Newcastle Disease
atau yang disingkat dengan NCD/ND merupakan suatu penyakit yang sangat menular
yang disebabkan oleh virus yaitu paramyxovirus
yang menyerang hampir seluruh jenis unggas, baik unggas darat maupun unggas
air, unggas liar maupun unggas yang sudah dibudidayakan.
Penyakit ND pertama kali ditemukan
pada tahun 1926 di Jawa, Indonesia oleh Kreneveld namun pada saat itu penyakit
ini diberi nama pesudovogolpest
Secara teknik,
penyakit ND pada unggas dapat dikendalikan dengan baik melalui vaksinasi untuk
melindungi unggas dari serangan virus ND. Di daerah endemic, seperti di
Indonesia, pengendalian penyakit ini sangat sulit untuk dilakukan, karena jenis
unggas yang membawa virus ND sangat banyak termasuk burung liar
Tingkat penularan
penyakit ND dapat mencapai 100%. Penularannya pun dapat terjadi dari satu
tempat ke tempat lain, dari satu hewan ke hewan lain maupun dari hewan ke
manusia. Penularan penyakit dapat terjadi melalui saluran pernapasan dan
pencernaan (Dirjen Peternakan, 2014) Penularan ND terutama melaui udara.
Melalui batuk, virus mudah terlepas dari saluran pernapasan penderita ke udara
dan mencemari pakan, air minum, sepatu, pakaian dan alat-alat sekitarnya.
Tindakan pencegahan dapat dilakukan
dengan sanitasi terhadap peralatan kandang dan pekerja, penyemprotan kandang
dengan desinfektan juga perlu dilakukan minimal sebulan sekali, unggas yang
terinfeksi harus segera dipisahkan agar tidak menyebabkan penularan pada unggas
sehat.
Pencegahan yang
paling efektif dalam menanggulangi Newcastle Disease adalah dengan vaksinasi
yang teratur sesuai dengan program yang dianjurkan.
Vaksin ND dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu bentuk aktif dan inaktif. Vaksin aktif
berisi virus yang telah dilemahkan sehingga tidak mengganggu kesehatan ayam
Sampai sekarang belum ditemukan obat untuk menyembuhkan
penyakit ini. Satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk saat ini yaitu
melalui pencegahan dan memberikan asupan gizi yang baik untuk meningkatkan daya
tahan tubuhnya.
Pemberian
antiobiotik/antibakteri bertujuan untuk mengobati infeksi sekunder oleh
bakteri. Jenis obat yang diberikan disesuaikan dengan jenis infeksi sekunder
yang timbul. Selain itu perlu juga dilakukan pengobatan suportif untuk
mempercepat kesembuhan jaringan yang rusak dengan pemberian multivitamin.
Kesimpulan
Penyakit ND belum
memiliki obat sehingga satu-satunya cara yang dapat dilakukan yaitu melalui
pencegahan seperti dengan melakukan vaksinasi yang ketat. Prediksi kesembuhan
bagi unggas yang sudah terinfeksi virus ND sangat kecil, yaitu hanya sebesar
2%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Penyakit ND pertama kali ditemukan pada tahun 1926 di
Jawa, Indonesia oleh Kreneveld namun pada saat itu penyakit ini diberi nama
pesudovogolpest. Lalu satu tahun kemudian yaitu tahun 1927 penyakit yang
sama ditemukan pula oleh Doyle di Newcastle upon Tyne, Inggris dan diberi nama
sesuai dengan tempat ditemukannya yaitu Newcastle Disease (Dirjen Peternakan, 2014)
Karena publikasinya lebih hebat di Inggris sehingga nama Newcastle Disease
lebih terkenal dibanding dengan nama lokal lainnya. Di India, penyakit ini
dikenal dengan nama Rhaniket Disease, yang diambil dari nama sebuah kota di
bagian Utara India.
Sekarang,
penyakit ini telah menyebar di seluruh dunia termasuk di Indonesia, serta
menjadi masalah penting dalam dunia peternakan karena menimbulkan kerugian
ekonomi yang sangat besar karena angka kematian dan kesakitan yang tinggi pada
ayam yang tidak divaksinasi, sedangkan penularan ke manusia jarang dijumpai dan
bilang terinfeksi pun juga akan bersifat ringan. Di Negara yang telah terbebas
dari penyakit ini pun masih harus menanggung kerugian ekonomi.
