google-site-verification=I3gsFmhNnwraRTClYNy7Zy_HRGb_d1DkfDUi6e1xs34 Transmissible Venereal Tumor (TVT) ~ Medik Veteriner Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Transmissible Venereal Tumor (TVT)



PENDAHULUAN

Transmissible Venereal Tumor (TVT) merupakan infeksi sarkoma, veneral granuloma,transmissible limposarcoma,sticker tumor yang umumnya menginfeksi alat genital jantan maupun betina (Rasul, 2009)
Canine transmissible venereal tumor (TVT) merupakan tumor yang umum pada anjing yang disebabkan oleh  oleh hubungan seksual. Hal ini umum terjadi karna kebiasaan seksual anjing yang tidak terkontrol dengan angka kejadian 2 – 43 %. Etiologinya muncul menjadi transplantsi dari anjing yang terinfeksi ke anjing yang tidak terinfeksi. TVT yang dikenal dengan infeksi sarkoma, granuloma pada liimposarkoma yang menjalar atau tumor stricker yang merupakan tumor benigna pada retikulo endotelial pada anjing yang utamanya menyerang genitalia luar dan kadang-kadang genitalia dalam, Meskipun dilaporkan pula kasus TVT yang menginfeksi daerah cervik, punggung, flank, daerah abdomen, intranasal (Park et al., 2006; Marcos et al., 2006; Papazoglou et al., 2001). 
Penyakit ini umumnya di transmisikan pada waktu koitus yang umumnya terjadi pada anjing muda, dan hewan yang dewasa kelamin. Transplantasi terjadi selama koitus dimana sel-sel tumor menyerang barrier MHC (Major Histocompatibility Complex) pada spesies yang sejenis dan kadang-kadang ke family anjing lainnya seperti rubah, srigala. Paling banyak Kejadian TVT yakni berada dilingkungan tropis dengan temperature hangat (Rogers, 1997). Tumor dapat tumbuh 15-60 hari setelah implantasi, dan dapat tidak terdeteksi selama beberapa tahun (Lombard et al., 1968; Moulton, 1978).
Transplantasi TVT secara laboratorium dari satu anjing ke kultur jaringan sel juga bisa terjadi. TVT berisikan sejumlah kromosom abnormal sebanyak 57-64 dengan rata-rata 59 sel. Kontras sekali dengan normal yang dimiliki spesies sebanyak 78. Metastasis TVT jarang terjadi,hanya terjadi pada anak anjing  dan anjing yang immuno compromised. Keunikan TVT  hanya di buktikan pada contoh kasus tumor secara alami yang di transmisikan sebagai allograf oleh sel transplantasi sel seperti parasit jenis tumor ini hanya berkembang pada anjing. Mungkin terjadi  pada saat koitus dimana terjadi abrasi dan pendarahan pada mukosa penis dan vagina,membuat transplantasi tumor menjadi mudah karena TVT bisa dengan mudah di transplantasikan ,
Penyelidikan pada berbagai aspek biologi tumor sudah dilakukan untuk menemukan kata kunci untuk fenomena yang sama yang terjadi pada tumor manusia dan hewan. TVT telah dipelajari secara ekstensif. Aspek yang menarik sekali adalah respon induk semang selama fase progresif dan regresif tumor. Kapasitas respon imunologis indung semang memainkan peranan yang  utama dalam penyebaran seperti pada tumor dengan meningkatnya imunologis kompromise dari hewan-hewan tersebut.





TINJAUAN PUSTAKA


Kejadian Penyakit
TVT sering menjadi persoalan yang serius di seluruh dunia yang terjadi pada frekuensi yang sama baik pada jantan maupun betina . diduga lebih prevalensi pada puncak-puncak tertentu. Umumnya di temukan pada anjing-anjing yang berhubungan dekat dengan yang lain. Penangkaran atau hewan liar yang memiliki aktifitas seksual yang tak terkontrol. Di India di laporkan umumnya terjadi pada anjing dengan kisaran23-43% dari total kasus tumor pada populasi anjing. Kebiasaan sexual yang tidak terkontrol menjadi salah satu alasan tingginya insiden TVT. Umur juga berkaitan dengan penyakit ini dimana TVT umumnya terjadi pada usia 2-5 tahun.
gambar 2






