google-site-verification=I3gsFmhNnwraRTClYNy7Zy_HRGb_d1DkfDUi6e1xs34 SISTEM REPRODUKSI MAKHLUK HIDUP ~ Medik Veteriner Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

SISTEM REPRODUKSI MAKHLUK HIDUP

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru
dengan sifat yang sama atau perpaduan dari kedua induknya. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk mengahasilkan
keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi (yaitu peleburan antara sel spermatozoid
dengan sel ovum). Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia  dilakukan dengan cara
generative atau sexual. 
Pada tumbuhan dan hewan dapat dilakukan dengan cara vegetative dan generative. Untuk
tumbuhan tingkat rendah didominasi dengan cara vegetative sedangkan untuk tumbuhan tingkat
tinggi sudah merupakan campuran antara vegetative dan generative. Begitu juga dengan hewan,
untuk hewan  tingkat rendah biasanya dilakukan dengan cara vegetative dan generative
sederhana/parasexual (merupakan reproduksi yang belum dapat dibedakan antara gamet jantan
dan gamet betina). Sebaliknya dengan hewan tingkat tinggi, reproduksi yang dilakukan banyak
didominasi dengan cara generative.
Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia, tumbuhan dan hewan, maka harus
mengetahui terlebih dahulu organ-organ reproduksi yang terlibat serta proses yang berlangsung di
dalamnya.
REPRODUKSI MANUSIA
a. PRIA
Dibedakan menjadi organ reproduksi luar dan organ reproduksi  dalam.
Organ reproduksi  luar terdiri dari :
1. Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin pria dan wanita
dan organ yang berfungsi untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi
wanita. Penis diselimuti oleh  selaput tipis yang nantinya  akan dioperasi pada saat
dikhitan/sunat. 2
2. Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis serta
mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa.

Organ reproduksi dalam terdiri dari :
1. Testis merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan akan menghasilkan
sel-sel sperma serta hormone testosterone. Dalam testis banyak terdapat saluran halus
yang disebut tubulus seminiferus yang merupakan tempat terjadinya proses
Spermatogenesis.
2. Vas eferens  merupakan saluran pendek yang berhubungan langsung dengan testis.
Berfungsi untuk mengeluarkan sperma sari testis menuju ductus epididimis.
3. Ductus Epididimis merupakan saluran panjang berkelok yang keluar dari testis dan
kelanjutan dari vas eferens. Berfungsi untuk menyimpan sperma sementara dan
mematangkan sperma.
4. Vas deferens  merupakan saluran panjang dan lurus yang mengarah ke atas dan
berujung di kelenjar prostat. Berfungsi  untuk mengangkut sperma menuju vesikula
seminalis.
5. Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dana menghubungkan vesikula
seminalis dengan urethra. Berfungsi untuk menyalurkan cairan semen keluar dari
vesikula seminalis. 
6. Urethra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di
dalam penis. Berfungsi untuk mengeluarkan cairan semen ke dalam saluran reproduksi
wanita pada saat ejakulasi.
Kelenjar pada organ reproduksi pria
1. Vesikula seminalis merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan
kantung semen, berjumlah sepasang. Menghasilkan getah berwarna kekukingan yang kaya
akan nutrisi (kaya akan asam amino dan fruktosa) bagi sperma dan bersifat
alkali/basa.Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita.   
2. Kelenjar Prostat merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan getah putih (seperti
busa) yang  bersifat asam.  3
3. Kelenjar Cowper’s/Cowpery/Bulbourethra merupakan kelenjar yang menghasilkan getah
berupa lender yang bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam
saluran urethra.
b. WANITA
Dibedakan menjadi organ reproduksi luar dan organ reproduksi dalam.
Organ reproduksi luar terdiri dari  :
1. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian
luar, dengan panjang 8-10 cm serta kaya akan membrane mukosa dan otot. . Berfungsi
sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi. Sehingga sering disebut
dengan liang peranakan. 
2. Vulva merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar dan terbagi menjadi 2 bagian
yaitu :
9 Labium mayor merupakan sepasang bibir besar  yang terletak di bagian luar
dan membatasi vulva.
