google-site-verification=I3gsFmhNnwraRTClYNy7Zy_HRGb_d1DkfDUi6e1xs34 PENYAKIT JEMBRANA ~ Medik Veteriner Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

PENYAKIT JEMBRANA


PENDAHULUAN

Latar Belakang
            Jembrana (JD) adalah penyakit menular akut pada sapi Bali yang sangat merugikan peternak, khususnya peternak sapi bali. Penyakit Jembrana (JD) ini disebabkan oleh sejenis Virus, yaitu Retrovirus, keluarga lentivirinae yang termasuk dalam famili retroviridae yang sangat cepat penularannya. Namun demikian penyakit ini hanya menyerang sapi khusus ras bali.
            Sejauh ini Penyakit Jembrana (JD) hanya terkenal di Indonesia dan hanya menyerang sapi bali. Wabah pertama terjadi tahun 1964 – 1967 dikabupaten Jembrana, Gianyar, Klungkung, Badung, Tabanan, dan Buleleng adalah wabah terbesar. Daerah yang pernah melaporkan adanya wabah akan menjadi daerah enzootic yang mengalami kasus sporadik sepanjang tahun.
            Penyakit jembrana (JD) sejauh ini tidak ditemui pada rumpun sapi yang lain. Sapi yang terserang berumur lebih dari 1 tahun dan yang terbanyak 4 – 6 tahun dan jenis kelamin tidak mempengaruhi kejadian penyakit ini. Peranan vector dalam penyebaran penyakit ini sangat besar, yaitu lewat penyakit insect born, seperti : Culicoides sp dan nyamuk.
            Sapi yang terserang penyakit jembrana (JD) akan menunjukkan gejala klinis antara lain : suhu berkisar antara 39°C – 42°C. pada suhu Suhu diatas 40°C dapat berlangsung selama 3 – 5 hari, dan kemudian akan diikuti penurunan suhu, namun pada derajat subnormal sapi akan mati, pembengkakan kelenjar limfe, sapi yang sakit dapat terjadi Diare dengan tinja atau feses lembek, profus sampai tercampur darah. Selain itu juga terjadi erosi ringan sampai nekrosis terbatas epitel selaput lendir mulut . Pada sapi betina yang sedang bunting di atas 6 bulan akan mengalami keguguran. Gejala lainnya adalah : keringat darah, perdarahan pada mata, demam, anoreksia, lesu, pernapasan dan detak nadi cepat, leucopenia disertai dengan leukositosis.
            Penyakit Jembrana ini pernah mewabah di di Sumatera Barat pada tahun 1992 di desa Timpeh Kab. Sijunjung yang sekarang sudah termasuk ke Kab. Dharmasraya. Sejak itu secara serologis Jembrana telah menyebar di beberapa Kabupaten di Sumatera Barat.
            Pada tahun 1999 penyakit ini muncul di desa Transad Kec. Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. Upaya Penanggulangan penyakit Jembrana (JD) ini pernah dilakukan vaksinasi pada tahun 2000, 2003 dan 2004, vaksin yang digunakan adalah vaksin virus Jembrana yang berasal dari plasma dan lympa yang dinaktfikan dengan Triton X 100 yang merupakan produksi BPPV VI Denpasar Bali.
            Penyakit ini tidak dapat diberantas secara kuratif, akan tetapi dapat dicegah dengan tindakan preventif dalam artian melalui pengamatan serta pengawasan secara dini antara lain melalui kegiatan Surveilance Penyakit Jembrana dan disertai dengan tindakan vaksinasi secara teratur.
            Pada Tahun 2005 Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat sudah pernah melalukan Surveilance Penyakit Jembrana di beberapa Kabupaten, meliputi : Kab. Sijunjung, Kab. Pasaman, Kab. Agam dan Kab. Pesisir Selatan. Dari hasil diagnosa BPPV Regional V Bali ternyata dari 500 sampel yang diperiksa ternyata positif secara serologis sebanyak 120 sampel, yaitu di Kab. Sijunjung (27 ekor), Kab. Pasaman (24 ekor), Kab. Agam (28 ekor) dan Kab. Pesisir Selatan (41 ekor). Namun sejak tahun 2005 sampai 2008 belum pernah lagi dilakukan surveilance penyakit tersebut, sehingga tidak diketahui lagi secara pasti insidensi serta penyebaran penyakit tersebut akhir-akhir ini di daerah Sumatera Barat.
            Kemudian berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan surveillance penyakit jembrana yang dilakukan oleh Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat tahun 2009 ini ternyata dari 500 sampel yang diambil dari 5 (lima) kabupaten di Sumatera Barat, yaitu : Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman Barat, ternyata 172 sampel diantaranya dinyatakan positif secara serologis berdasarkan hasil diagnosa Balai Besar Veteriner Regional V Denpasar, Bali. Sampel yang dinyatakan positif serologis dari Kabupaten Dharmasraya adalah sebanyak 57 sampel dari 100 sampel dan keseluruhannya berasal dari Desa Pinang Makmur, Kecamatan Timpeh.
            Sampel yang dinyatakan positif serologis dari Kabupaten Sijunjung adalah sebanyak 9 sampel dari 50 sampel dan sample yang positif tersebut berasal dari Kecamatan Kamang Baru, yaitu Nagari Kunangan Parik Rantang (3 sampel), Nagari Sei Betung (3 sampel) dan Nagari Maloro (3 sampel). Sampel yang dinyatakan positif serologis dari Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebanyak 43 sampel dari 150 sampel dan sample yang positif berasal dari Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Lunang Silaut (13 sampel), Kecamatan Padang Laban, yaitu Nagari Padang Sirih (8 sampel) dan Nagari Koto Ampalu (3 sampel) dan Kecamatan Lengayang/Sutera, yaitu Nagari Koto Raya (2 sampel), Nagari Seberang Tarok (1 sampel), Nagari Sikabu (2 sampel), Nagari Pasir Nan Panjang (6 sampel), Nagari Koto Raya (4 sampel) dan Nagari Tanjung Gadang (4 sampel). Sampel yang dinyatakan positif serologis dari Kabupaten Agam adalah sebanyak 46 sampel dari 100 sampel dimana keseluruhan sample yang positif tersebut berasal dari Nagari Tiku Utara Kecamatan Tanjung Mutiara, yaitu Jorong Cacang Randah (17 sampel), Jorong Cacang Tinggi (5 sampel), Jorong Bukit Malintang (1 sampel), Jorong Aia Duku (20 sampel) dan Jorong Kubu Anau (3 sampel). Sedangkan Sampel yang dinyatakan positif serologis dari Kabupaten Pasaman Barat adalah sebanyak 17 sampel dari 100 sampel dan sample yang positif tersebut berasal dari Jorong Transkoto Jaya, Kecamatan Sungai Aur (1 sampel) dan Jorong Mahakarya, Kecamatan Luhak Nan Duo (15 sampel), yaitu Kampung 1 (1 sampel), kampung 2 (5 sampel), kampung 4 (4 sampel), kampung 5 (5 sampel) dan Nagari Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pesisir (1 sampel).
            Dengan demikian masih sangat perlu dilakukan surveilance penyakit jembrana kembali pada tahun – tahun berikutnya.

