google-site-verification=I3gsFmhNnwraRTClYNy7Zy_HRGb_d1DkfDUi6e1xs34 CYSTOTOMI ~ Medik Veteriner Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

CYSTOTOMI


TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Vesika Urinaria
Ditinjau dari jenis kelamin, hewan jantan memiliki kecenderungan untuk menjalani operasi cystotomi. Anatomi saluran kelamin pada hewan jantan yang berbentu huruf `S` yang disebut plexure sigmoidea merupakan faktor pendukung pembentukan sistik kalkuli. Disamping itu pemberian makanan yang mengandung protein tinggi dapat juga mendorong pembentukan sistik kalkuli (Anonimous, 2005).






Gambar 1: Vesika urinaria pada foto rontgen (Hikman dan Walker, 1980).
Vesika urinaria adalah suatu kantong yang bersifat muculo membraneuos. Secara anatomis vesika urinaria terletak pada bagian ventral dari cavum abdominalis, berada di sisi kanan rongga pelvis, mempunyai dinding otot yang kuat. Besarnya tergantung dari besar hewan dan banyaknya urin yang terkandung didalamnya. Vesika urinaria menerima urin dari ginjal melewati ureter dan kemudian disimpan sampai waktunya dikeluarkan melalui utetra.. vesika urinaria dibagi tiga bagian yaitu Cervix vesikae (leher), Corpus vesikae (badan) dan Vertex vesikae (puncak). Vesika urinaria yang kosong berbentuk piramid, sedangkan jika berisi urin berbentuk  bulat (Nasution dkk., 2003).
Vesika urinaria terdiri dari permukaan ventral dan dorsal. Permukan ventral (fascia ventralis) berbatasan dengan rongga pelvis dan abdomen, sedangkan permukaan dorsal (fascia dorsalis) berbatasan dengan rektum, alat kelamin, ujung duktus deferen, vesika urinaria dan glandula prosta (Sisson dkk., 1961).

Cystotomi
Cystotomi merupakan tindakan operasi pada vesika urinaria yang bertujuan untuk mengeluarkan sistik kalkuli, mengangkat tumor, ruptur vesika urinaria dan penyebab - penyebab lain yang menyebabkan gangguan pada vesika urinaria yang tidak dapat diatasi dengan metode pengobatan. Pada hewan  kesayangan cystotomi sering disebabkan oleh diet, abnormalitas pada hati, infeksi dan ruptur pada vesika urinaria akibat trauma yang lebih sering pada hewan berburu (Anonimous, 2005).
Gambar 2 : Pengangkatan sistik kalkuli didalam Vesika urinaria

Premedikasi dan Anestesi
Penggunaan obat untuk anestesi tidak digunakan tunggal selalu dikombinasi, bersamaan dengan obat preanestesi atau dengan pelemas otot tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan, membantu proses anestesi dan menurunkan dosis obat anestesi. Golongan obat Preanestetik dapat menyebabkan penderita tenang, menghilangkan rasa sakit, melindungi terhadap efek yang tidak diingin pada proses pembedahan selanjutnya (Ganiswarna, 1995).
Premedikasi merupakan suatu tindakan pemberian obat sebelum pemberian anestesi yang dapat menginduksi jalannya anestesi. Premedikasi dilakukan beberapa saat sebelum anestesi di lakukan. Tujuan premedikasi adalah untuk mengurangi kecemasan, memperlancar induksi, mengurangi keadaan gawat anestesi, mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradikardia dan muntah selama anestesi (Ibrahim, 2000).
Anestesi yaitu hilangnya rasa sakit. Dalam perkembangan kemudian, hilangnya rasa sakit saja disebut anestesi lokal sedangkan anestesi umum adalah hilangnya rasa sakit disertai hilangnya kesadaran. Pemilihan obat anestesi umum harus didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu jenis operasi, lamanya operasi, temperamen hewan, fisiologis hewan dan spesies hewan (Ibrahim, 2000). Pada pelaksanaan pembedahan obat anestesi umum  yang lebih  sering  dipakai  dalam  bentuk  kombinasi  dari  pada tunggal, karena pemberian  secara  tunggal  relatif   tidak diperoleh hasil yang memuaskan (Ko dkk., 2007).
Beberapa tahap anestesi yaitu : mengalami analgesia, amnesia, dan tidak sadar, sedangkan otot mengalami relaksasi dan penekanan refleks yang tak dikehendaki. Fase anestesi terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu, induksi, pemeliharaan dan sadar kembali dari anestesi. Induksi yaitu suatu periode waktu dari mulai pemberiaan anestetik sampai pada anestesi pembedahan yang efektif pada penderita. Atau kecepatan konsentrasi efektif obat anestetik yang mencapai otak. Pemeliharaan adalah suatu fase anestesi yang bertahan. Sadar kembali yaitu pembalikan induksi dan tergantung dari seberapa cepanya obat anestetik hilang dari otak atau waktu dari putusnya pemberian obat anestetik sampai kesadaran kembali (Bishop, 1996).
Kedalaman anestesi ditandai dengan meningkatnya penekanan SSP yang disebabkan oleh penumpukan obat anestetik di otak. Dibagi dalam 4 stadium diantaranya, stadium I (fase analgesia) : Hilangnya sensasi nyeri akibat gangguan transmisi sensorik pada traktus spinotalamikus. Penderita sadar dan dapat diajak bicara. Pada saat mendekati stadium II (gelisah) : Penderita mengalami delirium dan tingkah laku kekerasa, tekanan darah dan pernapasan meningkat, untuk menghindari stadium ini dapat diberikan barbiturat kerja singkat, seperti natrium pentotal yang diberikan secara IV sebelum diberikan anestetik inhalasi (Bronw dkk, 1991).
Stadium kedalaman anestesi dimulai dari stadium III (anestesi pembedahan) : Relaksasi otot rangka, refleks mata menurun, pergerakan bola mata terhenti, pembedahan dapat dilakukan pada stadium ini. Stadium IV (paralisis medular) : Depresi kuat pusat pusat pernapasan dan vasomotor, kematian dapat cepat terjadi. Ketamin anestesi non barbiturat kerja secara singkat, dimana penderita tampaknya bangun tapi tidak sadar dan tidak merasakan sakit. Ketamin digunakan untuk anak-anak dan dewasa muda untuk tindakan singkat, efek ketamin dapat meningkatkan aliran darah otak dan halusinasi pasca bedah (mimpi buruk). Kombinasi dengan barbiturat dengan tujuan untuk menghilangkan stadium mimpi buruk (Brown dkk, 1991).
Kombinasi ketamin-xylazin ini merupakan kombinasi obat anestesi yang dapat meningkatkan kerja masing;-masing obat dimana xylazin memberikan efek relaksasik otot yang baik, frekuensi denyut jantung menurun, sedangkan ketamin memberikan efek konvulsi dan frekuesi denyut jantung meningkat, sehingga kombinasi kedua obat ini bersifat sinergis (Tilley and Smith, 2000).
Ibrahim (2000) menyatakan untuk operasi-operasi daerah tertentu seperti perut, maka selain hilangnya rasa sakit juga dibutuhkan relaksasi otot yang optimal, agar operasi berlangsung lancar. Obat anestesi umum yang ideal adalah murah, mudah didapat, tidak mudah terbakar, stabil pada suhu kamar, cepat dieliminasi dan tanpa efek yang tidak diinginkan (Ganiswarna, 1995).
Terima kasih telah membaca artikel tentang CYSTOTOMI di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com