9 Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam
dan membatasi vulva 
Organ reproduksi dalam terdiri dari : 
1. Selaput dara/hymen tepatnya selaput yang menutupi lubang bagian luar lubang vagina.
Terletak di dalam vagina dan dibawah saluran ekskresi.  Selaput ini memiliki pori- 
2. Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva. Sering disebut dengan
klentit. Klitoris merupakan organ reproduksi wanita yang sangat sensitive.
3. Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di
dalam tongga perut pada daerah pinggang  sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk
menghasilkan sel ovum dan hormone wanita seperti : 
9 Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita,
serta juga membantu dalam prosers pematangan sel ovum.
9 Progesterone yang berfungsi dalam menebalkan lapisan dinding uterus serta
memelihara masa kehamilan. 4
4. Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium
berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang
telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium.
5. Infundibulum  merupakan bagian ujung oviduct  yang berbentuk corong/membesar 
dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap
oleh fimbriae.
6. Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas
sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia
pada dindingnya.
7. Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan  dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai
tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum  menuju uterus dengan bantuan silia pada
dindingnya.
8. Uterus merupakan organ yang berongga dan  berotot. Berbentuk seperti buah pir
dengan bagian bawah  yang mengecil. Memiliki panjanh sekitar 7 cm dan lebar 4-5 cm.
Berfungsi sebagai menempelnya zigot/implantasi zigot ; tempat pertumbuhan embrio
dengan menyalurkan nutrisi ; melindungi embrio pada masa pertumbuhan. Tipe uterus
pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin.
Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu :
9 Perimetrium yaitu lapisan yang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus.
9 Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk
kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula
setiap bulannya. 
9 Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah.
Bila tidak terjadi pembuahan maka dinding endometrium inilah yang akan
meluruh bersamaan dengan sel ovum matang yang tidak dibuahi.
9. Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga
disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan
berfungsi sebagai jalan keluarnya janin dari  uterus menuju saluran vagina serta jalan
keluarnya darah pada saat menstruasi.
10. Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervix dan sampai pada vagina.  Kelenjar pada organ reproduksi wanita :
1. Kelenjar Bartholini berfungsi untuk menghasilkan lendir dalam mempermudah proses
persalinan/melahirkan. Kelenjar ini fungsinya mirip dengan kelenjar bulbourethra
pada pria. 
2. Kelenjar Skene berfungsi mirip kelenjar prostat pada pria yaitu untuk menghasilkan
lendir.  
Gambar 1. Struktur anatomi Uterus 
Sumber:   :
http://www.conceptfertility.com.my/articlephoto/Human%20Reproduction/ez05120611652869510.g
if
GAMETOGENESIS
Merupakan peristiwa pembentukan sel gamet, baik gamet jantan/sel spermatozoa
(spermatogenesis) dan juga gamet betina/sel ovum.
a. Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sel  spermatozoa. Dibentuk di dalam
tubula/tubulus seminiferus pada testis. Sel  induk sperma (spermatogonia) yang bersifat
diploid (2n) dan mengandung 64 kromosom banyak terdapat di dinding tubulus
seminiferus, setiap selnya akan melakukan pembelahan secara  mitosis. Hasil dari
pembelahan ini akan menghasilkan 2 sel spermatosit primer yang bersifat diploid. 
56
Kemudian spermatosit primer akan melakukan pembelahan meiosis tahap pertama dan
menghasilkan 2 sel spermatosit sekunder yang  juga bersifat diploid. Sel-sel  spermatosit
sekunder  tersebut kemudian melakukan pembelahan meiosis tahap kedua dan
menghasilkan 4 buah sel spermatid yang bersifat haploid dan mengandung 23 kromosom.
Sel-sel spermatid tersebut akan berdiferensiasi menjadi sel spermatozoa masak yang
sifatnya haploid dan mengandung 23 kromosom. 
Struktur sel spermatozoa yang masak terdiri dari (lihat gambar 2. Struktur sel sperma) :
1. Kepala terdiri dari inti haploid yang  diselimuti oleh akrosom yang mengandung
enszim hialuronidase dan proteinase.
2. Leher terdiri dari mitokondria yang menghasilkan energy untuk pergerakan ekor.
3. Ekor yang berfungsi untuk pergerakan menuju sel ovum.
Proses spermatogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormone yaitu : 
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma secara langsung.
Serta merangsang sel sertoli untuk meghasilkan ABP  (Androgen Binding Protein)
untuk memacu spermatogonium untuk melakukan spermatogenesis.  