Secara teknik, penyakit ND pada unggas dapat dikendalikan
dengan baik melalui vaksinasi untuk melindungi unggas dari serangan virus ND.
Di daerah endemic, seperti di Indonesia, pengendalian penyakit ini sangat sulit
untuk dilakukan, karena jenis unggas yang membawa virus ND sangat banyak
termasuk burung liar. Sehingga keberhasilan pengendalian terhadap penyakit
ini tergantung dari pelaksanaan vaksinasinya.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan Newcastle
Disease
b) Apa kerugian dari Penyakit ND
c) Bagaimana
teknik pengendalian
yang paling tepat
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui
Penyebab penyakit ND
b) Untuk mengetahui
teknik pengendalian yang tepat dari penyakit Newcastle Disease ( ND)
1.4 Manfaat
Penulis mengharapkan
makalah ini bisa bermanfaat bagi siapapun yang membacanya serta bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan tentang salah satu penyakit yang sering
menyerang unggas
BAB II
PEMBAHASAN
ND merupakan
suatu penyakit yang menjadi masalah penting bagi dunia peternakan, karena
penyakit ini memiliki tingkat morbiditas (penularan) dan mortalitas (kematian)
yang sangat tinggi (mencapai 100%), penurunan produksi dan kualitas telur,
gangguan pertumbuhan, waktu penyebarannya yang sangat cepat, biaya
penanggulangan penyakit yang tinggi dan mendukung timbulnya penyakit pernapasan
lainnya. ND dapat menimbulkan kerugikan ekonomi yang sangat besar bagi para
peternak. Bahkan pada Negara yang telah berhasil mengendalikan penyakit ini
masih harus mengalami kerugian ekonomi berkaitan dengan program vaksinasi dan
pelaksanaan biosekuriti seperti pengujian berulang pada unggas-unggas yang ada untuk
mempertahankan status “bebas ND” untuk tujuan perdagangan, baik untuk kebutuhan
di dalam negeri maupun untuk ekspor impor.
2.2 Tanda Penyakit
Newcastle disease adalah penyakit yang
tersifat kompleks sehingga isolat strain virus berbeda dapat menimbulkan
variasi yang besar dalam derivat keparahan dari penyakit, termasuk pada spesies
unggas yang sama.
Pada infeksi alami, masa inkubasi ND
berkisar antara 2-15 hari (rata-rata 5-6 hari). Kecepatan timbulnya gejala
bervariasi tergantung dari galur virus ND, jenis unggas, status kekebalan,
adanya infeksi campuran dengan organisme lain, factor lingkungan, rute infeksi
dan dosis virus.
Berdasarkan strain penyebab, ND dapat
dibedakan dalam beberapa bentuk penyakit, yakni:
1)
Bentuk
Penyakit dari Doyle
Merupakan penyakit yang bersifat akut dan fatal pada semua umur
ayam, pertama kali dilaporkan oleh Doyle tahun 1927. Bentuk penyakit ini
merupakan manifestasi dari strain velogenik viscerotropik ND (VVND) yang disebabkan
oleh strain velogenik type Asia. Penyakit ditandai dengan hilangnya nafsu
makan, diare yang kadang disertai darah, lesu, sesak nafas, megap-megap,
ngorok, bersin, batuk, paralysis partialis atau komplit dan sekali-sekali
tortikolis. Produksi telur turun atau terhenti sama sekali. Warna balung dan
pial cyanosis (kebiru-biruan). Angka kematian 80 - 100%.
2)
Bentuk
Penyakit dari Beach
Merupakan penyakit akut yang besifat fatal pada ayam semua umur,
penyakit oni dilaporkan oleh Beach pada tahun 1942 dan 1946. Gejala respirasi
dan syaraf lebih menonjol daripada bentuk velogenik viscerotropik. Bentuk
penyaklit ini merupakan manifestasi dari strain velogenik-neurotropik (VNND),
yang disebabkan oleh strain velogenik type Amerika. Gejala pernafasan seperti
pada bentuk yang pertama, sedang gejala syaraf seperti kelumpuhan dan
torticolis lebih banyak terjadi, Cyanosis pada pial dan balung juga terlihat
dengan jelas. Produksi telur turun, sedangkan mortalitas 60 - 80%.