                        Gambar 1. Transmissible venereal tumor (TVT)
Patogenesis
TVT pada anjing pertama kali ditemukan oleh Novinsky tahun 1876 yang didemonstrasikan bahwa tumor dapat di transplantasikan di host yang memungkinkan ke yang lain dengan inokulasi dengan sel-sel tumor beberapa ahli menggangap bahwa neoplasma ini disebabkan oleh agen virus akan tetapi tumor tidak secara konsisten bisa ditrasmisikan oleh sel ekstrak bebas dan partikel virus onkogenik yang belum pernah terlihat  sebelumnya pada sel tumor dengan mikroskop elektron.
Gejala klinis bervariasi tergantung lokasi tumor. Pada anjing dengan lesi daerah genital biasanya diikuti dengan hemoragi pada jantan. Lesi biasanya terdapat pada gland penis,mukosa preputium atau pada glandula bulbus. Masa tumor kadang-kadang dari protude hingga prepuce.Dan phimosis bisa timbul sehingga komplikasi lendir yang keluar biasanya dikelirukan dengan urethritis,cystitis atau prostatitis. Biasanya pada jantan ditemukan tumor dengan ukuran besar pada limponodus daerah yang  terserang.
Anjing betina penampakan tumor sama dengan anjing jantan dan biasanya terdapat pada vestibula dan atau caudal vagina ,melintang sampai ke vulva dan kadang-kadang menyebabkan defor pada daerah perineal .Harus  diwaspadai adanya lendir hemoragi pada daerah vulva yang bisa menyebabkan anemia permanen. Lendir ini bisa memancing pejantan dan keadaan betina seperti ini sering di keliruukan dengan estrus. Kadang-kadang TVT terdapat di uterus. Pada kasus ini lokalosasi diluar genital,diagnosis klinik lebih sukar diilakukan karna TVT disebabkan oleh gejala-gejala yang tergantung pada lokasi anatomi tumor. Contohnya : Sneezing, epifora,halitosis,tooth loss,exophtalmus,skin bumps,depormasi parsial atau oral yang diikuti dengan pembesaran limponodus pada daerah tersebut.sitologi exvoliatif vaginal merupakan salah satu cara diagnosa TVT pada betina.
Gejala TVT secara umum ialah adanya bentukan seperti cauliflower kemerahan. Biasanya pada daerah genital. Secara makroskopis, bentuknya beragam. Ada yang kecil maupun besar (5µm-10 cm), lunak maupun keras, abu-abu hingga kemerahan, bentukan nodular maupun papilary di penis ataupun lapisan permukaan preputium. Dapat terjadi juga pada glans penis, kadang pada bagian dalam penis bahkan scrotum dan daerah perineal. Pada anjing betina biasanya terpencil, dapat ditemukan pada seluruh bagian mukosa vagina, sering pula menyebar ke vestubula hingga labia. Ukurannya bervariasi dari nodular kecil hingga besar hinga menyebar ke lumen vulvovagina atau menjulur hingga diantara labia. Kedua kelamin sering terjadi perubahan yang regresif hingga mudah berdarah hingga keluar leleran serous, hemoragi ataupun leleran purulent dari preputium maupun vagina (Aiello et al., 2000) (Bloom et al., 1950).
  Konsensus akhir-akhir ini menunjukan bahwa sel-sel abnormal neoplasma merupakan vektor transmisinya. Pemindahan dan transplantasi sel neoplasik selama kontak fisik bisa menjadi mode transmisi ke mukosa genital dan juga menjadi nasa tau mukosa oral selama pelekatan atau penempelan organ genital secara respektif.

TVT juga bisa berkembang dengan lambat dan tidak terprediksi bertahun-tahun jadi invasif dan kadang –kadang menjadi tipe malignan dan bermetastasis. Metastasis dilaporkan kurang dari 5-17% dari total kasus. Metastasis  ditemukan pada jaringan subkutan kulit,limponodus,mata,tonsil,hati,lifa,mukosa mulut,hypofisis,peritoneum,otak dan sum-sum tulang. Walaupun remisi spntan pernah ditemukan pada transplantasi percobaan tetapi tidak terjadi pada kasus yang terjadi secara alami.
Tipe-tipe sel yang berbeda di temukan pada fase-fase pertumbuhan tumor. Tumor pada perkembangan progresif ditemukan berbentuk bulat dengan mikrovili dengan berepitel transisi kebentuk fusiformis. Untuk lebih lanjutnya tumor ditemukan dengan angka tinggi pada limfosit T. Diperkirakan substansi yang di sekresikan oleh limfosit berinfiltrasi dan menyebabkan regresi tumor dengan induksi pembelahan seluler. 