2. Tujuan
            Memastikan status keberadaan Penyakit Jembrana serta penyebarannya di Provinsi Sumatera Barat guna pemetaan penyakit tersebut untuk mempersiapkan pembebasan penyakit ini di Sumatera Barat.


3. Sasaran
            Terbebasnya Sumatera Barat dari kasus penyakit Jembrana, khususnya di Kabupaten/Kota yang berbatasan langsung dengan Provinsi lainnya di Sumatera yang merupakan daerah tertular.

4. Output
            Terlindunginya ternak sapi, khususnya ternak sapi bali di Sumatera Barat dari Penyakit Jembrana, sehingga produktifitas ternak sapi bali meningkat yang berujung pada peningkatan taraf ekonomi dan pendapatan perkapita peternak.

5. Target Group
            Kabupaten/Kota yang merupakan lokasi peternakan yang intensif serta tinggi populasi sapi balinya di Sumatera Barat, yang terdiri dari Kab Dharmasraya, Kab.Sijunjung, Kota Sawahlunto, Kab. Pasaman Barat, Kab. Agam, Kab. Padang Pariaman, Kota Padang, Kota Pariaman dan Kab. Pesisir Selatan.

6. Indikator
a. Output :
Terlaksananya pengendalian penyakit Jembrana di Propinsi Sumatera Barat, sehingga kejadian wabah penyakit ini dapat dideteksi dan dihindari secara dini.
b. Outcome:
Tidak terjadinya kasus/kematian ternak sapi bali akibat Penyakit Jembrana di Sumatera Barat.
c. Benefit :
Berkembangnya usaha-usaha peternakan sapi bali di Sumatera Barat.
d. Impact :
Peningkatan ekonomi masyarakat peternak sapi bali dan berkurangnya angka kemiskinan petani ternak, khususnya di daerah-daerah yang intensif memelihara ternak sapi bali.


METODE SURVEILANCE

a. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Surveilance
Lokasi :
            Lokasi pengambilan sample surveillance penyakit jembrana tahun 2010 ini masih tetap difokuskan pada kabupaten yang memiliki populasi sapi bali yang relative padat atau daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan provinsi lain yang banyak populasi sapi bali-nya serta memiliki sejarah kasus penyakit jembrana. Daerah – daerah tersebut adalah : Kab Dharmasraya, Kab.Sijunjung, Kota Sawahlunto, Kab. Pasaman Barat, Kab. Agam, Kab. Padang Pariaman, Kota Padang, Kota Pariaman dan Kab. Pesisir Selatan.