3)
Bentuk
Penyakit dari Beaudette
Merupakan penyaklit pernafasan akut dan kadang menyerang system
syaraf pada ayam umur muda, penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Beaudette
dan Beach pada tahun 1946. Bentuk penyakit ini disebabkan oleh strain
mesogenik. Gejala seperti batuk, sesak nafas, megap-megap dan penurunan
produksi telur adalah gejala yang menonjol pada ayam dewasa. Angka kematian
mencapai 10% pada anak ayam, sedangkan yang sembuh pertumbuhannya terganggu.
Kematian pada ayam dewasa jarang terjadi. Pada ketiga bentuk di atas, telur
ayam yang dihasilkan akan mengalami kelainan bentuk dan daya tetasnya sanyat
rendah.
4)
Bentuk
Penyakit dari Hitchner
Bentuk ini dilaporkan oleh Hitchner dan Johson tahun 1948 dan
1950, yang merupakan manifestasi dari strain lentogenik. Kelihatan gejala
respirasi yang ringan dan penurunan produksi telur. Gejala syaraf biasanya
tidak ada. Tidak menimbulkan kematian pada ayam dewasa maupun anak ayam.
(Fadilah dan Polana, 2011) menambahkan
satu lagi bentuk penyakit yaitu bentuk penyakit yang bersifat asymptomatic
enteric atau apathogenic yaitu tidak menyebabkan sakit dan tidak ada gejala
klinis. Untuk mengetahui adanya penyakit bentuk ini harus melalui pemeriksaan
laboratorium.
a |
b |
Beberapa gejala klinis penyakit ND : a) Kelumpuhan dan leher
berputar, b) Kotoran berwarna kehijauan
c |
d |
e |
Perubahan produksi telur yang disebabkan oleh strain virus
Velogenik dan Mesogenik: c) Telur berwarna putih karena kekurangan pigmen, d)
Permukaan telur kasar, e) Kerabang telur rapuh dan mudah pecah
Penularan dari
satu tempat ke tempat lain dapat terjadi melalui alat transportasi dimana jika
alat transportasi telah membawa unggas yang terinfeksi virus ND dari satu
kandang kemudian alat transportasi tersebut digunakan lagi untuk mengangkut
unggas sehat dari kandang lain tanpa disterilkan terlebih dahulu dapat
menyebabkan unggas yang sehat tersebut terinfeksi karena virus ND dapat
menempel pada bagian-bagian alat transportasi dan masuk ke dalam tubuh unggas
yang sehat melalui saluran pernapasan atau pencernaannya. Ayam yang tertular ND
akan megeluarkan virus melalui alat pernapasannya 1-2 hari setelah
infeksi. Selain melalui alat
transportasi, penularan dari satu tempat ke tempat lain juga dapat terjadi
melalui pekerja kandang. Pakaian dan tubuh pekerja harus disterilkan sebelum
maupun sesudah masuk ke dalam kandang agar virus pada unggas yang menempel pada
pakaian atau tubuh hilang sehingga tidak menular pada unggas sehat di kandang
lainnya. Debu kandang dan angin yang membawa virus ND juga dapat menyebabkan
terjadinya penularan. Penyebaran virus ND oleh angin bisa mencapai radius 5 km
(Rahayu dkk, 2008) Penularan juga dapat terjadi melalui serangga dan burung
yang merupakan reservoir ND. Makan dan karung pakan yang telah tercemar virus
ND juga merupakan sumber penularan ND dari satu tempat ke tempat lain.
Penularan dari
satu hewan ke hewan lain dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan
yang sakit, hasil seksresi dan ekresi hewan yang sakit seperti cairan mata,
hidung, mulut dan ekskreta. Dapat pula melalui bangkai unggas yang terinfeksi
virus ND. Virus yang tercampur lendir atau dalam feses dan urine mampu bertahan
dua bulan, bahkan dalam keadaan kering tahan labih lama lagi. Demikian pula
virus yang mencemari litter dan
perlengkapan kandang dan lain juga merupakan sumber penularan yang penting. Apabila
tersembunyi di dalam tumpukan gabah kering (litter), virus ND bisa bertahan
sampai lebih dari dua bulan.
Ayam yang
menderita penyakit ini akan menghasilkan telur yang mengandung virus ND,
sehingga telur yang mengandung virus tersebut tidak akan bisa menetas. Penularan
dari hewan ke manusia juga dapat terjadi namun jarang dan bersifat ringan. Penularan
dapat terjadi melalui udara yang terhirup melalui saluran pernapasan saat
bekerja di Laboratorium ketika memeriksa penyakit ini atau saat memberikan
vaksin berupa vaksin aerosol pada unggas atau pekerja kandang yang menghirup
debu yang tercemar virus ND.
