google-site-verification=I3gsFmhNnwraRTClYNy7Zy_HRGb_d1DkfDUi6e1xs34 Ovariektomi ~ Medik Veteriner Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Ovariektomi


PENDAHULUAN

Anjing merupakan hewan kesayangan yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia, banyak diantara anjing-anjing kesayangan tersebut mengalami gangguan penyakit diantaranya oovaritis, endometritis, metritis dan lain-lain (Tilley and smith, 1997). Salah satu cara untuk mengendalikan penyakit reproduksi adalah dengan membuang organ reproduksi indung telur (ovarium) melalui proses operasi yang dikenal istilah ovariektomi (Anonimous, 2008).
Organ generatif hewan betina terdiri dari dua ovaria dan bagian tubuler saluran reproduksi yang meliputi tuba fallopi, uterus, cervix, vagina dan vulva (Toelehere, 1985). Ovarium merupakan organ reproduksi primer yang berfungsi menghasilkan hormon estrogen, progesteron dan relaxin (Toelehere, 1987). Ovarium terletak dibagian dorsal abdomen sampai ke ginjal diantara vetebrae lumbalis ketiga dan keempat, Suplai darah ke ovarium adalah dari arteri ovarial dan  suatu cabang dari arteri utero-ovarial (Sisson dan Grossman, 1953).
Pada anjing yang belum mengalami estrus, ovarium akan terlihat sangat kecil dengan ukuran panjang sekitar 1,5 cm, lebar 0,7 cm, tebal 0,5 cm dan berat 0,3 gram. Estrus pada anjing terjadi pada umur 4-6 bulan (Archibald, 1974).
Operasi ini biasanya dilakukan untuk mencegah siklus estrus, mencegah kebuntingan, mengangkat penyakit seperti misalnya kanker, dan juga mengurangi resiko untuk mendapatkan penyakit-penyakit yang biasanya menyerang alat reproduksi anjing betina (Anonimus, 2008)

TINJAUAN PUSTAKA

Organ genetalia betina terdiri dari dua buah ovarium, dua buah tuba fallopii, uterus, vagina dan vulva. Ovum yang dilepaskan dari ovarium dan diterima oleh infundibulum lalu dibawa masuk ke toba fallopii, dimana pada saluran tuba fallopii (ampula) terjadi proses fertilisasi dalam perjalanan ovum itu dari ovarium menuju ke uterus. Di dalam uterus ovum yang telah dibuahi itu berkembang menjadi embrio, kemudian berkembang menjadi foetus yang akhirnya keluar dari uterus menuju saluran kelahiran (vagina dan vulva) sebagai neonatal (Frandson, 1993).
            Ovarium merupakan suatu organ primer reproduksi betina. Ia dapat bersifat endokrin atau sitogenik karena mempunyai kemampuan menghasilkan hormon yang akan diserap langsung ke dalam peredaran darah, dan juga penghasil ovum (sel telur) yang dapat dilepaskan dari ovarium (Partodihardjo, 1987).
Ovarium merupakan sepasang kelenjar yang terdiri dari ovarium dexter dan sinister, yang terletak dibagian belakang ginjal. Organ ini ditunjang dan dipertaukan oleh bagian ligamentum lata yang disebut mesovarium di sebelah dorsal dan lateral dan oleh ligamen utero-ovarial disebelah medial (Frandson, 1993).        
Suplai darah ke ovarium berasal dari ateri ovarial dan dari salah satu cabang arteri utero-ovarial. Suplai syaraf berasal dari syaraf-syaraf otonom pada plexus ovarial yang timbul dari plexus renalis dan aortik. Ovarium bertambah besar ukurannya sewaktu hewan menginjak umur tua (Foley dkk., 1964).
Apabila dilakukan palpasi, ovarium akan terasa padat, karena banyaknya jaringan pengikat yang membentuk stoma kelenjar. Adanya permukaan yang tidak licin merupakan folikel yang menyerupai sistem yang sudah pecah atau adanya korpora luteal yang terbentuk setelah ovulasi ovum (Toelihere, 1985).

Indikasi Ovariektomi
            Ovariektomi adalah proses sterilisasi yang dilakukan terutama sekali pada induk anjing yang berada dalam keadaan sehat dan anjing muda. Hal ini dimaksudkan untuk terapi patologis penyakit pada ovarium seperti adanya infeksi, ovaritis (peradangan pada ovarium), tumor ovarium, cyste ovaria, anomaly congenital dan ketidak seimbangan endokrin (Anonimous, 2001). Ovariektomi dapat dilakukan pada semua umur, tetapi yang paling baik dilakukan pada umur 4-6 bulan atau sebelum pubertas, karena hewan relative lebih aman untuk anetesi. Pada waktu hewan sedang estrus, bunting atau pada hewan betina yang gemuk dan tua sangat membahayakan keselamatan hewan tersebut (Yusuf, 1995). 