Waktu Pelaksanaan Surveilance :
            Pelaksanaan surveillance (pengambilan dan pengolahan sampel) oleh para petugas di lapangan dilakukan sejak bulan Mei – September 2010, sedangkan pengujian sampel dilakukan pada tanggal 03 November 2010 oleh Laboratorium Virologi Balai Besar Veteriner Regional VI – Denpasar, Bali.

b. Teknik Pengambilan Sampel
            Pengambilan sample surveillance epidemiologi penyakit jembrana ini dilakukan secara acak berstrata dengan penentuan kabupaten sebagai daerah contoh didasarkan atas jumlah Puskeswan yang ada dalam kabupaten tertular atau terancam dan seterusnya masing-masing Puskeswan mengambil sample serum sapi bali yang tidak divaksinasi secara acak di wilayah kerja masing-masing Puskeswan sesuai dengan tingkat kepadatan populasi sapi bali yang ada di lokasi tersebut secara proporsional.

c. Metode Pemeriksaan
            Metode Pemeriksaan yang digunakan dalam surveillance penyakit jembrana ini adalah metode Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA), yaitu Bioteknologi (IKP-BIO No.1).
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Hasil pengambilan sampel serta hasil pemeriksaan laboratorium pengujian terhadap sampel yang diambil dan diperiksa dapat dilihat pada Tabel 1 di halaman berikut.

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Sampel Surveilance Penyakit Jembrana Tahun 2010
No

JUMBLAH
SAMPEL
JENIS
HEWAN
ASAL
HEWAN
UJI
ELISA
1
100
SAPI
Kab. Agam
Positif (+)

100
SAPI
Lubuk basung
Positif (+)
2
225
SAPI
Kab.Pesisir selatan
Negatif

50
SAPI
Sutera
positif(+++)

50
SAPI
Padang laban
Positif (+)

75
SAPI
Inderapura
Positif (+)

50
SAPI
Lunang silaut
Negative
3
150
SAPI
Kab.pasaman barat
Positif (+)

50
SAPI
Pasaman
Positif (+)

50
SAPI
Kinali
Negative

50
SAPI
Ranah batahan
Positif (+)
4
113
SAPI
Kab.dharmasraya
positif(+++)

38
SAPI
Timpeh
Negatif

30
SAPI
Pulau punjung
Negatif

45
SAPI
Koto besar
Negatif
5
50
SAPI
Kab.Padang pariaman
Negatif

50
SAPI
Lubuk along
Negatif
6
50
SAPI
Kab. Sijunjung
Negatif

50
SAPI
Muaro sijunjung
Negatif
7
50
SAPI
Kota sawahlunto
positif(+++)

50
SAPI
Sawahlunto
positif(+++)
8
25
SAPI
Kota padang
Negatif

25
SAPI
Aie pacah
Negatif
9
50
SAPI
Kota pariaman
Positif (+)

50
SAPI
Kota pariaman
Positif (+)
jumlah
813



Ket : +: Positif lemah; ++: Positif sedang; +++ : Positif kuat

Table2 . Jumlah sampel yang positif

+
                  _

+

+++

121

+_


31
_

_+


46
_ _


615









Total sample pada Tabel 1. 813.

True positif : 121 sampel (benar-benar positif)
Fals negatif :  31 sampel (negatif palsu)
Fals positf : 46 sampel (positif palsu)
True negatif : 615 sampel (benar-benar negatif)
 Sakit  A+B = 152 : 813 X 100 = 18,69%
 Sehat C+D =  661 : 813 X 100 = 81,30%
  
                                               















