Judul Pratikum : Penganalan Parasit Ektoparasit I ( Tungau, Pinjal, dan Caplak )
Hari/Tanggal : Rabu / 07 Desember 2005
Tujuan Pratikum : Untuk Mengetahi Bentuk-Bentuk Morfologi Parasit Ektoparasit I.
Hasil Pengamatan
A..Tungau
1.Sarcoptes sp/chorioptes sp/Psortoptes sp/Demodex sp.
Keterangan :
a) Gnastoma
b) Idiosoma
c) Pedipalpus
d) Ekstremitas
e) Sucker
( gambar )
2.Demodex sp.
Keterangan :
a) Gnatosoma
b) Podosoma
c) Opistoma
d) Ekstemitas
( gambar )
B.Pinjal
1.Ctenocephalides canis/ ctenoccephalides felis.
Keterangan :
a) Kepala
b) Dada
c) Perut
d) 3 pasang kaki.
( gambar )
C.Caplak
1.Rhipicephalus sp/ haemaphysalis sp/Boopnilus sp/Amblyomma sps.
Keterangan :
a) Gnatosoma
b) Idiosoma
c) 4 pasang kakio
d) Lekuk anal
e) Feston
( gambar )
Pembahasan
A.Tungau
Tungau termasuk kedalam :
Phylum : Arthropoda
Class : Arachnida
Ordo : Acarina
Sub ordo : Trombidiformis
Family :Demodicidae
Genus : Demodek
Tungau adalah parasitik pada atau di dalam tubuh vertebrata darat selama paling sedikit satu stadium dalam daur hidupnya.Tungau dapat pula di temukan pada avertebrata. Araknida dapat merupakan agen penyebab langsung sesuatu penyakit, dapat menularkan mikroorganisme pathogen, atau dapat bertindak selaku reservoir infeksi. Beratus-ratus spisies hidup pada atau didalam tumbuh-tumbuhan dan sering kali menyebabnkan kerusakan serius. Bulu burung dan kulit mamalia merupakan habitat yang digemari, dan organ-organ internal baik vertebrata maupun avertebrata sering di masuki oleh tungau.
Morfologi
Tungau memiliki tubuh yang ovoid, ukurannya hanya sekitar 1 mm,struktur tubuhnya tampak membranosa,dan bagian –bagian tubuhnya mirip seperti caplak. Hipostoma tungau tersembunyi dan tidak bersenjata .Matanya tunggal dapat berjumlah dua atau lebih, tetapi tidak pernah berada dalam kutikulum. Kaki tungau mempunyai empat pasang yang terlatak didorsal anterior tubuh.
Siklus Hidup
Sebagai kelompok mereka hidup bebas , tetapi sub ordo Mesostigmata mengandung genus parasitic yang terbesar yang anggotanya kebanyakan sebagai pemakan linmfe pada stadium larva atau limfe, dan pada stadium dewasa sebagai pemakan darah (hematofagus). Daur hidup dari telur menjadi larva (berkaki enam) kemudian limfe (berkaki delapan) dan akhirnya menjadi dewasa di selesaikan dalam waktu kira-kira deklapan hari sampai lebih dari empat mingu. Tungau makan bahan-bahan organic yang membusuk atau jaringan-jaringan organisme hidup atau mati. Beberapa spesies menggunakan serangga sebagai alat transportasi dan juga sebagai sumber makanan. Tungau sangat banyak terdapat di daerah beriklim sedang.
Adapun jenis-jenis tungau yaitu:
1. familia sarcoptidae ( tungau gatal dan tungau kudis )
2. familia psoroptidae ( tungau keropeng )
3. familia listrophoridae ( tungau kudis miokoptik )
4. familia trombidiidae dan trombiculidae ( tungau chiggers dan harvest )
5. familia dermanyssidae ( tngau gamasida : parasitoidea )
6. familai acaridae dan glycyphagidae ( tungau makanan )
7. familia demodicidae ( tungau folikuler )
Tungau yang mirip cacing yang menginfeksifolikel rambut diatas kelenjar pada berbagai mamalia adalah Demodek folliculorum. Tungau ini mempunyai abdomen memanjang serta kaki pendek dan dapat di temukan dalam kelompok –kelompok 200 individu atau lebih. Tungau ini makan sel-sel epithelial folikel. Walaupun demikian infestasi pada kulit wajah manusia sering terjadi, terutama pada hidung dan dahi, dan biasanya tidak mengganggu , tetapi tungau pada anjing, Demodex canis menyebabkan kudis yang parah. Spesies-spesies lain pada babi dan sapi dapat menyebabkan benjolan-benjolan pada kulit.