2. Hormon LH yang berfungsi merangsang  sel Leydig untuk memperoleh sekresi
testosterone (yaitu suatu hormone sex yang penting untuk perkembangan sperma). 
Berlangsung  selama 65 - 74 hari sampai terbentuknya sperma yang fungsional. Sperma ini
dapat dihasilkan sepanjang usia. Sehingga tidak ada batasan waktu, kecuali bila terjadi suatu
kelainan yang menghambat penghasilan sperma pada pria. 
Setelah dihasilkan sel sperma maka akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
ejakulasi. Ejakulasi  yaitu proses pengeluaran cairan semen/cairan  mani dari penis pada
saat orgasme. Sel Sperma yang dikeluarkan diperkirakan 300-400 juta sel.
b. Oogenesis merupakan proses pembentukan dan  perkembangan sel ovum. Terjadi di
dalam ovarium. Pada ovarium banyak mengandung oogoni atau sel induk ovum yang
bersifat diploid (2n) dan mengandung  64  kromosom, akan membelah secara mitosis.
Hasil dari pembelahan ini adalah oosit primer yang bersifat diploid. Sel oosit primer akan 7
melakukan pembelahan secara meiosis tahap pertama dan  menghasilkan 1 sel oosit
sekunder yang haploid dan mengandung 23 kromosom dan 1 sel badan kutub
primer/polosit I yang mempunyai ukuran sel lebih kecil. 
Sel oosit primer akan melakukan pembelahan meiosis tahap kedua dan menghasilkan 1 sel
ootid yang bersifat haploid dan mengandung 23 kromosom. Sementara 1 sel badan kutub
primer/polosit I akan membelah menjadi 2 sel badan kutub sekunder/polosit II. Sel ototid
akan berdiferensiasi  menjadi sel ovum yang bersifat haploid dan mengandung 23
kromosom. 
Struktur sel ovum terdiri dari :
1. Nucleus yang mengandung DNA.
2. Corona Pelucida
3. Corona Radiata
Proses  oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel
ovum.
2. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
3. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan
sel ovum).
4. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH
Selama 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan  oleh ovarium. Sel telur ini telah matang
(mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang wanita hanya dapat menghasilkan
400 buah sel ovum. Setelah  masa menopause yaitu berhentinya seorang wanita untuk
menghasilkan sel ovum yang matang  Karena sudah tidak dihasilkannya  hormone yang
mendukung, sehingga berhentinya siklus  menstruasi sekitar usia 45-50 tahun. 
   Bagan/skema spermatogenesis
Sel spermatogonium (2n)  
                                            Mitosis   
    Spermatosit primer (2n)
8
      
            Meiosis I
                         Spermatosit sekunder (2n) Spermatosit sekunder (2n)
                                                                                                                              Meiosis II
  Spermatid Spermatid   Spermatid Spermatid 
Sperma (n)   Sperma (n)  Sperma (n)      Sperma (n)  
Bagan/skema Oogenesis
                                       Sel oogonium (2n)  
Mitosis
                         Oosit  primer  (2n)
                                                              Meiosis I
          Badan kutub primer (2n)   Oosit  sekunder (2n)
 
                                                                                                                                          Meiosis II
Badan kutub sekunder    Badan kutub sekunder    Badan kutub sekunder      Ootid
                    
OVUM (n) Gambar 2.  Bentuk sperma
Sumber :
http://images.google.co.id/images?gbv=2&ndsp=20&hl=id&q=reproduksi+pria&start=40&sa=N
Gambar 3. Struktur sel sperma 
          2        KETERANGAN :
              3    1. Protein (akrosom)
1                  2. Kepala
              4    3. Leher 
                  4. Ekor       
Gambar 4. Struktur sel ovum       
               1    KETERANGAN : 
               2    1. Nucleus
                2. Corona pelucida
            3       3. Corona  radiata
Setelah ovulasi maka sel ovum akan mengalami 2 kemungkinan yaitu :
a. Tidak terjadi fertilisasi maka sel ovum akan mengalami  MENSTRUASI yaitu luruhnya sel
ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan  dengan dinding endometrium yang robek.
Terjadi secara periodic/siklus.  Tiap siklus mempunyai kisaran waktu sekitar 28-35 hari
setiap bulannya.  
