google-site-verification=I3gsFmhNnwraRTClYNy7Zy_HRGb_d1DkfDUi6e1xs34 KARSINOMA TIROID ~ Medik Veteriner Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

KARSINOMA TIROID


Sistem endokrin meliputi sistem dan alat yang mengeluarkan hormon. Yang termasuk kelenjar endokrin adalah hypothalamus, kelenjar hipofisis anterior dan posterior, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, pulau langerhans pankreas, korteks dan medulla anak ginjal, ovarium, testis, dan sel endokrin di saluran cerna yang disebut sel aminprekussor uptake and decarboxylation (sel APUD). Fungsi dari kelenjar tiroid sendiri adalah ntuk mensekresi tiroksin (T4) suatu hormon penting untuk metabolisme tubuh. Berbagai perubahan neoplasma pada kelenjar tiroid dapat terjadi pada tumor yang jinak maupun ganas. Secara klinis, antara neoplasma tiroid yang jinak maupun ganas sering sukar dibedakan. Pada neoplasma yang ganas bisa saja neoplasma tiroid itu baru muncul beberapa bulan terakhir, tetapi dapat pula sudah mengalami pembesaran kelenjar tiroid berpuluh tahun lamanya, serta hanya memberikan gejala klinis yang ringan (Asyari, 2008).
Kelenjar tiroid terletak di leher, yaitu antara fasia koli media dan fasia prevertebralis. Di dalam ruang yang sama terdapat trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fascia pretrachealis, dan melingkari trakea dua pertiga bahkan sampai tiga perempat lingkaran. Keempat kelenjar paratiroid umumnya terletak pada permukaan belakang kelenjar tiroid, tetapi letak dan jumlah kelenjar ini dapat bervariasi. Arteri karotis komunis, vena jugularis interna dan nervus vagus terletak bersama dalam suatu sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring. Nervus frenikus dan trunkus simpatikus tidak masuk ke dalam ruang antara fasia media dan prevertebralis (Wahyudhy dan Riyadi, 2008).
Keganasan kelenjar gondok (kanker tiroid) merupakan keganasan kelenjar endokrin (kelenjar yang hasil produknya langsung masuk dalam tubuh/langsung dipakai) yang paling sering dijumpai. Penanganan kanker tiroid sangat tergantung pada jenis kanker, besarnya massa tumor dan ada tidaknya penyebaran serta tingkat risiko untuk kekambuhan (Merdikoputro, 2005).
Ada berbagai jenis karsinoma tiroid yang pada dasarnya ditentukan dari asal sel yang berubah menjadi ganas. Sebagian besar karsinoma tiroid berasal dari sel folikel seperti , karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma campuran papiler dan folikuler, karsinoma sel hurtlhe dan karsinoma anaplastik. Karsinoma meduler berasal dari sel parafolikuler atau C sel (Emir T. Pasaribu, 2004).
Nasan, 1982. Mengatakan bahwa kelainan kelenjar thyroid yang berupa gangguan fungsi seperti thyrotoksikosis atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya, seperti penyakit tiroid noduler. Setiap pembesaran kelenjar thyroid disebut struma atau goiter, yang dapat dibagi atas lima kelompok :
1.       Struma akibat kekurangan yodium (endemic goiter, simple goiter, colloid goiter).
2.       Struma difus dengan hipertiroidisme (penyakit Graves, penyakit Basedow).
3.       Struma noduler (multiple colloid adenomatum goiter).
4.       Struma akibat proses degenerasi atau peradangan.
5.       Struma akibat pertumbuhan neoplasma.


PENEMUAN KLINIS

            Pada tanggal 01 Nopember 2008 telah datang ke Klinik Veteriner bagian Bedah dan Radiologi seekor anjing yang mengalami pembengkakan atau ada nodul pada bagian leher bernama Fla, milik Bpk. Zaki yang beralamat di Jl. Menteng Utama No.19. Anjing tersebut berumur 6 bulan dan berjenis kelamin betina dengan berat badan 7 kg.
            Dari anamnesa diketahui bahwa anjing tesebut, ada nodul dibagian leher setelah di tekan anjing tidak sakit. Keterangan yang diperoleh dari pemilik bahwa nodul dileher tersebut sudah terjadi ± 1 bulan. Kondisi tubuh sedikit menurun, ekspresi muka lesu. Diperiksa frekuensi nafas, frekuensi pulsus dan suhu tubuh (anal). Kulit dan rambut bagus dan tidak rontok. Mukosa hidung kering dingin dan konjuntiva anemis. Pada palpasi daerah anal teraba konsistensi keras, tumor, dolor dan sakit (inflamasi). Dari anamnesa dan pemeriksaan umum, hewan tersebut menderita Karsinoma tiroid. Prognosa dari kasus ini dubius-infausta karena kasus ini telah lebih 1 bulan dan dalam kondisi lemah. Sedangkan terapinya adalah dengan operasi Lobektomi total.


