google-site-verification=I3gsFmhNnwraRTClYNy7Zy_HRGb_d1DkfDUi6e1xs34 Makalah Pengunaan Bagan Warna Daun (BWD) ~ Medik Veteriner Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Makalah Pengunaan Bagan Warna Daun (BWD)

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pertumbuhan tanaman yang baik dan hasil yang tinggi membutuhkan suplai nitrogen (N) yang cukup, bila suplai N tak cukup tanaman akan mengalami kekurangan N, yang ditunjukkan oleh pertumbuhan organ dan keseluruhan tanaman yang tidak normal. Gejala kekurangan N yang paling jelas dan biasa terlihat adalah berkurangnya warna hijau dari dedaunan (chlorosis), yang umumnya agak terdistribusi merata pada keseluruhan daun. Daun menjadi lebih pucat, menguning, dan pada kondisi kekurangan N yang gawat menjadi mati. Pada tanaman serealia, kekurangan N ditandai oleh berkurangnya anakan; jumlah malai per satuan luas dan juga jumlah gabah per malai berkurang. Karena itu, pertumbuhan dan hasil tanaman, khususnya padi, berhubungan erat dengan warna hijau dari daun.
Nitrogen (N) merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yang pada umumnya sangat dipewrlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagiaan tanaman seperti daun,batang  dan akar.Nitrogen merupakanfaktor kunci dan masukan produksi yang termahal pada usaha padi sawah.
Untuk mengetahui kebutuhan hara N pada tanaman padi, warna daun merupakan indicator yang paling mudah.Pemberian N dengan jumlah dan waktu yang tepat dapat  memberikan peningkatan efesiensiyang nyata bagi tanaman, sehingga mendapatkan hasil panen sesuai dengan yang diharapkan. Penggunaan Bagan Warna Daun (BWD) dengan cara menyamakan warna daun padi dengan skala yang tersusun dari seri warna hijau,mulai dari hijau kekuningan sampai hijau tua disertai dengan para meter untuk banyaknya N yang diberikan untuk tanaman padi. Pembacaan warna dari setiap orang relatif berbeda maka dianjurkan untuk penggunaan alat BWD dilakukan oleh orang yang sama.

  Permasalah 
Adapun Masalah yang dihadapi dilapangan makalah penggunaan Bagan Warna Daun ( BWD ) pada tanaman padi sawah antara lain adalah sebagai berikut :
Pemberian pupuk N yang berlebihan menyebabkan tanaman rentan terhadap hama Penyakit
Pemakaian pupuk N yang kurang dari kebutuhan tanaman akan memberikan hasil panen padi yang rendah ( tidak Optimal ).

  Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah Penggunaan Bagan Warna Daun pada tanaman padi sawah antara lain adalah sebagai berikut :
Membantu petani mengetahui kadar N yang dibutuhkan oleh tanaman padi.
Meningkatkan efesiensi pemupukan Khususnya pupuk N.
Menghematkan biaya pemakaian pupuk N sebanyak 15 – 20 % dari takaran yang umum digunakan.

