Sistem endokrin meliputi sistem dan alat yang mengeluarkan hormon. Yang
termasuk kelenjar endokrin adalah hypothalamus, kelenjar hipofisis anterior dan
posterior, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, pulau langerhans pankreas,
korteks dan medulla anak ginjal, ovarium, testis, dan sel endokrin di saluran
cerna yang disebut sel aminprekussor uptake and decarboxylation (sel APUD).
Fungsi dari kelenjar tiroid sendiri adalah ntuk mensekresi tiroksin (T4) suatu
hormon penting untuk metabolisme tubuh. Berbagai perubahan neoplasma pada
kelenjar tiroid dapat terjadi pada tumor yang jinak maupun ganas. Secara
klinis, antara neoplasma tiroid yang jinak maupun ganas sering sukar dibedakan.
Pada neoplasma yang ganas bisa saja neoplasma tiroid itu baru muncul beberapa
bulan terakhir, tetapi dapat pula sudah mengalami pembesaran kelenjar tiroid
berpuluh tahun lamanya, serta hanya memberikan gejala klinis yang ringan
(Asyari, 2008).
Kelenjar tiroid terletak di leher, yaitu antara fasia koli media dan
fasia prevertebralis. Di dalam ruang yang sama terdapat trakea, esofagus,
pembuluh darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fascia
pretrachealis, dan melingkari trakea dua pertiga bahkan sampai tiga perempat
lingkaran. Keempat kelenjar paratiroid umumnya terletak pada permukaan belakang
kelenjar tiroid, tetapi letak dan jumlah kelenjar ini dapat bervariasi. Arteri
karotis komunis, vena jugularis interna dan nervus vagus terletak bersama dalam
suatu sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus rekurens terletak di
dorsal tiroid sebelum masuk laring. Nervus frenikus dan trunkus simpatikus tidak
masuk ke dalam ruang antara fasia media dan prevertebralis (Wahyudhy dan
Riyadi, 2008).
Keganasan kelenjar gondok (kanker tiroid) merupakan keganasan kelenjar
endokrin (kelenjar yang hasil produknya langsung masuk dalam tubuh/langsung
dipakai) yang paling sering dijumpai. Penanganan kanker tiroid sangat
tergantung pada jenis kanker, besarnya massa tumor dan ada tidaknya penyebaran
serta tingkat risiko untuk kekambuhan (Merdikoputro,
2005).
Ada berbagai jenis karsinoma tiroid yang pada dasarnya ditentukan dari
asal sel yang berubah menjadi ganas. Sebagian besar karsinoma tiroid berasal
dari sel folikel seperti , karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma
campuran papiler dan folikuler, karsinoma sel hurtlhe dan karsinoma anaplastik.
Karsinoma meduler berasal dari sel
parafolikuler atau C sel (Emir T.
Pasaribu, 2004).
Nasan, 1982. Mengatakan bahwa kelainan kelenjar thyroid yang berupa
gangguan fungsi seperti thyrotoksikosis atau perubahan susunan kelenjar dan
morfologinya, seperti penyakit tiroid noduler. Setiap pembesaran kelenjar
thyroid disebut struma atau goiter, yang dapat dibagi atas lima kelompok :
1.
Struma akibat
kekurangan yodium (endemic goiter, simple goiter, colloid goiter).
2.
Struma difus dengan hipertiroidisme (penyakit Graves , penyakit Basedow).
3.
Struma noduler
(multiple colloid adenomatum goiter).
4.
Struma akibat proses
degenerasi atau peradangan.
5.
Struma
akibat pertumbuhan neoplasma.
PENEMUAN KLINIS
Pada tanggal 01 Nopember
2008 telah datang ke Klinik Veteriner bagian Bedah dan Radiologi seekor anjing
yang mengalami pembengkakan atau ada nodul pada bagian leher bernama Fla, milik
Bpk. Zaki yang beralamat di Jl. Menteng Utama No.19. Anjing tersebut berumur 6
bulan dan berjenis kelamin betina dengan berat badan 7 kg.
Dari anamnesa diketahui bahwa
anjing tesebut, ada nodul dibagian leher setelah di tekan anjing tidak sakit.