MATERI DAN METODE OPERASI

1. Persiapan Alat dan Obat Operasi
  1. Alat-alat yang digunakan meliputi :
-          Scalpel dan blade            2 buah
-          Gunting lurus                  2 buah
-          Gunting bedah                2 buah
-          Arteri klem                      4 buah
-          Needle holder                 2 buah
-          Jarum ujung bulat            2 buah
-          Jarum ujung segitiga       2 buah
-          Pinset anatomis               2 buah
-          Pinset sirurgis                  2 buah
-          Alli’s forceps                   4 buah
-          Dook steril                      4 buah
-          Dook klem                      4 buah
-          Tampon  
-          Benang catgut dan cotton secukupnya
-          Kapas secukupnya

b.      Obat-obatan yang digunakan meliputi :
-          Atropin sulfat 0,04 mg/kg bb
-          Ketamin 10-40 mg/kg bb
-          Xylazin 2-3 mg/kg bb
-          Larutan penicillin-streptomicin
-          Ampicilin 10 %
-          Yodium tinctur
-          Alkohol 70 %
-          Larutan RD (Ringer Dextrose 5 %)
-          Larutan PK (Kalium Permanganat)
-          Salep kulit
2.      Indikasi operasi
Benjolan tunggal atau multipel pada satu sisi trigonum leher anterior, batas jelas, kenyal sampai padat, ikut bergerak waktu menelan. Struma dengan gangguan/penekanan.
3.      Persiapan Operasi
Menjelang operasi harus dijelaskan kepada owner mengenai tindakan operasi yang akan dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan persetujuan dan permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi. Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi.  Keberhasilan dari penanganan kasus ini sangat dipengaruhi oleh persiapan sebelum menjalankan operasi, penanganan operasi yang tepat dan sempurna serta perawatan pasca operasi (Anonimus, 2008).


3. Persiapan Hewan
            Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi.

4. Persiapan Operator dan Cooperator
            Sebelum melakukan operasi, operator dan cooperator membersihkan tangan dari ujung jari sampai ke siku dengan air sabun dan dibilas kembali dengan air bersih. Tangan dikeringkan dengan handuk bersih, kemudian di desinfeksi dengan alkohol 70 %. Selanjutnya operator dan cooperator menggunakan sarung tangan  dan pakaian khusus pembedahan. Keadaan aseptis tersebut dipertahankan hingga operasi selesai.

5. Pelaksanaan Operasi
Teknik Operasi
1.       Pembiusan dengan endotrakeal, posisi kepala penderita hiperekstensi dengan bantal di bawah pundak penderita.
2.       Desinfeksi dengan larutan antiseptik, kemudian dipersempit dengan linen steril.
3.       Insisi collar dua jari di atas jugulum, diperdalam dengan memotong m.platisma sampai fasia kolli superfisial.
4.       Dibuat flap keatas sampai emnensia kartilago tiroid dan kebawah sampai jugulum, kedua flap di teugel keatas dan kebawah pada linen.
5.       Fasia kolli superfisial dibuka pada garis tengah dari kartilago hioid sampai jugulum.
6.       Otot pretrakealis (sternohioid dan sternotiroid) kanan kiri dipisahkan kearah lateral dengan melepaskannya dari kapsul tiroid.
7.       Struma diluksir keluar, dievaluasi tentang ukuran, konsistensi, nodularitas dan adanya lobus piramidalis.
8.       Ligasi dan pemotongan v.tiroidea media, dan a.tiroidea inferior sedikit proksimal dari tempat masuknya ke tiroid, hati‑hati jangan mengganggu vaskularisasi dari kel.paratiroid.
9.       Identifikasi N.rekuren pada sulkus trakeoesofagikus. Syaraf ini diikuti sampai menghilang pada daerah krikotiroid.
10.   Identifikasi kel.paratiroid interior pada permukaan posterior kel.tiroid berdekatan dengan a.tiroidea inferior.
11.   Kutub atas kel.tiroid dibebaskan dari kartilago tiroid mulai dari posterior dengan identifikasi cabang eksterna n.laringikus superior dengan memisahkannya dari a & v tiroidea superior. Kedua pembuluh darah tersebut diligasi dan dipotong. Lobektomi total tidak ada jaringan tiroid satu sisi yang disisakan.
12.   Untuk melakukan lobektomi subtotal maka dengan menggunakan klem lurus dibuat “markering” pada jaringan tiroid di atas n.rekuren dan gld.paratiroid atas bawah dan jaringan tiroid disisakan sebesar satu ruas jari kelingking penderita.
13.   Perdarahan yang masih ada dirawat, kemudian luka pembedahan ditutup lapis demi lapis dengan meninggalkan drain Redon  (Anonimus, 2008).