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Bagan Warna Daun
BWD adalah Bagan Warna Daun yang sudah banyak digunakan untuk mengetahui kecukupan N pada tanaman padi, berbentuk persegi panjang 6 x 13 cm dengan 4 kotak skala warna mulai dari hijau muda kekuningan (skala 2) hingga hijau tua (Skala 5) .seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
Dengan menggunakan BWD, dapat diketahui apakah tanaman perlu segera diberi pupuk N atau tidak, dan untuk menentukan berapa takaran N yang tepat. Pemberian pupuk N berdasarkan pengukuran warna daun dengan menggunakan BWD dapat menghemat biaya penggunaan pupuk sebanyak 15 – 20 % dari takaran yang umum digunakan petani tanpa menurunkan hasil.
Unsur hara N yang ada dalam hampir semua tanah tidak mencukupi bagi kebutuhan tanaman, karena itu tambahan N harus diberikan untuk mempertahankan atau meningkatkan hasil. Dari semua unsur hara yang diberikan ke tanah, sejauh ini pemupukan N paling berpengaruh dalam peningkatan produksi tanaman. Tak dapat diragukan lagi, pemupukan N adalah suatu faktor penting dalam produksi tanaman. Gejala kekurangan N yang paling mudah terlihat adalah menguningnya dedaunan                     (chlorosis) karena hilangnya chlorofil, pigmen hijau yang berperan dalam proses fotosintesis, yang terdistribusi agak merata pada keseluruhan daun. Kekurangan N dicirikan oleh kecepatan pertumbuhan yang rendah dan tanaman kerdil. Efisiensi penggunaan pupuk N oleh tanaman serealia rendah, walaupun tersedia varietas-varietas unggul dan hibrida tanaman ini yang berpotensi hasil tinggi. Rendahnya efisiensi pupuk N pada tanaman ini disebabkan oleh banyaknya N yang hilang  penanganan pupuk dan tanaman yang kurang baik . Berbagai bentuk pupuk N pada tanaman padi. Hanya 19 – 47 % dari N yang diberikan dapat diserap oleh tanaman padi. Mukherjee (1986) juga sudah melaporkan bahwa, pada kondisi paling optimum, penyerapan pupuk N yang diberikan ke tanaman hanyalah sekitar 40 – 50 %.
Manfaat Penggunaan BWD pada padi sawah BWD membantu mengetahui apakah tanaman perlu segera diberikan pupuk N atau tidak dan berapa takaran N yang harus diberikan, penggunaan BWD dapat menghematkan biaya pemakaian pupuk N sebanyak 15 – 20 %  dari takaran yang umum digunakan  petani tanpa menurunkan hasil panen, pemakaian pupuk N yang kurang dari kebutuhan tanaman akan memberikan hasil panen padi yang rendah (tidak optimal) sebaliknya pemberian pupuk N yang berlebihan menyebabkan tanaman rentan terhadap hama penyakit dan mudah rebah sehingga dengan penggunaan BWD dapat meningkatkan efesiensi pemupukan,sebelum penggunaan BWD berikan pupuk dasar 50 – 75 kg urea/Ha, sebelum tanaman berumur 14 HST.
 
Penggunaan BWD pada tanaman padi sawah 
Penggunaan BWD pada tanaman padi sawah dapat digunakan dua cara yaitu:
Berdasarkan Kebutuhan Riil Tanaman
Berikan pemupukan N awal sebesar 50 – 75 kg Urea/ha sebelum 14 HST, tak perlu menggunakan BWD saat ini. Pembacaan BWD mulai umur  sekitar 25 - 28 HST bagi padi pindah tanam. Lanjutkan pengambilan/pembacaan pada interval waktu 7 – 10 hari sampai 50 HST, atau sampai 10 % pembungaan pada hibrida dan padi tipe baru (PTB).