Keterangan yang diperoleh dari pemilik bahwa nodul dileher tersebut sudah
terjadi ± 1 bulan. Kondisi tubuh sedikit menurun, ekspresi muka lesu. Diperiksa
frekuensi nafas, frekuensi pulsus dan suhu tubuh (anal). Kulit dan rambut bagus
dan tidak rontok. Mukosa hidung kering dingin dan konjuntiva anemis. Pada
palpasi daerah anal teraba konsistensi keras, tumor, dolor dan sakit
(inflamasi). Dari anamnesa dan pemeriksaan umum, hewan tersebut menderita
Karsinoma tiroid. Prognosa dari kasus ini dubius-infausta karena kasus ini
telah lebih 1 bulan dan dalam kondisi lemah. Sedangkan terapinya adalah dengan operasi Lobektomi total.
MATERI DAN METODE OPERASI
1. Persiapan Alat dan Obat Operasi
- Alat-alat
yang digunakan meliputi :
-
Scalpel
dan blade 2 buah
-
Gunting
lurus 2 buah
-
Gunting
bedah 2 buah
-
Arteri
klem 4 buah
-
Needle
holder 2 buah
-
Jarum
ujung bulat 2 buah
-
Jarum
ujung segitiga 2 buah
-
Pinset
anatomis 2 buah
-
Pinset
sirurgis 2 buah
-
Alli’s
forceps 4 buah
-
Dook
steril 4 buah
-
Dook
klem 4 buah
-
Tampon
-
Benang
catgut dan cotton secukupnya
-
Kapas
secukupnya
b. Obat-obatan yang digunakan meliputi :
-
Atropin sulfat 0,04 mg/kg bb
-
Ketamin
10-40 mg/kg bb
-
Xylazin
2-3 mg/kg bb
-
Larutan
penicillin-streptomicin
-
Ampicilin
10 %
-
Yodium
tinctur
-
Alkohol
70 %
-
Larutan
RD (Ringer Dextrose 5 %)
-
Larutan
PK (Kalium Permanganat)
-
Salep
kulit
2. Indikasi operasi
Benjolan tunggal atau multipel pada satu sisi
trigonum leher anterior, batas jelas, kenyal sampai padat, ikut bergerak waktu
menelan. Struma dengan gangguan/penekanan.
3. Persiapan Operasi
Menjelang operasi harus dijelaskan kepada owner mengenai
tindakan operasi yang akan dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan
tandatangan persetujuan dan permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi.
Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi. Keberhasilan dari penanganan kasus ini sangat
dipengaruhi oleh persiapan sebelum menjalankan operasi, penanganan operasi yang
tepat dan sempurna serta perawatan pasca operasi (Anonimus, 2008).
3. Persiapan Hewan
Penderita puasa minimal 6 jam
sebelum operasi.
4. Persiapan Operator dan Cooperator
Sebelum melakukan operasi, operator
dan cooperator membersihkan tangan dari ujung jari sampai ke siku dengan air
sabun dan dibilas kembali dengan air bersih. Tangan dikeringkan dengan handuk bersih, kemudian di desinfeksi dengan
alkohol 70 %. Selanjutnya operator dan cooperator menggunakan sarung
tangan dan pakaian khusus pembedahan. Keadaan aseptis tersebut dipertahankan
hingga operasi selesai.
5. Pelaksanaan Operasi
Teknik Operasi
1. Pembiusan
dengan endotrakeal, posisi kepala penderita hiperekstensi dengan bantal di
bawah pundak penderita.
2. Desinfeksi
dengan larutan antiseptik, kemudian dipersempit dengan linen steril.
3. Insisi
collar dua jari di atas jugulum, diperdalam dengan memotong m.platisma
sampai fasia kolli superfisial.
4.
Dibuat flap keatas sampai emnensia kartilago tiroid dan
kebawah sampai jugulum, kedua flap di teugel keatas dan kebawah pada
linen.
5.
Fasia kolli superfisial dibuka pada garis tengah dari
kartilago hioid sampai jugulum.
6.
Otot pretrakealis (sternohioid dan sternotiroid) kanan
kiri dipisahkan kearah lateral dengan melepaskannya dari kapsul tiroid.
7.
Struma diluksir keluar, dievaluasi tentang ukuran,
konsistensi, nodularitas dan adanya lobus piramidalis.
8.
Ligasi dan pemotongan v.tiroidea media, dan a.tiroidea
inferior sedikit proksimal dari tempat masuknya ke tiroid, hati‑hati jangan
mengganggu vaskularisasi dari kel.paratiroid.
9.
Identifikasi N.rekuren pada sulkus trakeoesofagikus.
Syaraf ini diikuti sampai menghilang pada daerah krikotiroid.
10.
Identifikasi kel.paratiroid interior pada permukaan
posterior kel.tiroid berdekatan dengan a.tiroidea inferior.