 Perkembangan dan Gambaran Mikroskopis






Gambar. Sel-sel TVT secara mikroskopis

Secara mikroskopis. Sel tumor besar, bulat, polyhedral, ataupun sedikit oval, jarang yang ireguler, beberapa uniform ukurannya. Nucleus besar, relative vesicular, jelas, umumnya satu inti. Tidak ada Sitoplasma bergranulasi (eosinofilik atau basofilik (giemsa)), dan dengan ciri tumor pada umumnya.
Kadang-kadang lebih tidak beraturan pada temuan sitologis dengan munculnya banyak vacuola sitoplasmik yang terang pada pemeriksaan histologis TVT  selalu berhubungan dengan perkembangan komponen sel dengan masa yang solid atau pembungkus konfluent, sel tumbuh dalam barisan, mengelilinggi, menebal dan berbentuk ireguler dan ditemukan fibroblast yang mungkin di indikasi trasnformasi  sel tumor, ditemukan juga infiltrasi limfosit , sel plasma dan magrofag di mana di perantarai oleh imun  mediated kontrol TVT harus dapat dibedakan  dengan mastositomas,histiositomas atau limpoma malignan (Bloom et al., 1950)
Lesi yang terjadi di superfisial berwarna pink hingga merah berdiameter 1-3 mm kemudian ditemukan fusi multiple nodul bersamaan dengan bertambahnya ukuran, merah, hemoragi, menyerupai  kembang kol, dengan masa yang kering dan rapuh. Masa yang dibentuk bisa berdiameter 5-7 cm yang bertumbuh menjadi 10-15 cm. Tumor  berdarah dengan mudah dan ketika melebar menimbulkan ulcer dan kemungkinan kontaminasi secara sitologi sel TVT sangat berbeda.

Diagnosa
Diagnosa bisa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik dan sediaan histologi dimana ditemukan sel-sel tumor dengan metode swab,aspirasi dengan jarum atau preparat jenuh tumor.di tandai dengan adanya sejumlah aberasi dan secara morfologi terdapat kromosom yang sesuai dengan sel TVT. Jumlah kromosom normal pada sel somatik anjing adalah 78 dimana terdapat 2 kromosom acrosentrik.
Pada TVT ditemukan 58-59 kromosom dengan 13 -17 metasentrik dan 42 kromosom akrosentrik. Salah satu yang diderita oleh penderita TVT adalah berkembangnya polisitemia. Kemudian bisa didiagnosis tapi masih butuh kepastian. Pada anjing TVT berkembang secara progresif dalam beberapa bulan kemudian akan regresi secara spontan. Inserasi secara LINE ditemukan secara spesifik dan konstan pada akhir ke 5 dan sel TVT berupa C-Myc  gen.

Prognosis
Pemeriksaan imunologikal bisa  di hemontrasikan dimana antigenik TVT pada anjing dan respon imun melawan tumor melalui peranan yang utama dalam determinai penyebab penyakit. Pada anjing dewasa sel tumor regresi secara spontan setelah mengalami perrkembangan pada pola logaritma dan perkembangan imunitas tumor mencegah secara sukses. Kebalikanya,sel tumor tumbuh menjadi ulserasi dan metastasis pada induk semang yang tidak kompeten secara imunologis. Metastasis pernah liporkan pada beberapa kasus. Kebiasaan biologis anjing dengan TVT bisa dikurangi dengan AgNOR pada inti dari sel TVT.


