkung yang menghasilkan gelombang suara ultra sebesar 5 watt. Bentuk transducer yang melengkung agar fokus gelombang suara ultra tersebut tertuju pada saluran vas deferens yang berada beberapa milimeter di bawah permukaan kulit. Tembakan denyut gelombang suara ultra yang selama 20 hingga 50 detik itu memanaskan vas deferens hingga 500C. Tembakan itu mematikan sel-sel di dalam dinding saluran yang kemudian membekukan dan menyumbat saluran (Anonimous, 2006).
Pada pemeliharaan hewan pejantan vasektomi menghambat kesuburan hewan jantan. Vasektomi ini kurang dianjurkan karena hewan akan aktif, agresif dan proses urinasi tetap berlangsung, produksi hormonal tetap berlangsung karena dihasilkan oleh sel-sel leydig’s tidak memberikan perubahan yang berarti akibat vasektomi (Fossum, 2002). 




MATERI DAN METODELOGI OPERASI

Persiapan Pasien
Pasien adalah seekor anjing lokal (Canis domesticus), bernama Zopy, umur ±4 bulan jenis kelamin jantan, berat badan 5 kg, berwarna belang putih hitam,  yang berasal dari Lambaro angan, Aceh Besar. Sebelum pelaksanaan operasi pasien telah diperiksa keadaan fisik dan darah rutin. Hewan  dipuasakan selama 8-12 jam dan dimandikan serta dilakukan pencukuran bulu pada daerah operasi.

Persiapan Tempat, Alat dan Bahan
Sebelum melakukan operasi, ruangan dan peralatan operasi harus dibersihkan dan disterilkan. Pelaksanaan operasi vasectomy ini direncanakan di Laboratorium klinik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Darussalam-Banda Aceh. Peralatan yang digunakan adalah meja operasi, pisau cukur, scalpel, arteri klem, gunting ujung tumpul, gunting ujung runcing, gunting ujung bengkok, spuit, alis forcep, dup clamp, needle, needle holder, pinset anatomis, pinset sirurgis, drapping dan stetoskop.
Bahan yang digunakan adalah alkohol 70%, Iodium Tincture 3%, Aguadest, NaCl Fisiologis, Penisillin oil, Vitamin B Kompleks, Ketamin, Xylazine, Atropin Sulfat, Benang Plain Catgut, Benang Chromic Catgut, Cutton dan tampon steril.

Persiapan Operator dan Co-Operator
            Sebelum melakukan operasi, baik operator maupun co-operator harus terlebih dahulu melepaskan semua assesoris yang dapat mengganggu jalannya operasi. Tangan dicuci dari telapak tangan hingga mencapai siku dengan menggunakan air bersih dan sabun, setelah itu dapat dicuci kembali dengan larutan seperti dettol atau alkohol 70%, kemudian siap memakai baju operasi.

 Premedikasi dan Anastesi
Premedikasi merupakan suatu tindakan pemberian obat sebelum pemberian anastesi yang dapat menginduksi jalannya anastesi. Premedikasi dilakukan beberapa saat sebelum anastesi dilakukan. Tujuan premedikasi adalah untuk mengurangi rasa takut, amnesia, induksi anastesi lancar dan mudah mengurangi keadaan gawat anastesi saat operasi seperti hipersalivasi, bradikardia dan muntah (Ibrahimn, 2000).
            Premidikasi yang digunakan adalah atropin sulfat dengan dosis 0,02-0,04 mg/kg BB secara subkutan. 10 menit kemudian dilanjutkan dengan pemberian ketamin dengan dosis 10-40 mg/kgBB, xilazin dengan dosis 2-3 mg/kgBB secara intramuskular. Setelah pemberian anestesi. Frekuensi nafas dan jantung diperiksa setiap 5 menit sekali sampai pembedahan selesai (Tilley dan smith, 2000).




Tehnik Operasi
Pasien yang telah dianastesi diletakkan diatas meja operasi dengan posisi dorsal recumbency. Daerah yang akan diincisi yaitu daerah scrotum bagian atas dekat dengan penis (antara scrotum dan penis), terlebih dahulu dicukur bulu daerah cranial scrotum dan didesinfeksi dengan alkohol 70% dan Iodium Tincture 3%.

   

Gambar 1. Posisi sayatan vasektomi pada anjing

Diincisi kulit tepat disebelah cranial skrotum sepanjang 2-4 cm menembus kulit dan jaringan subkutan menuju funikulus spermatikus. Kemudian incisi secara hati-hati tunika vaginalis, vas deferen tampak seperti pita putih berdiameter kurang lebih 3 mm. Siapkan dua buah mosquite forcep untuk menjepit vas deferens, penjepitan dilakukan dengan memberi jarak antara jepitan sepanjang lebih kurang  1 cm. Ligasi vas deferens dengan menggunakan benang cotton pada bagian belakang kedua jepitan. Vas deferens diantara dua jepitan dipotong.

     Gambar 2. Vas deferens diantara dua jepitan dipotong

Kemudian dijahit tunika vaginalis dengan benang cat gut cromik dengan pola sederhana menerus. Sedangkan kulit ditutup dengan jahitan sederhana tunggal menggunakan benang cotton.  Didesinfektan dengan Iodium Tincture 3% luka operasi tersebut. Disuntikkan Penicillin Oil kedalam luka operasi, ditaburkan Wonder Dust dan dioleskan SWAT. Diinjeksikan Vitamin B Compleks secara Intra muscular. (Anonimous, 2004).