11.
Kutub atas kel.tiroid dibebaskan dari kartilago tiroid
mulai dari posterior dengan identifikasi cabang eksterna n.laringikus superior
dengan memisahkannya dari a & v tiroidea superior. Kedua pembuluh darah
tersebut diligasi dan dipotong. Lobektomi total tidak ada jaringan tiroid satu
sisi yang disisakan.
12.
Untuk melakukan lobektomi subtotal maka dengan
menggunakan klem lurus dibuat “markering” pada jaringan tiroid di atas
n.rekuren dan gld.paratiroid atas bawah dan jaringan tiroid disisakan sebesar
satu ruas jari kelingking penderita.
13.
Perdarahan yang masih ada dirawat, kemudian luka
pembedahan ditutup lapis demi lapis dengan meninggalkan drain Redon (Anonimus, 2008).
6. Perawatan Pasca Operasi
Pascabedah penderita dirawat di ruangan selama 1‑2
hari, diobservasi kemungkinan terjadinya komplikasi dini yang membahayakan jiwa
penderita seperti perdarahan dan obstruksi jalan nafas. Drain Redon dilepas
setelah 24 jam, dan jahitan luka pembedahan diangkat pada hari ke 7 (Anonimus,
2008).
Telah dilakukan operasi Lobektomi total pada seekor
anjing yang mengalami pembengkakan pada daerah leher. Anjing tersebut berumur 6
bulan dan berjenis kelamin betina dengan berat badan 7 kg. Dari anamnesa
diketahui bahwa anjing tesebut, ada nodul dibagian leher setelah di tekan
anjing tidak sakit. Keterangan yang diperoleh dari pemilik bahwa nodul dileher
tersebut sudah terjadi ± 1 bulan. Kondisi tubuh sedikit menurun, ekspresi muka
lesu. Diperiksa frekuensi nafas, frekuensi pulsus dan suhu tubuh (anal). Kulit
dan rambut bagus dan tidak rontok. Mukosa hidung kering dingin dan konjuntiva
anemis. Pada palpasi daerah anal teraba konsistensi keras, tumor, dolor dan
sakit (inflamasi). Dari anamnesa dan pemeriksaan umum, hewan tersebut menderita
Karsinoma tiroid. Prognosa dari kasus ini dubius-infausta karena kasus ini
telah lebih 1 bulan dan dalam kondisi lemah. Sedangkan terapinya adalah dengan
operasi Lobektomi total.
Sebagian besar Karsinoma Tiroid tumbuh lambat, kadang-kadang berpuluh
tahun, sering berasal dari adenoma jinak Gejala klinis dari karsinoma tiroid
yaitu pembengkakan kelenjar tiroid berupa modul padat, suara parau karena
perluasan tumor pada jaring atau tekanan, difagi karena tumor meluas ke
oesofagus dan berat badan menurun (Soekimin, 2004).
Gejala klinis karsinoma
tiroid tergantung dari pengaruh usia dan jenis kelamin, kecepatan tumbuh tumor
terdiri dari nodul membesar tidak terlalu cepat kemungkinan jinak, nodul
membesar dengan cepat kemungkinan ganas, nodul anaplastik membesar dengan
sangat cepat, kista dapat membesar dengan cepat. Riwayat gangguan mekanik
didaerah leher, keluhan benjolan di leher lateral,
keluhan nyeri pada tulang dan benjolan pada tulang (Anonimus, 2008)
Untuk mendeteksi kelainan kelenjar tiroid diperlukan
suatu pemeriksaan penunjang diagnostik yang akurat. Beberapa cara telah
dikembangkan untuk membantu menegakkan diagnosis kelainan kelenjar tiroid
seperti sidik tiroid, ultrasonografi, biopsi aspirasi jarum halus. Sidik tiroid
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam zat radioaktif antara lain
Technetium pertechnetate atau yodium radioaktif (Azamris, 2006).
Anamnesis pada penderita dilakukan secara mendalam agar dapat menggali
faktor risiko yang berperan, selain itu juga mengidentifikasi jenis nodul
berdasarkan gejala klinis yang muncul, apakah sudah tampak gejala metastasis
jauh seperti benjolan pada kalvaria sebagai tanda metastasis tulang, sesak
nafas sebagai tanda gangguan organ paru, rasa penuh di ulu hati dapat
mengarahkan kecurigaan akan gangguan organ hepar, dan lain sebagainya. Nodul
diidentifikasi berdasarkan konsistensinya keras atau lunak, ukurannya, terdapat
tidaknya nyeri, permukaan nodul rata atau berdungkul-dungkul, berjumlah tunggal
atau multipel, memiliki batas yang tegas atau tidak, dan keadaan mobilitas
nodul (Wahyudhy dan Riyadi, 2008).