Siklus menstruasi terdiri dari 4  fase yaitu :
1. Fase Menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan
dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya
910
sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga kandungan hormone dalam darah
menjadi tidak ada.
2. Fase Proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormone progesteron
sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel
dalam ovarium,  serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel
berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan  menghasilkan hormone
estrogern yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat
sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek. 
3. Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum
pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel
dan folikel akan mengkerut serta berubah  menjadi corpus luteum. Corpus luteum
berfungsi untuk menghasilkan hormone progesteron yang berfungsi untuk mempertebal
dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
4. Fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus  luteum yang mengecil dan
menghilang, akhirnya berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk
menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif
mensekresikan FSH dan LH.  Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan
dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering
dan robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi. Gambar 4. Siklus mentsruasi 
    
Sumber : http://images.google.co.id/images?hl=id&q=BIOLOGY&gbv=2
b. Terjadi FERTILISASI yaitu peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah
matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada dinding uterus
dan tumbuh berkembang menjadi embrio kemudian janin. Keadaan demikian disebut
dengan masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin  akan keluar dari uterus setelah berusia 40
minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut dengan kelahiran. 
Tahapan waktu dalam fertilisasi :
1. Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2 sel, 4, 8,
16 sel. 
2. Pada  hari  ke-3  atau  ke-4  terbentuk kelompok sel yang  disebut morula. Morula akan
berkembang menjadi blastula. Rongga balstosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan
membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass.  Blastosit
dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar  blastosit)  yang berfungsi untuk menyerap
makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan bergerak menuju
uterus dengan waktu 3-4 hari.
3. Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding uterus/proses
implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik gonadotrophin).
Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron
dan estrogen  sehingga mencegah menstruasi.  
4. Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus. 
1112
5. Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta  akan terus berkembang dari
throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding embrio inilah
yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh akan berkembang
semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.
Hormon yang berperanan dalam kehamilan
1. Progesteron dan estrogen, merupakan hormone yang berperanan dalam masa kehamilan
3-4 bulan pertama masa kehamilan. Setelah   itu fungsinya diambil alih oleh plasenta.
Hormone estrogen makin banyak dihasilkan seiring dengan bertambahnya usia kandungan
karena fungsinya yang merangsang kontraksi uterus. Sedangkan hormone progesterone
semakin sedikit karena fungsinya yang menghambat kontraksi uterus.   
2. Prolaktin merupakan hormone yang disekresikan oleh plasenta dan berfungsi untuk
memacu glandula mamae untuk memproduksi air susu. Serta untuk mengatur
metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus)  tetap mendapatkan nutrisi.
3. HCG (hormone chorionic gonadotrophin) merupakan hormone untuk mendeteksi adanya
kehamilan. Bekerja padahari ke-8 hingga minggu ke-8 pada masa kehamilan. Hormon ini
ditemukan pada urine wania pada uji kehamilan.    
4. Hormon oksitosin merupakan hormone yang berperan dalam kontraksi uterus menjelang
persalinan.   
Hormon yang berperanan dalam kelahiran/persalinan
1. Relaksin merupakan hormone yang mempengaruhi peregangan otot simfisis pubis
2. Estrogen merupakan hormone yang mempengaruhi hormone progesterone yang
menghambat kontraksi uterus.
3. Oksitosin merupakan hormone yang mempengaruhi kontraksi dinding uterus.
Prinsip Kontrasepsi dalam Reproduksi 
 Bertujuan untuk mencegah bertemunya sel sperma dengan sel ovum,  sehingga tidak terjadi
fertilisasi.  Macam cara dalam kontrasepsi adalah :
1. Sistem kalender yaitu dengan memperhatikan masa subur wanita.
2. Secara hormonal yaitu menghambat/menghentikan proses ovulasi. 13
3. Kimiawi yaitu dengan menggunakan zat-zat kimia. Seperti spermatosida untuk pria, vaginal
douche untuk wanita. 
4. Mekanik yaitu dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi; seperti IUD, kondom,
diafragma.
5. Sterilisasi yaitu dengan membuat steril organ-organ reproduksi bagian dalam. Seperti
vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita.