PEMBAHASAN

            Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan surveillance penyakit jembrana yang dilakukan oleh Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat tahun 2010 ini ternyata dari 813 sampel yang diambil dari 9 (sembilan) kabupaten/kota di Sumatera Barat ternyata terdapat 152 sampel positif (18,69 %), namun apabila dilihat per kabupaten/kota lokasi surveillance dinyatakan bahwa : di Kabupaten Dharmasraya terdapat 32 sampel positif dari 113 sampel , di Kabupaten Sijunjung dari 50 sampel yang diambil tidak ada yang positif, di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 22 sampel positif dari 225 sampel , di Kabupaten Agam terdapat 6 sampel positif dari 100 sampel , di Kab. Pdg Pariaman dari 50 sampel yang diambil tidak ada yang positif, di Kabupaten Pasaman Barat terdapat 4 sampel positif dari 150 sampel , di Kota Sawahlunto terdapat 3 sampel positif dari 50 sampel , di Kota Padang terdapat 12 sampel positif dari 25 sampel  dan di Kota Pariaman terdapat 1 sampel positif dari 50 sampel .
            Sementara itu apabila dilihat kembali hasil surveillance serologis penyakit jembrana yang pernah dilakukan di Sumatera Barat tahun 2005, ternyata dari 501 sampel yang diperiksa pada waktu itu diperoleh hasil positif serologis sebanyak 120 sampel (24 %). Melihat hasil tersebut maka secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa prevalensi penyakit jembrana secara serologis di Sumatera Barat tergolong sangat tinggi dan kecenderungannya dari tahun 2005 sampai tahun 2009 menunjukkan tendensi peningkatan kasus serologis di beberapa Kabupaten yang merupakan sentra sapi bali di Sumatera Barat. Peningkatan tersebut terjadi secara cukup signifikan, yaitu dari 24 % menjadi 34,40 %, sedangkan pada 2010 dari 800 sampel yang diambil hanya 18,69 % sampel yang positif, sehingga dari tahun 2009 ke 2010 terjadi penurunan jumlah sampel yang positif.
            Namun demikian hal ini perlu disikapi dengan serius oleh seluruh stakeholder terkait dengan cara mengambil langkah-langkah antisipatif ke depan, yaitu dengan melakukan berbagai tindakan preventif (pencegahan) agar kasus serologis tersebut tidak muncul menjadi kasus klinis jembrana. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain dengan melakukan penyemprotan insektisida atau desinfektans khusus untuk membunuh ataupun menghambat perkembangan vector penyakit jembrana atau dengan vaksinasi jembrana secara intensif atau pun kombinasi penyemprotan dan vaksinasi, menjaga serta mempertahankan kondisi kesehatan sapi bali yang dinyatakan positif serologis tersebut serta menjaga dan mengawasi lalu lintas ternak sapi bali tersebut, khususnya yang baru masuk dari luar provinsi Sumatera Barat, terutama Lampung dan Sumatera Selatan.
            Dengan demikian diharapkan dapat diminimalisir kontak antara sapi bali yang positif serologis dengan ternak sapi bali lainnya yang masih sehat, sehingga penyebaran lebih luas kasus serologis penyakit jembrana ini dapat dimininalisir atau dihindarkan.





















KESIMPULAN DAN SARAN

            Berdasarkan hasil surveilance penyakit jembrana yang telah dilakukan di Sumatera Barat pada tahun ini maupun beberapa tahun belakangan dapat disimpulkan bahwa secara serologis penyakit jembrana masih terdapat di Sumatera Barat, walaupun sudah terjadi penurunan prosentase sampel yang positif, namun persentasenya masih relatih tinggi (18,69 %). Hal itu semakin mengkhawatirkan seiring dengan maraknya pemasukan sapi bali ke Sumatera Barat melalui kegiatan pengadaan bibit sapi bali di beberapa kabupaten/kota, seperti Darmasraya, Sijunjung, Pesisir Selatan, Agam, Pasaman Barat, Kota Padang, Kota Sawahlunto dan Kota Padang.
            Walaupun demikian tidak tertutup kemungkinan terdapatnya kasus serologis jembrana pada kabupaten/kota lainnya di Sumatera Barat yang belum dilakukan surveillance, seperti kabupaten Solok Selatan, kabupaten Limapuluh Kota, kabupaten Pasaman Timur, dan sebagainya. Tingginya kasus jembrana tersebut secara serologis di Sumatera Barat perlu diantisipasi secara dini melalui langkah-langkah konkrit di lapangan agar tidak meledak atau muncul out break kasus jembrana secara klinis di berbagai daerah tersebut pada waktu mendatang, sehingga kerugian peternak yang memelihara sapi bali dapat dicegah dan dihindari. Selain itu juga disarankan agar kabupaten/kota yang memiliki populasi sapi bali agar tetap melanjutkan aktivitas surveillance untuk penelusuran penyakit jembrana di masing-masing daerah tersebut bekerjasama baik dengan Dinas Peternakan Provinsi maupun dengan Laboratorium Pengujian, seperti BPPV Regional II Bukittinggi ataupun BBVET Regional VI - Denpasar, Bali.








DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2010. Bahan Ajar Managemen Kesehatan dan Kesejahteraan Ternak.    Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Bandung.

Astiti, L.G.D., 2010. Manajemen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada      Ternak Sapi.    Kementerian Pertanian. Badan Penelitian dan         Pengembangan Pertanian. Balai Besar            Pengkajian dan             Pengembangan Teknologi Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi     Pertanian NTB.

Subronto, 1995. Ilmu Penyakit Ternak. Gajah Mada University Press. UGM.

Ressang, A.A., 1984. Patologi Khusus Veteriner. Denpasar. Bali.



Terima kasih telah membaca artikel tentang PENYAKIT JEMBRANA di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com