google-site-verification=I3gsFmhNnwraRTClYNy7Zy_HRGb_d1DkfDUi6e1xs34 NEPHROSIS DAN HEMORAGI PERIRENAL ~ Medik Veteriner Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

NEPHROSIS DAN HEMORAGI PERIRENAL




SIGNALMENT: Bovine, Hereford, Sapi (betina), 12 tahun.

MASALAH YANG TERLIHAT: Hematuria, dehidrasi klinis diperkirakan sebesar 8%

DATA LABORATORIUM :

Hematology
Chemistry
Hct                  30                    %
RBC morphology : normal

Platelets : increased

WBC               9.338                           X 103/µl
Seg                  7.740   (80%)  H         X 103/µl
Band               0.0                               X 103/µl
Lymph             1.307   (14%)  L          X 103/µl
Mono               0.373   (4%)                X 103/µl
Eos                  0.093   (1%)                X 103/µl
Baso                0.093)  (1%)                X 103/µl
WBC morphology: normal
Fibrinogen :    1800                  H        mg/dl
BUN               161      H         mg/dl
Creatnine         10.5     H         mg/dl
Total Protein   8.2       H         g/dl
Albumin          3.1       H         g/dl
A/G Ratio       0.61                
AST                 97                    U/L
Glucose           498      H         mg/dl
Sodium            115      L          mmol/L
Potassium        2.2       L          mmol/L
Chloride          50       L          mmol/L
Total         38.3     H         mmol/L
Anion gap       28.9     H         mmol/L
Calsium              7.3    L          mg/dl
Phosphoras          8.5   H         mg/dl

Urinalysis
Other Test
Urine source                voided
Color                           red
Turbidity                     cloudy
Sp Gr                           1.018
pH                               7.0
Protein                         3+
Glucose                       2+
Xetone                                    negative
Bilirubin                      negative
Blood                          4+
Sediment                     innumerable RBC/hpf
                                    1-2 granular Casts/hpf

           
Blood gas analysis (venous):
HCO3              37.1     H mmol/L
PCO2                    37.7             mmHg
pH                   7.483   H











MASALAH


1.      Stres sistemik dan kemungkinan peradangan. Walaupun perhitungan lekosit berada pada interval yang normal, juga terdapat Neutropilia dan lymphophilia. Pada sapi betina yang dewasa yang sehat, limfosit adalah yang paling dominan pada sirkulasi leokosit. Untuk sapi ini terlihat netrofil-leskosit yang refersal. Perlepasan cortisol endogen dapat menyebabkan perubahan ini, namun, peradangan awal juga bisa memungkinkan terjadainya hal ini.
2.      Hyperfibrinogenemia. Hyperfibrinogenemia merupakan indikasi dari peradangan. Hyperfibrinogenemia adalah fase akut dari reaksi konsentrasi dalam plasma yang meningkat selama peradangan. Tanda dari Hyperfibrinogenemia, dapat diukur dengan uji presipitasi panas, yang umumnya di amati pada penyakit ginjal sapi dengan kondisi peradangan. Hyperfibrinogenemia juga merupakan indikasi awal dari peradangan pada sapi dan menunjukkan perubahan dalam leukogram.
3.      Trombositosis. Trombositosis yang diaktifkan kembali umumnya berhubungan hemoragi.. Penilaian trombositosis adalah secara subyektif berdasarkan secara pengujian pewarnaan hapus darah. data trombosit dapat lebih akurat jika menampilkan perhitungsn platelet dan penentuan MPV.
4.      Penyakit ginjal.
a. Azotemia bisa berasal dari prerenal, renal, atau postrenal. Tetapi spesimen urin yang dikelurkan pada azotemia posrenal biasanya terjadi penyumbatan. Dehedrasi bisa terjadi penyebab azotemia tapi bagai manapun juga simpang Sp Gr urin rendah. Lebih lanjut redahnya Sp Gr urin dengan dehidrasi 8 % menunjukan adanya gagal ginjal.
b. Proteinuria dan hematuria dapat berhubungan dengan lesi renal atau masalah pada tractus urinary bawah. adanya lesi pada ginjal atau lebih rendah urinary tract masalah. Granular menunjukkan adanya lesi tubular yang belum diketahui tingkat keparahannya.
5.      Hyperproteinemia, hyperalbumnemia, perbandingan A/G dalam referensi interval. Dengan perhitungan matematik, hyperglobulinemia juga terdapat. Perbandingan normal A/G menunjukkan konsentrasi albumin dan globulin yang meningkat secara proporsional. Perubahan ini secara sekunder menyebabkan dehidrasi dan kehilangan cairan plasma. Adanya dehidrasi 8% adalah penting,  Karena rumen berisi sebagai besar cairan pengganti lalu  dehidrasi pada heawan biasanya berat.
6.       Hiperglikemia dengan glukosuria. Hiperglikemia dapat diamati pada sakit yag parah atau sapi yang sekarat. Pelepasan Katekolamin dan kortisol kemungkinan memainkan peran yang penting dalam perkembangan hiperglikemia,  tetapi diabetes mellitus tidak dapat dihambat atau dicegah secara tuntas. Kebutuhan ginjal sapai untuk glukosa adalah 100 mg/dl. Karena konsentrasi serum glukosa telah berlebih maka terjadi glukosuria. Dioresis yang berbentuk solut akan meningkatkan dehidrasi.
7.      Dehidrasi Hyponatremic dan hipokalemia. Penyakit ginjal pada sapi menyebabkan urine kehilangan Na + dan kelebihan air pada pengambilan cairan elektrolit. Total kandungan Na+ tubuh sangat rendah. Hipokalemia merupakan kemungkinan sekunder dari perubahan keseimbanagn eksternal K+ (misalanya penurunan pengambilan K+  secara oral dan kaliuresis) dan alkalosis dalam tiap sif K+ dari ICF Ke ICF
8.      Percampuran antara alkalosis metabolik dan asidosis, hypochloidemia, dan peningkatan anion gap.
a. Plasma TCO2 yang tinggi dan konsentrasi HCO3 - (alkalosis metabolik) dan hypochloridme yang umum pada penyakit ginjal sapi yang terjadi pada gastrointestinal atas dan hilangnya fungsi HCL abomasum.
b. Analisis gas darah dapat membuktikan alkalemia. PCO2 pada intervl referensi menunjukan bahwa tidak terjadi respirasi yang baik.
c. Tingginya anion Gap menunjukan adanya asidosis metabolik yang disebabkan oleh titrasi sistem buffer plasma dengan asam uremik, asam fosfat (tinggi konsentrasi P), dan kemungkinan asam laktat (shock). Pada saat ini, keseimbangan antara dua hal ini menunjukan aknormalitas kelainan yang dihasilkan dalam alkalemia.
9.      Hypocalcemia dan hyperphosphatemia. Hypocalcemia jarang terpantau pada penyakit ginjal sapii. Hyperphosphatemia dapat  terjadi penurunan  GFR dari dehidrasi dan penyakit ginjal.