MATERI DAN METODELOGI

a.    Persiapan Pasien
Pasien yang digunakan adalah anjing betina local (Canis domesticus) umur 4 bulan  yang bernama Switu dengan berat badan 4 kilogram. Sebelum operasi dilakukan, ruangan dan tempat operasi dibersihkan. Alat-alat yang digunakan disterilkan dan dipersiapkan obat-obatan yang digunakan. Sebelum dilakukan operasi terlebih dahulu pasien diperiksa kondisi fisik secara umum, kemudian hewan dipuasakan selama 12 jam, hewan kemudian dimandikan dan dilakukan pencukuran bulu di daerah yang akan dilakukan operasi.
b.    Persiapan Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan pada operasi ovariektomi antara lain meja operasi, lampu operasi, sarung tangan, stetoskop, spuit 3 ml, scalpel, needle, needle holder, tampon, gunting, pinset anatomis dan serugis, arteri klem anatomis. Bahan-bahan yang digunakan antara lain benang cat gut dan nilon, alcohol 70 %, iodium tincture. Sedangkan obat premidikasi yang digunakan adalah Atropine sulfat, obat anestesi umum ketamin dan xylazin, antibiotika Vet-Oxy dan Dexametason, Salap swat, Wonder dus powder, serta vitamin B kompleks.

Persiapan Operator dan Co-operator
            Sebelum melakukan operasi, operator dan co-operator mencuci tangan dari ujung jari sampai ke siku dengan air sabun dan dibilas dengan air bersih. Tangan dikeringkan dengan handuk bersih kemudian di desenfeksi dengan alkohol 70 % kemudian operator dan co-operator menggunakan sarung tangan dan pakaian khusus. Keadaan aseptis tersebut dipertahankan hingga operasi selesai.

Premedikasi dan Anestesi
            Premedikasi merupakaan suatu tindakan pemberian obat sebelum pemberian anastesi yang dapat menginduksi jalannya anastesi. Premedikasi digunakan untuk mengurangi kecemasan, mengurangi ganas anastesi, memperlancar induksi, mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradikardia dan muntah selama anastesi (Ibrahim, 2000).     
Premedikasi yang digunakan adalah Atropin sulfat dengan dosis 0,04 mg/Kg BB secara  SC. Anestesi umum yang digunakan adalah kombinasi ketamin dosis  25 mg/Kg BB dengan xylazin dosis 2 mg/Kg BB secara IM. Sebelum dan sesudah anestesi frekwensi pernafasan dan denyut jantung di catat setiap 5 menit sampai pembedahan selesai ( Tilley dan Smith, 1997).

Tehnik Operasi
            Setelah pasien teranastesi, diletakkan diatas meja operasi dengan posisi lateral recumbency. Daerah yang akan di insisi di desinfeksi dengan alkohol 70 % dan iodium tincture 3 %. Kemudian dilakukan pemasangan drapping steril. Kulit diinsisi 3 cm disebelah caudal dari costae terakhir, kira-kira pada jarak dua jari disebelah dorsal prossesus transversus lumbalis III dan IV dengan menggunakan scalpel. Penyayatan pada kulit, kemudian bagian kanan dan kiri dijepit dengan allis forceps. Dengan ujung gunting atau scalpel dibuat irisan kecil pada kulit. Irisan diperpanjang dengan menggunakan gunting lurus (sebagai pemandu, jari telunjuk dan tengah tangan kiri diletakkan di bawah kulit agar organ dalam tidak tergunting). Kemudian dinding flank terbuka dan dibawah lemak langsung terlihat ovarium. Ovarium diangkat, dikeluarkan dari rongga abdomen. Dipasang mosquito forceps yang pertama dan yang kedua. Kemudian dilakukan ligasi pada arteri ovarica dan arteri uterina diantara kedua mosquito forceps menggunakan benang cat gut. Dilakukan pemotongan penggantung ovarium sekalian dengan arteri ovarica dan arteri uterina diantara kedua mosquito forceps. Diulangi cara kerja diatas untuk pemotongan ovarium yang satu lagi, lalu dimasukkan larutan penstrep 1 % kedalam rongga abdomen.
            Penutupan daerah sayatan dimulai dari peritoneum dengan menggunakan benang nilon dan memakai pola simple interrupted. Kemudian pada penjahitan musculus dan fascia dengan benang cat gut pola simple continous, lalu kulit dijahit dengan benang nilon pola simple interrupted (Harvey dkk., 1990). Setelah dijahit daerah bekas incise diolesi dengan iodium tincture 3 %, Pada bekas jahitan diolesi swat dan wonder dusk. Lalu injeksikan Dexametason dan Vet-Oxy secara intramuskulus.

Perawatan Pasca Operasi
Pasien ditempatkan dalam kandang yang bersih dan kering, dilakukan pengontrolan pagi dan sore. Luka operasi diperiksa secara kontinyu selama 3 hari diiringi dengan menyuntikkan antibiotik pagi dan sore. Jahitan dapat dibuka setelah luka kering dan benar-benar telah tertutup, bekas jahitan di olesi iodium tincture. Hewan tersebut harus dikontrol baik perawatan kesehatan maupun makanannya sampai benar-benar sembuh.
Terima kasih telah membaca artikel tentang Ovariektomi di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com