`B. Pinjal
Pinjal termasuk ke dalam :
Phylum : artropoda
Class : insecta
Ordo : siphonaptera
Genus : Ctenocepholides
Spesies : -Ctenocephalides canis
-Ctenocephalides felis
Lebih dari 1300 spesies pinjal telah dikenal, dan tidak diragukan bahwa masih banyak lagi yang belum ditemukan orang. Hanya yang dewasa saja yang hidup parasitic, dan mereka, seperti kutu, terbatas makan darah burung dan manusia .
Morfologi
Pinjal memiliki tubuh pipih kedua sisi lateral, dan ruas pertama setiap kakinya (koksa) besar dan menolong dalam kemampuan meloncat yang merupakan hal terkenal bagi pinjal. Pinjal tidak mempunyai sayap.pinjal mempunyai panjang 1,5-4,0 mm,ukuran jantan lebih kecil dari pada betina,memiliki kitin yang tebal dan kepalanya terdapat lekuk tempat antenna yang bersegmen disimpan,antenna yang jantan selalu lebih panjang dari pada betina berakhir bulat. Tubuh pinjal jantan mempunyai ujung posterior seperti tombak yang mengarah ke atas , sedang tubuh betina berakhir bulat, Abdomen pinjal beruas-ruas dan setiap ruas seperti thorax mempunyai skleril (dorsal yang di sebut tergum dan skleril ventral yang disebut sternum. Tergum kesembilan pinjal jantan mengalami modifikasi membentuk alat penjepit yang di gunakan pada saat kopulasi dengan betina, dan alat penjepit ini merupakan hal pokok untuk mengidentifikasi pinjal jantan. Yang betina mempunyai spermatika dan yang jantan mempunyai aedegagus atau disebut juga penis berkitin.
Mungkin yang paling tepat untuk mencari pinjal ialah pada tubuh anjing atau kucing piaraan, kedua hospes tersebut dapat di serang oleh pinjal,: Ctenochepalides canis dengan Ctenochepalides felis.
Perbedaan Ctenochepalides canis dan Ctenochepalides felis
C.canis :
- terdapat lebih umum pada anjing
- mempunyai dahi yang tinggi atau berkening tinggi
- duri pertama dari ctedium genal lebih pendek dengan duri kedua atau duri berikutnya.
C.canis :
- Terdapat lebih umum pada kucing
- Dahinya rendah atau berkening rendah
- Duri pertama dari ctenidium genal sama panjangnya dari pada duri-duriberikutnya.
Siklus Hidup
Selama daur hidupnya metamorfosis lengkap dari telur ke larva ke pulpa dan dewasa. Telur besar, licin, oval, dan jernih. Seandainya kcing terinfeksi pinjal diperbolehkan tidur pada kain hitam selama satu malam, telur pinjal dapat terlihat dengan mudah tersebar di atas kain pada pagi harinya. Telur tersebut bercampur sedikit dengan darah yang mengering di bulu. Penopang anus terdiri dari sepasang tonjolan tumpul berkait yang dapat digunakan untuk membedakan larva pinjal dengan larva seranggakira-kira dua minggu, tetapi perkembangan dapat tertunda sampai enam bulan atau lebih. Larva memakan berbagai bahan organic yang ditemukan disangkar hospes, retak-retak di dalam lantai dan dibawah permadani. Darah yang diperoleh dari ekstra pijmjal dewasa kadang –kadang merupakan sebahagian bahan yang bermafaat bagi makanan larva. Larva pinjal burung tumbuh subur pada selubung yang rusak dan sisik epidermis burung-burung muda.
Larva menyilih dua kali sebelum mencapai stadium ketiga, kemudian tiap-tiap larva memintal ke pompong dan didalam kepompong tersebut ia menjadi pupa. Stadium larva dapat berlangsung dari satu sampai 24 minggu. Pupa dapat hidup selama satu minggu sampai satu tahun, tergantung dari spesies dan factor lingkungan seperti suhu dan kelembaban. Seluruh daur hidup pinjal dapat pendek selama 18 hari, atau dapat berlangsung selama beberapa bulan. Pinjal yang telah mempunyai bentuk dewas penuh dapat tergeletak tidak bergerak untuk waktu yang tidak tertentu sebelum ia mulai hidup aktif.