ORGAN REPRODUKSI HEWAN
a. Invertebrata
1. Reproduksi asexual/vegetative  meliputi :
¾ Regenerasi yaitu kemampuan makhluk  hidup untuk membentuk tubuh yang
sempurna dari potongan tubuh yang terpisah secara sengaja ataupun tidak
sengaja. Macamnya ada Fragmentasi yaitu pemisahan salah satu bagian tubuh
yang kemudian dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.
Contohnya Planaria sp dan Asterias sp.
¾ Budding/tunas/gemmulae  yaitu pembentukan tonjolan  pada salah satu bagian
tubuh hewan dan adapat berkembang menjadi individu baru. Contohnya hewan
Acropora sp dan  Euspongia sp.
¾ Fisi yaitu pembelahan sel pada sel  induk dan hasilnya akan berkembang
menjadi individu baru. Dibedakan  menjadi 2 yaitu pembelahan biner,
contohnya pada  Paramecium sp, Bakteri  Treponema pallidum dan
pembelahan multiple  pada HPV (Papiloma Human Virus).
¾ Sporulasi yaitu dengan dibentuknya spora pada sel indukdan akhirnya spora
akan berkembang  menjadi individu baru. Contohnya pada Plasmodium sp.
¾ Parthenogenesis yaitu terbentuknya individu baru melalui sel telur yang tanpa
dibuahi. Contohnya lebah madu jantan, semut jantan dan belalang.
¾ Paedogenesis yaitu terbentuknya individu  baru  langsung  dari larva/nimpha.
Contohnya pada Class Trematoda/cacing isap yaitu  Fasciola hepatica dan
Clonorchis sinensis.
2. Reproduksi sexual/generative 14
¾ Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami
spesialisasi sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami).
Contohnya pada Paramaecium sp.
¾ Fusi yaitu persatuan/peleburan dua macam gamet yang belum dapat dibedakan
jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
a. Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan
ukuran yang sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
b. Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan
bentuknya sama. Contohnya Bakteri Chlamydomonas sp.  
c. Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan
bentuk yang tidak sama. Contohnya pada Hydra sp. 
b. Vertebrata
1. Class Pisces yaitu dengan ovipar dan secara fertilisasi eksternal, ovovivipar dan vivipar.
Organ reproduksinya meliputi testis (berupa gonad jantan yang berwarna putih susu),
lubang urogenitalia untuk jantan dan untuk betina adalah ovarium (berupa gonad
betina yang kaya akan sel ovum), oviduk dan lubang urogenitalia.
2. Class Amphibia yaitu dengan fertilisasi eksternal. Organ reproduksinya meliputi testis,
vasa efferentia dan kloaka  untuk jantan dan untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan
kloaka (merupakan muara dari 3 saluran yaitu saluran kelamin, saluran eksresi dan
saluran pencernaan).
3. Class Reptilia yaitu dengan fertilisasi internal, ovipar, ovovivipar. Organ reproduksinya
meliputi testis, hemipenis, vas deferens, epididimis dan kloaka. Untuk betina yaitu
ovarium, oviduk dan kloaka.
4. Class Aves yaitu dengan fertilisasi internal, ovipar. Organ reproduksi bagi yang jantan
yaitu testis, vas deferens dan kloaka.  Untuk yang betina meliputi ovarium kiri, oviduk,
dan kloaka.
5. Class Mammalia yaitu dengan fertilisasi internal, vivipar. Organ reproduksi jantan
meliputi penis, vas deferens, testis dan anus. Untuk yang betina meliputi ovarium,
oviduk, uterus dan anus. Memiliki sistem menstruasi yang disebut  dengan fase estrus
serta tipe uterus yang kompleks. 15
Organ Reproduksi Tumbuhan
A. Tumbuhan tingkat rendah
1. Secara vegetatif 
i. Spora dijumpai pada Fungi, Algae, Bryophyta,  Pterydophyta, dll.
ii. Zoopsora pada Algae seperti pada Ulotriks sp.
2. Secara generatif
i. Isogami yaitu persatuan 2 buah gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang
sama.
ii. Heterogami yaitu persatuan 2 buag gamet yang memiliki bentuk dan ukuran
yang berbeda.
iii. Oogami yaitu persatuan 2 buah gamet, dimana gamet betina mempunyai
ukuran yang lebih besar  dari gamet jantan.
3. Secara metagenesis
Dijumpai pada tumbuhan Bryophyta dan Pterydophyta. 