Tingkat kematian
dari penyakit ND dapat mencapai 100%. Unggas yang telah mati harus dikubur atau
dibakar untuk mencegah kontak dengan unggas lain yang dapt menyebabkan
terjadinya penularan.
2.4 Kerusakan Organ
Kerusakan organ
yang disebabkan oleh penyakit ND diantaranya nekrosis (kematian jaringan) dan
pendarahan pada mukosa usus, pendarahan pada sekal tonsil (percabangan usus
buntu), petekhi yaitu pendarahan yeng menimbulkan bintik-bintik darah pada
proventrikulus dan peradangan ovarium. Folikel ovarium mengalami hemoragik,
membubur dan degeneratif. Organ-organ reproduksi lainnya mengalami hemoragik
dan perubahan warna menjadi pucat (Tabbu, 2000) Terganggunya saluran reproduksi
ini menyebabkan produksi telur juga terganggu.
f |
g |
h |
f) Pendarahan pada sekal tonsil (percabangan usus buntu), g)
petekhi pada proventrikulus, h) nekrosa pada usus
I |
j |
i) Peradangan ovarium, j) Perbesaran limfa
2.5 Pencegahan
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan sanitasi
terhadap peralatan kandang dan pekerja, penyemprotan kandang dengan desinfektan
juga perlu dilakukan minimal sebulan sekali, unggas yang terinfeksi harus
segera dipisahkan agar tidak menyebabkan penularan pada unggas sehat.
Selain itu, pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian tambahan
vitamin dan untuk meningkatkan nafsu makan sehingga daya tahan tubuh unggas
meningkat untuk melawan virus ND serta pemberian antibiotic untuk mencegah
terjadinya infeksi sekunder. Dapat pula disediakan pemanas tambahan dalam kandang
Manfaat melakukan vaksinasi terhadap
penyakit yang disebabkan oleh virus adalah mencegah kerugian ekonomi yang
diakibatkan terjadinya kasus penyakit yaitu dengan menekan kematian, gangguan
pertumbuhan dan penurunan produksi telur. Vaksinasi juga diharapkan dapat
menekan penyebaran virus (shedding) dan kematian ayam yang peka terhadap
infeksi virus penyakit.
Vaksin ND
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu bentuk aktif dan inaktif. Vaksin aktif
berisi virus yang telah dilemahkan sehingga tidak mengganggu kesehatan ayam. Yang tergolong vaksin jenis ini adalah vaksin ND strain F (daya
kekebalan 3 bulan) dan Kumarov (daya kekebalan 6 bulan). Sedangkan vaksin
inaktif berisi virus yang sudah mati, dengan daya kekebalan yang sedikit lebih
singkat yaitu sekitar 2 bulan. Vaksin inaktif biasanya diberikan pada ayam-ayam
dengan jumlah sedikit dan berumur muda. Vaksin aktif harus disimpan di tempat
dengan suhu rendah (lemari es/termos es) dan sisa pemakaian tidak dapat
digunakan lagi. Sedangkan vaksin inaktif cukup disimpan di tempat teduh atau
tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Berikut adalah beberapa contoh jenis vaksin ND :
a.
Strain Lentogenic (B1-Type)
1)
F strain, vaksin ini memiliki tingkat
keganasan paling rendah dari strain lentogenic
yang ada, dan paling efektif jika dilakukan secara individu.
2)
B1 strain (hitchner), vaksin ini lebih
efektif dari F strain. Aplikasinya
dilakukan melalui air minum atau disemprotkan. Pemberian vaksin ini biasanya
dilakukan pada DOC, kemudian diikuti dengan vaksin tipe la sota pada umur 10-14
hari.
3)
La sota strain, salah satu strain yang sering
digunakan untuk vaksin. Aplikasinya dilakukan dengan cara disemprotkan (spray) dan bisa digunakan untuk vaksin
pertama atau booster.
b.
Strain Mesogenik
1)
Mukteswar strain, bersifat
patogenik dan digunakan secara terbatas pada ayam yang sebelumnya telah
divaksin dengan salah satu vaksin lentogenic.
2)
Hardfordshire (H) dan komorov (K) strains, dibuat dari strain yang kurang patogenik dari Mukteswar strain. Strain H digunakan
dengan cara subcutaneous atau intramuscular.
3)
Roakin strain, vaksin
ini sering disebut dengan wing-web-vaccines.