KESIMPULAN
Dari kasus Lobektomi pada anjing Fla
dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi benjolan tunggal atau multipel pada satu sisi trigonum leher anterior,
batas jelas, kenyal sampai padat, ikut bergerak waktu menelan.
Identifikasi jenis nodul berdasarkan
gejala klinis yang muncul, apakah sudah tampak gejala metastasis jauh seperti
benjolan pada kalvaria sebagai tanda metastasis tulang, sesak nafas sebagai
tanda gangguan organ paru, rasa penuh di ulu hati dapat mengarahkan kecurigaan
akan gangguan organ hepar, dan lain sebagainya. Nodul diidentifikasi
berdasarkan konsistensinya keras atau lunak, ukurannya, terdapat tidaknya
nyeri, permukaan nodul rata atau berdungkul-dungkul, berjumlah tunggal atau
multipel, memiliki batas yang tegas atau tidak, dan keadaan mobilitas nodul (Tjindarbumi,
1995).
Bila
diagnosis kemungkinan telah ditegakkan dan operabel, operasi yang dilakukan
adalah lobektomi sisi yang patologik (Kaplan), atau lobektomi subtotal dengan
risiko bila ganas kemungkinan ada sel-sel karsinoma yang tertinggal. Pembedahan
umumnya berupa tiroidektomi total. Enukleasi nodulnya saja adalah berbahaya
karena bila ternyata nodul tersebut ganas, telah terjadi penyebaran
(implantasi) sel-sel tumor dan operasi ulang untuk tiroidektomi secara teknis
akan menjadi lebih sukar. Bila hasilnya jinak, lobektomi tersebut sudah cukup.
Bila ganas, lobus kontra lateral diangkat seluruhnya (tiroidektomi totalis).
Dapat pula dilakukan near total thyroidectomy. Bila dari hasil pemeriksaan
kelenjar getah bening dicurigai adanya metastasis, dilakukan diseksi radikal
kelenjar getah bening pada sisi yang bersangkutan. Komplikasi-komplikasi
operasi antara lain terputusnya nerws laringeus rekurens dan cabang eksterna
dari nervus laringeus superior, hipoparatirodisme, dan ruptur esofagus.
(Mansjoer, dkk. 2000).
Efek samping dari terapi ini
pada umumnya adalah timbulnya rasa nyeri setelah pengobatan dan pembengkakan
kelenjar ludah. Untuk hal ini, maka penderita boleh diberikan obat simptomatik
seperti aspirin, ibuprofen atau asetaminofen.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, 2008. Bedah Umum Lobektomi Total dan Subtotal Kelenjar
Tiroid. http://bedahumum.wordpress.com/
Asyari, I. 2008. Keganasan
Tiroid. http://irwanashari.blogspot.com/
Azamris, 2006.
Hasil
Penelitian Korelasi Sidik Tiroid Radioaktif
dengan Pemeriksaan Histopatologis Pada Tonjolan Tiroid. Lab/SMF Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas.
Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. 2000. Karsinoma
Tiroid, In: Kapita Selekta Kedokteran. Volume 2. 3rd edition. Media
Aesculapius. Jakarta.
Merdikoputro, D. 2005. Sulit
Dibedakan Kanker Tiroid Jinak dan Ganas. Suara Merdeka. http://www.suaramerdeka.com
Nasan, I. M. 1982. Tonjolan di Leher Ditinjau dari Segi Patologi
Anatomik, Tumor Kepala dan Leher; Diagnosis dan Terapi.FK UI. Jakarta
Pasaribu, E. T. 2004. Hubungan
Multifokal Dengan Group Risiko Multifaktorial Sistem Ames Pada Penderita
Karsinoma Tiroid Berdifrensiasi Baik. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran. USU.
Soekimin, 2004. Karsinoma
Tiroid. Bagian Patologi Anatomi. Fakultas Kedokteran. USU
Tjindarbumi. 1995. Karsinoma Tiroid, In: Kumpulan Kuliah Ilmu
Bedah. Binarupa Aksara. Jakarta.
Wahyudhy, H., U. I Riyadi, 2008. Radiaoterapi Karsinoma Tiroid. http://klikharry.wordpress.com
Terima kasih telah membaca artikel tentang KARSINOMA TIROID di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.