Treatment atau Pengobatan
Pengobatan TVT yang paling efektif ialah dengan kemoterapi. Beberapa penelitian menunjukan pengobatan dengan vincristin sangat baik hasilnya. Vincristine diberikan setiap minggu dengan dosis 0,5 – 0,7 mg/m2 dari area tubuh atau 0,025 mg/kg secara intra vena. Lama pengobatan juga bervariasi 2 – 7 kali (Marcos et al., 2006; Nak et al., 2005; Papazoglou et al, 2001). Vincristine merupakan kelompok vinca alkaloid yg merupakan obat kemoterapi. Vincristine ialah ekstrak dr tanaman vinca rosea yg merupakan racun microtubule (Brooks, 2008).
Perawatan TVT tidak terlalu mudah pada beberapa pengobatan termasuk pembedahan. Pembedahan ekstensif dilakukan untuk TVT kecil,dengan angka keberhasilan 56-68% tumor akan menyebar secara invasi. Kontaminasi melalui jalur bedah dengan sel-sel TVT merupakan salah satu penularan. Kemudian metode pencegahan transmisi bedah melalui eksisi sepanjangg kateterisasi, elektrosurgical atau eksisi cryosurgical atau kemoterapi. Transmisi tumor ini melaui radio sensitifitas dan orthovaltag seperti penggunaan cobalt untuk tujuan ini.
Penelitian imunoterapi sudah pernah dilaporkan. Ada laporan yang menunjukkan bahwa  bentuk umum TVT mungkin regresi melalui transfusi darah atau serum dan hewan yang baru sembuh atau penguatan tumor selama menggunakan vaksin autocthonius. Sangat sedikit aktifator paramunity yang di coba di TVT. Aplikasi dengan intra lesi BCC+ digunakan untuk 3 minggu kasus sporadik.
Kemudian digambarkan setelah imunoterapi menggunakan staphylococus protein A, BG atau vaksin yang dibuat dari sel tumor. Bioterapi tidak terlalu berhasil dengan hasil pemulihan. Vaksin parvovirus digunakan untuk mencegah tranplantasi tumor secara ekperimental ketika vaksin di inokulasikan secara simultaneus dengan tumor tapi penggunaan vaksin ini secara rutin belum dilaporkan. Aktifator  paramunity ditentukan dengan intensitas non spesifik reaktivity pada host dan ini tidak spesifik diantara imunitas humoral dan seluler. Sejak diketahui bahwa imunitas humoral dan seluler memiliki peranan yang penting dalam regresi tumor TVT, aktifator paramunity diharapkan akan aktif pada saat profilaksis dan  pengobatan tumor ini. Injeksi lokal dengan interleukin 2 pernah di coba untuk imunoterpi dengan 32% berhasil. Mekanisme bagaimana IL-2 menyebabkan regresi tumor masih belum jelas.
Kemoterapi merupakan cara  paling efektif dan terapi yang praktis ddengan vincristin sulfat merupakan obat yang paling sering dipakai. Vincristin sulfas dipakai dengan dosis 0,5-0,7 mg/m2 permukaan tubuh atau 0,025 mg/kgBB secara IV. Pemulihan lesi berlangsung secara perlahan walaupun kadang-kadang tidak disadari dan signifikan pada permulaan pengobatan.
Pengobatan komplit biasanya 2-8 kali injeksi dan terjadi lebih dari 90% kasus yang di obati. Penyembuhan mencapai 100% pada kasus pengobatan pada tahap rergresi terutama untuk kasus yang kurang dari 1 tahun dan kasus independent atau tanpa metastasis.
Jika kasusnya sudah lebih lama, terapi yang dibutuhkan juga lebih lama dan rata-rata angka kesembuhan lebih rendah. Efek samping juga harus diperhitungkan . agen cystostatis seperti vincristin bisa menyebabkan myelosupresi dan gastrointestinal efek juga menyebabkan leucopenia peripheral neuropati.
Agen kemoterapi lain yang diindikasikan untuk pengobatan TVT termasuk cyclophosphamide (5mg/kg ,peroral untuk 10 hari sebagai obat tunggal atau diberikan bersamaan dengan prednisolon 3mg/kg,selama 5 hari) selain itu obat mingguan vinblastine (0,1 mg/kg IV selama 4-6 minggu) methotrexate (0,1 mg/kg per oral tiap hari lainnya) atau kombinasi ke_3 obat diatas. Kadang-kadang tidak ditemukan manfaat penggunaan vincrastine kombinasi  jika dibandingkan dengan pemberian tunggal.
Untuk kasus resistensi bisa diobati dengan doxorobian,30 mg/m2 dengan 3 x pemberian setiap 21 hari. Ketika keseluruhan tumor tidak dapat dicapai dengan kemoterapi ,electro-cauterisasi atau cryo-cauterisasi bisa digunakan setelah terapi lesi kecil dari tumor bisa menghilang secara spontan setelah 1/2 minggu. Pada kasus yang gagal dengan kemoterapi, radioterapi dilaporkan memiliki efek yang bagus. Imunitas tumor memeinkan peranan dalam regresi tumor setelah kemoterapi.