6. Perawatan Pasca Operasi
Pascabedah penderita dirawat di ruangan selama 1‑2 hari, diobservasi kemungkinan terjadinya komplikasi dini yang membahayakan jiwa penderita seperti perdarahan dan obstruksi jalan nafas. Drain Redon dilepas setelah 24 jam, dan jahitan luka pembedahan diangkat pada hari ke 7 (Anonimus, 2008).


Telah dilakukan operasi Lobektomi total pada seekor anjing yang mengalami pembengkakan pada daerah leher. Anjing tersebut berumur 6 bulan dan berjenis kelamin betina dengan berat badan 7 kg. Dari anamnesa diketahui bahwa anjing tesebut, ada nodul dibagian leher setelah di tekan anjing tidak sakit. Keterangan yang diperoleh dari pemilik bahwa nodul dileher tersebut sudah terjadi ± 1 bulan. Kondisi tubuh sedikit menurun, ekspresi muka lesu. Diperiksa frekuensi nafas, frekuensi pulsus dan suhu tubuh (anal). Kulit dan rambut bagus dan tidak rontok. Mukosa hidung kering dingin dan konjuntiva anemis. Pada palpasi daerah anal teraba konsistensi keras, tumor, dolor dan sakit (inflamasi). Dari anamnesa dan pemeriksaan umum, hewan tersebut menderita Karsinoma tiroid. Prognosa dari kasus ini dubius-infausta karena kasus ini telah lebih 1 bulan dan dalam kondisi lemah. Sedangkan terapinya adalah dengan operasi Lobektomi total.
Sebagian besar Karsinoma Tiroid tumbuh lambat, kadang-kadang berpuluh tahun, sering berasal dari adenoma jinak Gejala klinis dari karsinoma tiroid yaitu pembengkakan kelenjar tiroid berupa modul padat, suara parau karena perluasan tumor pada jaring atau tekanan, difagi karena tumor meluas ke oesofagus dan berat badan menurun (Soekimin, 2004).
Gejala klinis karsinoma tiroid tergantung dari pengaruh usia dan jenis kelamin, kecepatan tumbuh tumor terdiri dari nodul membesar tidak terlalu cepat kemungkinan jinak, nodul membesar dengan cepat kemungkinan ganas, nodul anaplastik membesar dengan sangat cepat, kista dapat membesar dengan cepat. Riwayat gangguan mekanik didaerah leher, keluhan benjolan di leher lateral, keluhan nyeri pada tulang dan benjolan pada tulang (Anonimus, 2008)
Untuk mendeteksi kelainan kelenjar tiroid diperlukan suatu pemeriksaan penunjang diagnostik yang akurat. Beberapa cara telah dikembangkan untuk membantu menegakkan diagnosis kelainan kelenjar tiroid seperti sidik tiroid, ultrasonografi, biopsi aspirasi jarum halus. Sidik tiroid dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam zat radioaktif antara lain Technetium pertechnetate atau yodium radioaktif (Azamris, 2006).
Anamnesis pada penderita dilakukan secara mendalam agar dapat menggali faktor risiko yang berperan, selain itu juga mengidentifikasi jenis nodul berdasarkan gejala klinis yang muncul, apakah sudah tampak gejala metastasis jauh seperti benjolan pada kalvaria sebagai tanda metastasis tulang, sesak nafas sebagai tanda gangguan organ paru, rasa penuh di ulu hati dapat mengarahkan kecurigaan akan gangguan organ hepar, dan lain sebagainya. Nodul diidentifikasi berdasarkan konsistensinya keras atau lunak, ukurannya, terdapat tidaknya nyeri, permukaan nodul rata atau berdungkul-dungkul, berjumlah tunggal atau multipel, memiliki batas yang tegas atau tidak, dan keadaan mobilitas nodul (Wahyudhy dan Riyadi, 2008).