Strain ini tidak bisa digunakan pada
ayam muda karena masih memiliki kekebalan dari induknya (maternal immunity). Vaksin ini sebaiknya diberikan pada ayam yang
sudah berumur delapan minggu.
Setiap pabrik pembuat vaksin memberikan
beberapa petunjuk mengenai cara pemberian vaksin ND yang diproduksinya.
Kadang-kadang petunjuk pemakaian vaksin ND antara pabrik satu dengan pabrik
yang lain tidak sama karena memiliki metode dan bahan pembuat yang berbeda
sehingga cara pemakaiannya juga berbeda
a)
Cara
pemakaian vaksin ND strain F
·
Ayam umur
3-4 hari diberi vaksin strain F dengan meneteskan pada mata atau mulut sebanyak
1 tetes. Satu ampul yang berisi 50 dosis dilarutkan dengan 3 ml larutan garam
phisiologis (NaCl phisiologis)
·
Strain F
juga digunakan untuk ayam umur 4 minggu melalui tetes mata atau lubang hidung
sebanyak 1 tetes atau bisa juga pada mulut sebanyak 2 tetes. Jumlah pelarutan
sama seperti ayam umur 3-4 hari
·
Penggunaan
vaksin ND strain F dapat diberikan pada ayam umur 2 bulan melalui tetes mata
ataupun hidung sebanyak 1 tetes, dapat juga melalui mulut sebanyak 2 tetes
b)
Cara
pemakaian vaksin ND strain K
·
Selain
menggunakan strain F, ayam yang berumur 2 bulan juga bisa divaksin menggunakan
strain K melalui injeksi (suntikan) di bagian intramuscular (otot) dada atau
paha. Satu ampul vaksin strain K yang mengandung dosis 100 dilarutkan dalam 100
ml NaCl phisiologis. Setelah dilarutkan, setiap ayam disuntik sebanyak 0,5 ml
·
Ayam umur 4
bulan dapat divaksin dengan strain K melalui injeksi di bagian instramusculer.
Satu ampul vaksin strain K yang mengandung dosis 100 dilarutkan dalam 100 ml
NaCl phisiologis. Setelah dilarutkan, setiap ayam disuntik sebanyak 1 ml
·
Pelaksanaan
vaksin diulang tiap 4 bulan sekali dengan vaksin yang sama (strain K)
c)
Cara
pemakaian Pestos dan Sotasec
·
Pestos dan
Sotasec dapat diberikan pada ayam umur 4 hari melalui tetes mata atau hidung.
Pestos (dosis 100) dilarutkan dalam 5 ml aquadest dan setiap ekor ayam dapat
divaksin sebanyak 1 tetes. Pada umur 4 minggu vaksin yang sama dapat diberikan
melalui air minum dengan cara melarutkan Pestos (dosis 100) dalam 1 liter air
bersih dan diberikan kepada ayam yang telah dipuasakan selama 2-3 jam
sebelumnya.
·
Untuk ayam
umur 4 bulan, vaksinasi dapat dilakukan dengan menggunakan Pestos ataupun
Sotasec yang diberikan melalui air minum. Bila menggunakan Pestos, maka vaksin
yang memiliki dosis 100 itu dilarutkan dalam 2 liter air bersih. Sedangkan
Sotasec (dosis 100) dapat dilarutkan dalam 4 liter air bersih. Pelaksanaan
vaksinasi dapat diulang tiap 4 bulan sekali.