C. Caplak
Phylum : Arthropoda
Sub phylum : Chelicerata
Class : Arachida
Ordo : Acarina
Sub ordo : Metastigma (ixodrina)
Family : - ixodidae ( caplak keras )
- Argasidae ( caplak lunak )
Kira-kirab 800 spesies caplak terdapat diselurah dunia . kesemuanya merupkan parasit obligat. Caplak pada dasarnya merupakan tungau raksasa, hipostomanya mengandung gigi-gigi yang melengkung kebelakang.caplak ini termasuk dalam 2 familia yaitu : Argasidae, memiliki tubuh lunak dan berbentuk bulat menyebabkan alat mulut dan kebanyakan kaki tidak tampak jelas, dan ixodidae, atau caplak keras, yang memiliki papan dorsal kitinosa ( skutum ) dan kapitulum jelas. Meskipun tubuhnya “keras”, namun yang betina dapat membesar pada saat makan.untuk membedakan caplak lunak dengan caplak keras adalah pada skutumnya, caplak lunak tidak mempunyai skutum. Pada family ixodidae, terdapat skutum pada semua stadium, caplak ini merupakan caplak sejati.
Morfolgi
1. Gnatosoma .
a. Basis kapituli : Bagian basl gnatosoma bentuknya speifik pada setiap spesies
b. Pedipalpus :Bentuk masing-masing segmen berbeda.
c. Kelisera
d. Hipostoma
e. Kapitulum : Terletak di sebelah anterior gnatosoma, bentuknya bisa memanjang bisa juga pendek.
2. Idosoma.
a. Skutum : Pada tubuh kadang-kadang terdapat bercak sepaerti email dan berwarna (ornate) kadang- kadang tidak ad (inormata).
b. Spirakulum : Sepasang, sedikit dibelakang koksa kaki terakhir, disebut lateral (diasoma)
c. Mata : Kadang-kadang ada/tidak ada
d. Feston : Merupakan lipatan pada tepi posterior ( diasoma ), kadang-kadang ada/tidak ada dan jumlahmnya berbeda.
e. Lekuk anal : Letaknya terhadap anus berbeda-beda.
3. Extremitas :Mempunyai 4 pasang kaki.
Caplak berukuran lebih besar dn hipostoma menonjol dan dipersenjatai denga gerigi atau kait-kait. Mata tunggal dapat berjumlah dua atau lebih, tetapi tidak berada pada kapitulum.
Siklus Hidup
Siklus hidupnya mulai dari telur yang di taruh berkelompok di atas tanah. Di dalam retak-retak dan di celah-celah dalam rumah, atau di sarang dan tempat persembunyian hewan. Kondisi yang menguntungkan termasuk kelembaban, banyak vegetasi dan banyak hewan sebagai hospesnya. Larva yang berkaki enam sering disebut “caplak biji”,yang menetas dari telur harus menemukan hospes dan harus segera makan darah. Setelah menyilih, larva menjadi nimfe, mempunyai delapan kaki, tetapi tidak mempunyai lubang genital. Nimfe juga menyilih setelah makan dan menjadi dewasa.caplak betina bertambah besar setelah makan, sering kali empat kali panjang dewasa asli, dan bertambah berat dari 1 sampai 450 mg. Caplak jantan terbungkus tegument yang tidak elastic sehingga menghalangi bertambah besarnya tubuh pada saat makan. Parasit tersebut biasanya memanjat hospes serta makan di antara dua penyilihan, dan jatuh ke tanah dan menyilih atau bertelur. Biasanya, caplak ini memerlukan paling sedikit tiga hospes untuk menyelesaikan daur hidupnya, yang memakan waktu beberapa minggu sampai dua tahun, tergantung spesies caplak.
Kedua jenis kelamin caplak ini semuanya penghisap darah. Diperkirakan sebanyak 200 pon (kira-kira 2,3 kg) darah dapat di isap caplak dari seekor hewan besar dalam waktu satu musim. Setelah menghisap darah , caplak betina siap untuk mengadakan kopulasi dan bertelur. Spermatopfora di maasukkan ke dalam vagina oleh kapitulum caplak jantan. Caplak keras biasanya bertelur antara 2000-8000 butir setelah periode praoviposisional selama 3 sampai 24 hari (misalnya bagi Demacentor variabili). Waktu bertelur bervariasi antara 2 sampai 6 minggu . jumlah telur caplak lunak lebih sedikit ( 100-200) yang di keluarkan dalam beberapa kelompok setiap satalah mengisap darah.