KESIMPULAN

            Dari kasus Lobektomi pada anjing Fla dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi benjolan tunggal atau multipel pada satu sisi trigonum leher anterior, batas jelas, kenyal sampai padat, ikut bergerak waktu menelan.
Identifikasi jenis nodul berdasarkan gejala klinis yang muncul, apakah sudah tampak gejala metastasis jauh seperti benjolan pada kalvaria sebagai tanda metastasis tulang, sesak nafas sebagai tanda gangguan organ paru, rasa penuh di ulu hati dapat mengarahkan kecurigaan akan gangguan organ hepar, dan lain sebagainya. Nodul diidentifikasi berdasarkan konsistensinya keras atau lunak, ukurannya, terdapat tidaknya nyeri, permukaan nodul rata atau berdungkul-dungkul, berjumlah tunggal atau multipel, memiliki batas yang tegas atau tidak, dan keadaan mobilitas nodul (Tjindarbumi, 1995).
Bila diagnosis kemungkinan telah ditegakkan dan operabel, operasi yang dilakukan adalah lobektomi sisi yang patologik (Kaplan), atau lobektomi subtotal dengan risiko bila ganas kemungkinan ada sel-sel karsinoma yang tertinggal. Pembedahan umumnya berupa tiroidektomi total. Enukleasi nodulnya saja adalah berbahaya karena bila ternyata nodul tersebut ganas, telah terjadi penyebaran (implantasi) sel-sel tumor dan operasi ulang untuk tiroidektomi secara teknis akan menjadi lebih sukar. Bila hasilnya jinak, lobektomi tersebut sudah cukup. Bila ganas, lobus kontra lateral diangkat seluruhnya (tiroidektomi totalis). Dapat pula dilakukan near total thyroidectomy. Bila dari hasil pemeriksaan kelenjar getah bening dicurigai adanya metastasis, dilakukan diseksi radikal kelenjar getah bening pada sisi yang bersangkutan. Komplikasi-komplikasi operasi antara lain terputusnya nerws laringeus rekurens dan cabang eksterna dari nervus laringeus superior, hipoparatirodisme, dan ruptur esofagus. (Mansjoer, dkk. 2000).
Efek samping dari terapi ini pada umumnya adalah timbulnya rasa nyeri setelah pengobatan dan pembengkakan kelenjar ludah. Untuk hal ini, maka penderita boleh diberikan obat simptomatik seperti aspirin, ibuprofen atau asetaminofen.


DAFTAR PUSTAKA



Anonimus, 2008. Bedah Umum Lobektomi Total dan Subtotal Kelenjar Tiroid. http://bedahumum.wordpress.com/

Asyari, I. 2008. Keganasan Tiroid.  http://irwanashari.blogspot.com/

Azamris, 2006. Hasil Penelitian Korelasi Sidik Tiroid Radioaktif dengan Pemeriksaan Histopatologis Pada Tonjolan Tiroid. Lab/SMF Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. 2000. Karsinoma Tiroid, In: Kapita Selekta Kedokteran. Volume 2. 3rd edition. Media Aesculapius. Jakarta.

Merdikoputro, D. 2005. Sulit Dibedakan Kanker Tiroid Jinak dan Ganas. Suara Merdeka. http://www.suaramerdeka.com

Nasan, I. M. 1982. Tonjolan di Leher Ditinjau dari Segi Patologi Anatomik, Tumor Kepala dan Leher; Diagnosis dan Terapi.FK UI. Jakarta

Pasaribu, E. T. 2004. Hubungan Multifokal Dengan Group Risiko Multifaktorial Sistem Ames Pada Penderita Karsinoma Tiroid Berdifrensiasi Baik. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran. USU.

Soekimin, 2004. Karsinoma Tiroid. Bagian Patologi Anatomi. Fakultas Kedokteran. USU

Tjindarbumi. 1995. Karsinoma Tiroid, In: Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Binarupa Aksara. Jakarta.

Wahyudhy, H., U. I Riyadi, 2008. Radiaoterapi Karsinoma Tiroid. http://klikharry.wordpress.com

Terima kasih telah membaca artikel tentang KARSINOMA TIROID di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com