Nilai warna kritis untuk pemupukan N adalah 4, bila pembacaan BWD lebih kecil dari 4 berikan pupuk N pada tanaman padi. Jumlah N yang diberikan bagi varietas padi indica yang semi pendek (tergantung pada besarnya hasil yang diharapkan. Pada hasil harapan sebesar 5 ton/ha berikan 50 kg Urea/ha, dan bila menginginkan hasil panen lebih tinggi maka pupuk N yang diberikan juga harus lebih tinggi; berikan lagi tambahan 25 kg Urea/ha untuk setiap ton hasil harapan yang lebih tinggi dari 5 ton/ha .Dapat dilihat pada table 1 berikut ini.
b. Penggunaan BWD berdasarkan waktu yang telah ditentukan
Pada padi sawah, direkomendasikan pemberian pupuk N tiga kali untuk efisiensi yang lebih tinggi. Yang pertama adalah pada waktu tanam atau sebelum 14 HST, yang kedua pada stadia anakan aktif (21 – 28 HST), dan yang ketiga pada stadia primordia bunga (50 HST). Pada hibrida dan padi tipe baru (PTB) diberikan yang keempat sekitar 10 % berbunga. Dengan cara ini pebacaan BWD hanya 2 – 3 kali selama pertumbuhan tanaman. Berikan pemupukan N awal sebesar 50 – 75 kg Urea/ha sebelum 14 HST, kali ini tak perlu digunakan BWD. Pada waktu pemupukan kedua dan ketiga (dan keempat pada hibrida dan PTB) bandingkan warna daun dengan BWD; Bila nilai BWD rata-rata 3,0 atau kurang, berikan 75 kg Urea/ha pada hasil harapan sebesar 5 ton/ha. Tambahkan lagi 25 kg Urea/ha untuk setiap 1 ton/ha lebih tingginya hasil harapan. Bila rata-rata nilai BWD antara 3,5 dan 4,0; berikan 50 kg Urea/ha pada hasil harapan sebesar 5 ton/ha. Tambahkan lagi 25 kg Urea/ha untuk setiap ton/ha lebih tingginya hasil harapan. Bila rata-rata nilai BWD antara 4,0 dan 4,5; tak perlu memberikan pupuk N bila hasil harapan hanya 5 – 6 ton/ha. Tambahkan 50 kg Urea/ha bila hasil harapan lebih dari 6 ton/ha. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
2.3.  Cara Pengukuran BWD pada tanaman padi
Pilih daun termuda yang telah kembang sempurna dan sehat dari suatu   tanaman untuk pengukuran warna daun. Warna daun ini sangat berhubungan dengan status N tanaman padi. Dari tiap lahan, pilih 10 daun dari 10 tanaman yang dipilih secara random (lebih banyak lebih baik) dan mewakili daerah penanaman.
Pastikan memilih tanaman dalam suatu area dimana populasi tanaman seragam. Letakkan bagian tengah daun diatas BWD,bandingkan kemudian ambil rata – rata dari hasil pengukuran 10 rumpun tersebut Seperti terlihat pada gambar berikut ini :
Ukur warna dari tiap daun yang terpilih dengan memegang BWD dan menempatkan bagian tengah daun di atas standar warna untuk dibandingkan . Selama pengukuran, tutupi daun yang sedang diukur dengan badan karena pembacaan warna daun dipengaruhi oleh sudut matahari dan intensitas cahaya matahari. Jangan memotong ataupun merusak daun, dan bila mungkin sebaiknya pengukuran dilakukan oleh orang yang sama pada  waktu yang sama di hari-hari pengamatan. Bila warna daun nampaknya berada diantara dua standar warna,ambil rata-rata dari keduanya sebagai pembacaan warna daun.
Contoh; bila warna suatu daun padi terletak antara No. 3 dan No. 4, maka bacaan warna daun adalah 3,5.
Hitung rata-rata dari 10 pembacaan BWD. Bila nilai rata-rata pembacaan warna daun lebih rendah dari batas kritis yang sudah ditetapkan, atau bila lebih dari 5 daun yang mempunyai pembacaan warna daun rendah dari batas kritis yang sudah ditetapkan, segera berikan pupuk N untuk mengkoreksi kekurangan  N pada pertanaman.

IV. PENUTUP

 Kesimpulan 
Bagan Warna Daun (BWD) merupakan alat yang sudah banyak digunakan untuk mengetahui kecukupan N pada tanaman padi. Pemaikaian pupuk N yang kurang dari kebutuhan tanaman akan memberikan hasil panen padi yang rendah (tidak optimal), sebaliknya pemberian pupuk N berlebihan menyebabkan tanaman rentan terhadap infeksi penyakit dan mudah rebah,
BWD dapat membantu mengetahui apakah tanaman perlu segera diberi pupuk N atau tidak dan berapa takaran N yang perlu diberikan. Penggunaan BWD dapat menghemat biaya pemakaian pupuk N sebanyak 15 – 20 % dari takaran yang umum digunakan petani tanpa menurunkan hasil. 

 Saran
Melakukan demplot Penggunaan Bagan Warna Daun (BWD) pada lahan petani yang ada di Kelompok Tani atau Gapoktan pada wilayah kerja penyuluh pertanian.



DAFTAR PUSTAKA

BB Padi. 2006. Bagan warna daun, menghemat penggunaan pupuk N. Bekerja sama dengan Puslitbangtan, BB PPSLP, BB PPTP  dan IRRI.

Cremnet. 2000. Technology Brief No. 2 (Revised). IRRI, Makati City, Philippines Devlin, R.M. and F.H. Witham. 1983. Plan Physiology, fourth edition. Willard Grant Press, Boston.

https://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/info-berita/tahukah-anda/manfaat-penggunaan-bwd

https://kabartani.com/apa-itu-bwd-apa-fungsi-bwd-bagaimana-cara-menggunakan-bwd.html.


Terima kasih telah membaca artikel tentang Makalah Pengunaan Bagan Warna Daun (BWD) di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com