Sebelum melakukan vaksinasi, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu
-
Hanya
dilakukan pada ayam yang sehat
-
Dilakukan
serentak pada ayam
-
Vaksin yang
sudah dicampur dengan pelarut hanya mempunyai umur pemakaian 4 jam saja
-
Penggunaan
vaksin disesuaikan dengan umur ayam
-
Pada waktu
melakukan vaksinasi, hindari cahaya matahari langsung atau pemanas
-
Gunakan
tempat minum dan air minum yang bersih dan tidak mengandung Klor atau zat-zat
yang mematikan virus
-
Pengangkutan
dan penyimpanan vaksin tetap dalam keadaan dingin
-
Untuk
menghindari stress pada ayam dapat diberikan obat anti stress
-
Sisa-sisa
vaksin dibuang di tempat yang aman
Tindakan pencegahan selain vaksinasi
adalah sanitasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
1)
Sebelum
kandang dipakai, kandang dibersihkan kemudian dilabur dengan kapur yang
dibubuhi NaOH 2%. Desinfeksi kandang dilakukan secara fumigasi dengan
menggunakan fumigant berupa formalin 1 – 2% dan KMnO4, dengan perbandingan 1 :
5000
2)
Litter
diupayakan tetap kering, bersih dengan ventilasi yang baik. Bebaskan kandang
dari hewan-hewan vektor yang bisa memindahkan virus ND. Kandang diusahakan mendapat
cukup sinar matahari
3)
Menghindari
penggunaan karung bekas
4)
DOC harus
berasal dari perusahaan pembibit yang bebas dari ND
5)
Di
pintu-pintu masuk disediakan tempat penghapus hamaan, baik untuk alat
transportasi maupun petugas
6)
Memberikan
pakan yang cukup secara kuantitas maupun kualitas
Tindakan pengendalian untuk menekan
penularan penyakit ND sangat diperlukan. Tindakan-tindakan tersebut, antara
lain meliputi (Sisca, 2008): ayam yang mati karena ND harus dibakar atau
dikubur, ayam penderita yang masih hidup harus disingkirkan, disembelih dan
daging bisa diperjualbelikan dengan syarat harus dimasak terlebih dahulu dan
sisa pemotongan harus dibakar atau dikubur, lalu lintas ayam ditutup, baik
dalam keadaan mati atau hidup bagi peternakan yang terkena wabah ND, kecuali
untuk kepentingan diagnosis, larangan menetaskan telur dari ayam penderita ND
dan izin menetaskan telur harus dicabut selama masih ada wabah ND pada
perusahaan pembibit, penyakit ND dianggap lenyap dari peternakan setelah 2
bulan dari kasus terahir atau 1 bulan dari kasus terakhir yang disertai
tindakan penghapus hamaan. Tindakan pencegahan tidak dilakukan secara khusus
terhadap manusia karena bersifat ringan dan jarang dijumpai
2.6 Pengobatan
2.7 Prediksi Kesembuhan
Kesembuhan dari
penyakit ND sangat tergantung dari daya tahan tubuhnya sendiri. Itulah sebabnya
ayam harus divaksin ND untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya. Peluang kematian
bagi ayam yang terinfeksi ND sebesar 98%. Jika ada yangg lolos (sembuh/tidak
mati) pasti akan memiliki daya tahan terhadap penyakit ND seumur hidupnya
BAB III
PENUTUP
Penyakit ND merupakan penyakit sangat yang menyerang hampir
seluruh jenis unggas yang disebabkan oleh virus yaitu paramyxovirus. Penyakit ND merupakan masalah penting bagi dunia
peternakan karena telah menyebar di seluruh dunia. Penyakit ND memiliki
mortalitas dan morbiditas yang sangat tinggi, menyebabkan penurunan produksi
telur dan daging serta biaya pengedalian yang besar. Penyakit ND dapat
dibedakan menjadi beberapa bentuk yaitu bentuk penyakit dari Doyle, Beach,
Beaudette dan Hitchner dimana masing-masing bentuk disebabkan oleh strain virus
yang berbeda-beda pula dan memiliki tingkat keganasan dan gejala klinis yang
berbeda.
3.1
Kesimpulan
3.2 Saran
Pemberian vaksin pada ayam harus
dilakukan dengan benar agar vaksin bisa bekerja secara optimal untuk menjaga
daya tahan tubuh ayam. Jika pemberian vaksin salah, ayam tetap bisa terkena
penyakit meskipun sudah divaksin.
DAFTAR
PUSTAKA
Dirjen Peternakan.
2014. Manual Penyakit Unggas.
Jakarta. Subdit Pengamatan Penyakit Hewan, Direktorat Kesehatan Hewan.
wiki.isikhnas.com/images/d/dd/Manual_Penyakit_Unggas.pdf (23 Maret 2015)
Papaji. 2011. Penyakit Tetelo (Newcastle Desease) http://papaji.forumotion.com/t4882-penyakit-tetelo-newcastle-desease
(24 Maret 2015)
Rahayu dkk. 2008 Penyakit Viral (ND, IBD & Marek’s) http://imbang.staff.umm.ac.id/files/2010/03/PENYAKIT-VIRAL-UNGGAS.doc
(22 Maret 2015)
Sisca, Margareta. 2008.
Newcastle Disease Virus. https://mikrobia.wordpress.com/2008/05/16/newcastle-disease-virus/
(22 Maret 2015)