Perawatan Pascaoperasi

            Pasien ditempatkan dalam kandang yang bersih dan kering, luka bekas operasi diperiksa dengan kontiyu dan dilakukan pengobatan pada bekas luka selama 4-6 hari dengan memberikan salep Swat dan Wonder Dust dan jahitan di buka setelah bekas operasi kering dan bekas luka dioleskan dengan yodium tinktur 3%.
PEMBAHASAN

Telah dilakukan pembedahan pada seekor anjing yang berumur ± 4 bulan, berat badan 5 kg, jenis kelamin jantan dengan nama Zoppy. Pembedahan yang yang dilakukan bertujuan untuk mencegah terjadinya fertilisasi. Vasektomi merupakan pengikatan vas deferens yang bertujuan untuk mencegah keluarnya sperma, sehingga hewan tersebut menjadi steril. Pengikatan vas deferens dapat dilakukan dengan dua cara yaitu; 1. Pengikatan permanen, 2. Pengikatan tidak permanen. Pengikatan permanen yaitu pengikatan pada vas deferens, dimana vas deferensnya tidak lagi di buka, sehingga hewan tersebut menjadi steril. Pengikatan yang tidak permanen dimana vas deferensnya diikat, kemudian pada saat yang diinginkan dapat dibuka kembali (Crouch,1985).
Sebelum  pembedahan dilakukan, anjing dimandikan dan  pemeriksaan klinis dilakukan terhadap keadaan darah rutin. Pemeriksaan darah rutin meliputi jumlah eritrosit, leukosit, Hb dan Ht.  Sebelum diberikan anestesi umum, hewan terlebih dahulu dipuasakan 8-12 jam dan diberikan obat premedikasi. Obat premedikasi yang diberikan adalah atropine sulfat dengan dosis 0,04 mg/kg berat badan. Obat premidikasi bertujuan untuk mencegah terjadinya muntah, mempercepat kerja obat anestesi, memperlama kerja obat anestesi dan mencegah efek yang tidak diinginkan.
Sesuatu yang menggerakkan spermatozoa dari epididimis (lokasi dibawah scrotum) naik menuju urethra (dalam rongga pelvis) ketika terjadi proses ejakulasi. Ini adalah tugas dari Vas Defferens, juga dikenal sebagai ductus deferens. Vas defferent adalah saluran muscular yang melekat pada ekor epididimis dengan bagian pelvis pada urethra. Lapisan tebal dari otot-otot halus dalam dindingnya memberikan kesan sangat solid dan texture seperti cord. Vas Defferens yang melalui cincin inguinal sebagai bagian dari corda spermatic.
Tugas dari vas deferens adalah untuk mendorong spermatozoa dan cairannya dengan cepat, dari epididimis menuju urethra ketika terjadi ejakulasi. Ketika berada dalam urethra, spermatozoa bercampur dengan sekresi dari kelenjar assesoris saluran reproduksi untuk membentuk semen, yang akan dikeluarkan/disemprotkan ke dalam saluran reproduksi betina.
Anestesi yang digunakan adalah kombinasi ketamin dengan dosis 10 mg/kg BB dan xylazin 2 mg/kg BB yang dikombinasikan dalam 1 spuit diberikan secara intravena. Kombinasi ketamin-xylazin merupakan kombinasi obat anestesi yang ideal karena menghasilkan efek yang sinergis yaitu efek analgesik yang kuat dan relaksasi otot yang bagus ( Harvey, 1980).








KESIMPULAN
Dari kasus vasektomi pada anjing lokal jantan ini dapat diambil kesimpulan bahwa kebanyakan kasus ini dilakukan harus ada permintaan dari pemilik untuk mengurangi jumlah perkembangan  populasi anjing dengan jalan mengikat atau memotong ductus vas deferens untuk menghalangi pertemuan spermatozoa dengan ovum.























DAFTAR PUSTAKA


Anonimous (2004). Penuntun Praktikum Ilmu Bedah Khusus Radiologi. Bagian Bedah dan Radiologi Fakultas Kedokteraan Hewan Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh

Anonimous (2006). Vasektomi Tanpa Melukai. Ananova, New Scientist, National Institute of Child Health & Human Development, Encyclopedia. Com, Howstuffworks.

Anonimus (1996). Apparatus Urogenetalis. Diktat Anatomi I Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.

Crouch, J.E. (1985). Functional Human Anatomy, edisi keempat, Philadelphia,           Lea & Febiger

Fossum, T. W (2002). Small Animal Surgery. Ed 2. Mosby.
Frandson, R.D.(1992) Anatomy dan Fisiologi Ternak, Edisi ke Empat, Gadjah
 Mada Univercity Press, Yogyakarta.

Harvey, S.C. (1980). Hipnoctics and sedatives in Goodman and Gilman’s. The farmacologi basic of Theurafeutik 6th ed. Publishing co.  New York.

Haskins, S.C., T.B. Ferver and J.D. Patz. (1985) Ketamin in Dog Am. J.Vet. Res. 46: 1855-1859.

Hudak, C.M.dan B.M. Gallo (1995) Keperawatan Kritis. Edisi ke Enam, VolumeII, Diterjemahkan oleh E.D. Adiyanti. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta.

Ibrahim R. (2000) Pengantar Ilmu Bedah Veteriner, Edisi Pertama. Syiah Kuala
 Univercity Press, Darussalam Banda Aceh

Jamilah, S. (2001). Kamus Peternakan dan Penyakit Hewan. PT. Mutiara Sumber Widya, Jakarta. Penabur Benih Kecerdasan. Jakarta.

CKV4XAYP4LAKKV
Newman, W. A. D (2002). Kamus Kedokteran. Edisi 29. Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Tilley, L.P and Smith F.W.K. (2000). The 5-Minute Veterinary Consult, Canine and Feline. Lipincoot Williams and Wilkins.



Terima kasih telah membaca artikel tentang VASECTOMY di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com