Membudidayakan segala jenis tanaman dalam pot atau polybag menjadi tren dan semarak di kalangan masyarakat beberapa waktu belakangan. Hal tersebut muncul karena minat dan kesadaran untuk bertanam, serta hasrat untuk memetik hasil dari pekarangan sendiri yang besar. Namun terhalang dengan keterbatasan lahan pekarangan yang dimiliki.
Teknologi Tabulampot dan teman-teman merupakan inovasi yang dikembangkan dan didukung oleh program pemerintah, agar semua kalangan keluarga dapat berbudidaya tanaman di lahan pekarangan. Baik dipekarangan luas, sedang atau sempit.
Karena itu tidak ada lagi halangan bagi keluarga-keluarga untuk membudidayakan tanaman dilahan pekarangan masing-masing. Karena pada saat ini sudah tersedia tekonologi budidaya intensifikasi pekarangan untuk semua tipe pekarangan. Baik pada tipe pekarangan sempit, pekarangan sedang, maupun pekarangan luas.Hal itu disampaikan Ketua Perhiptani (Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia) para Penyuluh Pertanian di BPP dalam perannya sebagai pendamping ibu-ibu PKK dilapangan, khususnya dalam hal teknologi budidaya intensifikasi pekarangan bahan baku pembuatan. Kalau dahulu pot hanya terbuat dari tanah liat, maka sekarang muncul pot dari poselin, plastik tebal, plastic tipis (polybag), pipa paralon, pipa talang, planter bag, kayu, bambu, batang pisang dan juga barang-barang bekas dapat dimanfaatkan sebagi pot atau polybag tanaman. Ukuranpun bervariasi, dari kecil untuk bibit tanaman sampai pot atau polybag dan planter bag besar untuk tanaman pohon buah.
Sedang metode atau cara bertanam juga berkembang. Kalau biasanya pot hanya diletakkan saja, sekarang ada system pot gantung, tanaman vertical, vertikultur atau kombinasi, Aneka ragam cara bertanam dalam pot, disertai pengaturan yang harmonis, mejadikan halaman pekarangan makin terlihat Asri Teratur Indah dan Nyaman dihuni (HATINYA). Dan yang lebih penting, halaman pekarangan dapat menghasilkan bahan pangan yang lengkap, mudah dan murah.
Pemilihan bahan dan cara bertanam disesuaikan dengan situasi dan kondisi sumberdaya setempat. Baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya produksi.
Lebih lanjut Warsana mengatakan bahwa dilihat dari luas lahan yang tersedia, pekarangan dapat dibedakan menjadi 4 model pekarangan yaitu: Pekarangan Sempit : luas kurang dari 120 m2 , Pekarangan Sedang : luas antara 120 m2 sampai 400 m2 , Pekarangan Luas : luas antara 400 m2 sampai 1000 m2 dan Pekarangan Sangat Luas yaitu lebih dari 1000 m2. Masing-masing tipe pekarangan mempunyai rekomendasi model, jenis komoditas dan penerapan teknologi yang berbeda model pengelolaan pekarangan di komplek perumahan dengan tipe masing-masing.