Efek Pengobatan Vincristine Terhadap Spermatogenesis
Spermatogenesis bisa terganggu untuk sementara atau permanen oleh obat yang menganggu spermatogenesis mungkin tidak dapat mengembalikan ke siklus normal untuk 1 atau 2 periode siklus spermatid.diketahui bahwa vincristine bisa menduranggi fertilitas pada jantan. Penelitian pada laboratorium hewan menunjukkan bahwa vincristine merusak sel DNA sel germinal dengan menguranggi angka rata-rata pembelahan sel. Vincristine bisa menyebabkan presipitasi protein sitoplasmik  dengan memutar interferon dengan formasi mikrotubule. Cuma sedikit informasi tentang efek penggunaan vincristine untuk jangka panjang pada fertilitas anjing jantan dan sebagiian besar penelitian hanya menjelaskan kualitas semen selama masa pengobatan.
Laporan menyebutkan bahwa kualitas semen menurun setelah pengobatan dengan vincristine pada anjing dan respon gonad pada pengobatan ini tergantung pada individu masing-masingnya.















KESIMPULAN

TVT merupakan neoplasma yang paling prevalensi pada genital eksternal anjing di daerah tropis dan subtropis. Etiologi dari transplantasi sel dari anjing yang terinfeksi. Biasanya pemilik menemukan adanya lendir hemoragi. Diagnosis berdasarkan tipe fisik dan temuan sitologikal . penggunaan vincristine  IV secara mingguan merupakan pengobatan paling efektif dan praktis. Penelitian lebih lanjut pada kelompok anjing yang lebih besar sulit untuk melakukan investigasi terhadap perubahan kualitas semen selama pengobatan dengan vincristine dan efek jangka panjang pada spermatogenesis dan fertilitas, sampai informasi yang efisien untuk  efek fertilitas, drh dan pemilik harus mempertimbangkan keuntungan juga seimbangan untuk pasien dan ketertarikan untuk menjadikan hewan tersebutuntuk tujuan breeding. Imun medulasi atau terapi imun sekarang ini valid sebelum pengobatan klinis tersedia.










DAFTAR PUSTAKA



Aiello, S.E., et al. 2000. The Merck Veterinary Manual Eight ed. Merck&Co. inc whitehouse station N.J.USA.

Bloom, F., George, H., Nobace, C.R. 1950. The Transmissible Venereal Tumor of the Dog. Studies Indicating That the Tumor Cells are Mature end Cells of reticulo-endothelial origin. Departments of Pathology and Anatomy of the State University Medical Center at New York.

 Brooklyn, N.Y., and the Departments of Anatomy of the Hahnemann Medical CoUege and Hospital, Philadelphia, Pa., and of the College of Physicians and Surgeons, Columbia University, New York, N.Y.

Brooks, W.C. 2008. Vincristine (Oncovin, Vincasar). veterinarypartner.com

Lombard, C.H., Cabanie, P.1968. Le sarcome de Sticker. Rev Med Vet. 119(6):565-586.

Marcos. R., Santos. M., Marrinhas. C., dan Rocha E. 2006. Vet Clin Pathol.Cutaneous transmissible venereal tumor without genital involvement in a prepubertal female dog. Mar 35(1):106-9.

Moulton, J.E. 1978. Tumor of genital systems. In: Moulton JE, ed. Tumors in domestic animals. 2.ed. California: University of California; 326-330.

Nak, D., Nak, Y., Cangul, I.T., and Tuna, B. 2005. A Clinico-pathological Study on the Effect of Vincristine on Transmissible Venereal Tumour in Dogs. Journal of Veterinary Medicine Series A 52 (7) , 366–370.

Papazoglou, L. G.,. Koutinas, A. F., Plevraki, A. G., Tontis, D. 2001. Journal of Veterinary Medicine. Primary Intranasal Transmissible Venereal Tumour in the Dog: A Retrospective Study of Six Spontaneous Cases. Series A 48 (7) , 391–400







Park, M.S., Kim, Y., Kang, M.S., Oh, S.Y., Cho, D.Y., Shin, N.S., Kim, D.Y.
            2006. Disseminated transmissible venereal tumor in a dog. J Vet Diagn
            Invest. 18:130–133.
Rasul, A. 2009. Transmissible Venereal Tumor Pada Anjing (tvt). Universitas
Gajah Mada. Yoyakarta.
Rogers KS. Transmissible venereal tumor. Compend Contin Educ.Pract Vet 1997; 19: 1036-1045

Terima kasih telah membaca artikel tentang Transmissible Venereal Tumor (TVT) di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com