Judul Pratikum : Tungau
Hari/Tanggal : Rabu / 07 Desember 2005
Tujuan Pratikum : Untuk Mengetahi Bentuk-Bentuk Morfologi Parasit Ektoparasit I pada tungau
Hasil Pengamatan :
1.Sarcoptes sp/chorioptes sp/Psortoptes sp/Demodex sp.
Keterangan :
f) Gnastoma
g) Idiosoma
h) Pedipalpus
i) Ekstremitas
j) Sucker
( gambar )
2.Demodex sp.
Keterangan :
e) Gnatosoma
f) Podosoma
g) Opistoma
h) Ekstemitas
( gambar )
Pembahasan
Tungau termasuk kedalam :
Phylum : Arthropoda
Class : Arachnida
Ordo : Acarina
Sub ordo : Trombidiformis
Family :Demodicidae
Genus : Demodek
Tungau adalah parasitik pada atau di dalam tubuh vertebrata darat selama paling sedikit satu stadium dalam daur hidupnya.Tungau dapat pula di temukan pada avertebrata. Araknida dapat merupakan agen penyebab langsung sesuatu penyakit, dapat menularkan mikroorganisme pathogen, atau dapat bertindak selaku reservoir infeksi. Beratus-ratus spisies hidup pada atau didalam tumbuh-tumbuhan dan sering kali menyebabnkan kerusakan serius. Bulu burung dan kulit mamalia merupakan habitat yang digemari, dan organ-organ internal baik vertebrata maupun avertebrata sering di masuki oleh tungau.
Morfologi
Tungau memiliki tubuh yang ovoid, ukurannya hanya sekitar 1 mm,struktur tubuhnya tampak membranosa,dan bagian –bagian tubuhnya mirip seperti caplak. Hipostoma tungau tersembunyi dan tidak bersenjata .Matanya tunggal dapat berjumlah dua atau lebih, tetapi tidak pernah berada dalam kutikulum. Kaki tungau mempunyai empat pasang yang terlatak didorsal anterior tubuh.
Siklus Hidup
Sebagai kelompok mereka hidup bebas , tetapi sub ordo Mesostigmata mengandung genus parasitic yang terbesar yang anggotanya kebanyakan sebagai pemakan linmfe pada stadium larva atau limfe, dan pada stadium dewasa sebagai pemakan darah (hematofagus). Daur hidup dari telur menjadi larva (berkaki enam) kemudian limfe (berkaki delapan) dan akhirnya menjadi dewasa di selesaikan dalam waktu kira-kira deklapan hari sampai lebih dari empat mingu. Tungau makan bahan-bahan organic yang membusuk atau jaringan-jaringan organisme hidup atau mati. Beberapa spesies menggunakan serangga sebagai alat transportasi dan juga sebagai sumber makanan. Tungau sangat banyak terdapat di daerah beriklim sedang.
Adapun jenis-jenis tungau yaitu:
8. familia sarcoptidae ( tungau gatal dan tungau kudis )
9. familia psoroptidae ( tungau keropeng )
10. familia listrophoridae ( tungau kudis miokoptik )
11. familia trombidiidae dan trombiculidae ( tungau chiggers dan harvest )
12. familia dermanyssidae ( tngau gamasida : parasitoidea )
13. familai acaridae dan glycyphagidae ( tungau makanan )
14. familia demodicidae ( tungau folikuler )
Tungau yang mirip cacing yang menginfeksifolikel rambut diatas kelenjar pada berbagai mamalia adalah Demodek folliculorum. Tungau ini mempunyai abdomen memanjang serta kaki pendek dan dapat di temukan dalam kelompok –kelompok 200 individu atau lebih. Tungau ini makan sel-sel epithelial folikel. Walaupun demikian infestasi pada kulit wajah manusia sering terjadi, terutama pada hidung dan dahi, dan biasanya tidak mengganggu , tetapi tungau pada anjing, Demodex canis menyebabkan kudis yang parah. Spesies-spesies lain pada babi dan sapi dapat menyebabkan benjolan-benjolan pada kulit.
Judul Pratikum : Pinjal
Hari/Tanggal : Rabu / 07 Desember 2005
Tujuan Pratikum : Untuk Mengetahi Bentuk-Bentuk Morfologi Parasit Ektoparasit I pada pinjal dan perbedaan Ctenochepalides canis dengan Ctenochepalides felis.
Hasil Pengamatan :
Terima kasih telah membaca artikel tentang LAPORAN PARASIT di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.