B. Tumbuhan tingkat tinggi
1. Secara vegetatif
i. Tunas, dijumpai  pada bambu, pisang, tebu (Saccharum spontaneum), dll.
ii. Tunas adventif, dijumpai  pada sukun (Arthrocarpus communis), kesemek,
cemara, cocor bebek (Kalanchoe), dll.
iii. Umbi lapis, dijumpai  pada bawang merah (Allium cepa L.), bawang Bombay,
dll.
iv. Umbi batang, dijumpai pada kentang (Solanum tuberosum), ubi jalar, gembili,
dll.
v. Umbi akar, dijumpai pada ketela rambat, ketela pohon, dahlia, dll.
vi. Rhizome/akar tinggal,  dijumpai pada lengkuas, kunyit, bunga Kana/Tasbih
(Canna edulis), dll. 16
vii. Stolon/geragih, dijumpai pada rumput teki (Cyperus rotundus L.),
strowbery/arbei, dll.
viii. Mencangkok, dijumpai pada tumbuhan yang memiliki jaringan kambium.
ix. Okulasi/menempel dijumpai pada tumbuhan yang memiliki mata tunas
(biasanya tumbuhan berkambium, tumbuhan berbunga).
x. Menyambung,  dan mengenten/kopulasi dijumpai pada tumbuhan berkambium
(biasanya tumbuhan berbuah, tumbuhan berbunga).
xi. Stek batang, dijumpai pada ketela pohon/singkong dan stek daun pada cocor
bebek.  Biasanya pada tumbuhan yang memiliki mata tunas pada bagian batang
atau daunnya.
xii. Merunduk, dijumpai pada apel, anyelir, alamanda, anggur, dll.
2. Secara Generatif
i. Polinasi dijumpai pada tanaman berbunga. Dibedakan menjadi 2 macam yaitu
dengan perantara dn tanpa perantara.
Polinasi dengan perantara dibedakan berdasarkan vektor/perantaranya, yaitu :
¾ Anemogami yaitu polinasi dengan bantuan angin. 
¾ Zoidiogami yaitu polinasi dengan  bantuan hewan seperti Mollusca =
Malakogami; burung = Ornithogami; kelelawar = Kiropterogami; insecta
= Entomogami.
¾ Hidrogami yaitu polinasi dengan bantuan air.
¾ Antropogami yaitu polinasi dengan bantuan manusia.
Polinasi tanpa perantara, macamnya :
¾ Autogami yaitu polinasi yang terjadi  secara alamiah/sendiri dalam satu
bunga atau satu pohon.
¾ Kleistogami yaitu polinasi yang terjadi pada bunga yang masih kuncup.
¾ Geitonogami yaitu polinasi yang terjadi pada bunga-bunga yang terdapat
dalam satu pohon.
¾ Alogami yaitu polinasi yang terjadi pada bunga-bunga yang berasal dari
pohon yang lain tetapi masih dalam satu varietas.   17
¾ Bastar yaitu polinasi yang terjadi pada bunga-bunga yang berasal dari
pohon yang berbeda varietas.
ii. Fertilisasi dijumpai pada tanaman berbunga dan berbuah. Dibedakan menjadi
pembuahan tunggal yaitu pada tumbuhan Gymnospermae dan pembuahan
ganda pada tumbuhan Angiospermae.
Pemencaran alat reproduksi tumbuhan
A. Secara vegetatif
Dapat dilakukan hampir sama dengan cara perkembangbiakan tumbuhan secara
vegetatif. Biasanya terjadi pada tumbuhan yang tidak menghasilkan biji.
B. Secara generatif
1) Secara alami dapat dilakukan dengan 2 cara :
a)   Mekanisme ledakan, dijumpai pada buah polongan, petai cina, tanaman
karet, mentimun, dll.
b) Gerak higroskopis, dijumpai pada  buah dalam keadaan basah seperti
pacar air.   
2) Dengan bantuan pihak luar dapat dilakukan dengan cara : 
Secara umum hampir sama dengan polinasi yang dilakukan dengan
vektor atau perantara. Hanya saja penamaannya diubah akhiran gami
menjadi akhiran kori. Seperti anemogami menjadi anemokori, hirogami
menjadi hidrokori dst.
Terima kasih telah membaca artikel tentang SISTEM REPRODUKSI MAKHLUK HIDUP di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com