RINGKASAN: berdasarkan Nekropsi dan histopatologi, hemoragi unilateral perirenal dan neprosis bilateral telah di diagnosa. Etiologi dari lesi ini belum dapat ditentukan.









Hyperfibrinogenemia : Kelebihan fibrinogen dalam darah
Endogenous : di hasilkan dalam atau disebabkan oleh factor dalam organisme
Trombositosis :
Renal diseasis : penyakit ginjal
Azotemia : Kekurangan nitrogen urea dalam darah
Proteinuria : adanya protein serum yang berlebihan dalam urin
Hematuria : adanya darah dalam urin
Granular casts :
Hyperproteinemia : Peningkatan kandungan protein dalam darah secara abnormal
Hyperalbuminemia : Peningkatan Kandungan albumin dalam darah secara abnormal
Hyperglobulinemia : Peningkatan kandungan globuli dalam darah secara abnormal
Hyperglycemia : Peningkatan kandungan glukosa dalam darah secara abnormal
Glucosuria :
Hyponatremic dehydration :
Hypokalemia :
NEPHROSIS DAN PERIRENAL HEMORAGI : Peradangan pada nepron dan hemoragi di sekitar jaringan ginjal
Hypochloridemia : penurunan kalium dalam darah di bawah normal.
Hypocalcemia : Penurunan calcium  darah di bawah normal, ditandai dengan reflek tendon dalam yang hiperaktif, tanda Chvostek, kejang otot dan perut, serta spasme karpopedal.ks.hypocalcemic.
Hyperphosphatemia : Peningkatan kadar fosfat dalam darah
Nephrosis : setiap penyakit ginjal yang di tandai oleh lesi degenerative tublus ginjal yang
murni.
Alkalemia : Peningkatan pH (Alkalinitas abnormal) pada darah
b. Proteinuria Dan Hematuria mungkin (adalah) dihubungkan dengan suatu luka berkenaan dengan ginjal atau menurunkan masalah bidang mengenai air kencing. berisi butir kecil Lempar menandai (adanya) suatu luka [yang] berbentuk pipa [dari;ttg] kekejaman yang tak dikenal.
Adanya buitr-butir kecil di saluran nefron yang menyebabkan luka yang tidak diketahui bentuknya

Terima kasih telah membaca artikel tentang NEPHROSIS DAN HEMORAGI PERIRENAL di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com