google-site-verification=I3gsFmhNnwraRTClYNy7Zy_HRGb_d1DkfDUi6e1xs34 Caudectomy atau tail docking ~ Medik Veteriner Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Caudectomy atau tail docking


Operasi potong ekor lebih ke arah kosmetik atau kecantikan penampilan. Pemilik yang berpengalaman dalam merawat anjing lebih memilih cara ini sebagai bentuk kasih sayangnya pada hewan peliharaan. Tampilan ekor yang tegak atau melingkar kesamping, merupakan suatu masalah yang paling sering dikeluhkan oleh para pemilik anjing. Dimana performens/penampilannya tampak kurang gagah atau sempurna. Jenis-jenis anjing banyak disukai yaitu anjing-anjing peranakan, Herder-kampung, Boxer-kampung, Herder-Boxer atau Pitbull. Anjing-anjing berburu ras lokal atau persilangan umumnya mempunyai bentuk ekor melengkung ke atas atau melingkar, namun anjing yang kedudukan ekornya lurus menggantung sepertti anjing-anjiong ras murni seperti Boxer, Herder, dan anjing-anjing lainnya, tampilannya lebih gagah atau sempurna dan sangat disukai. Anjing yang berpenampilan ekor tegak atau melingkar dianggap kurang sempurna dan dapat mengganggu anjing pada saat berburu di hutan atau belukar, sebab ekor tersebut sering ,menyangkut pada batang kayu dan ranting atau belukar yang dapat menimbulkan rasa sakit (Wardana, 2002).
Untuk memotong ekor bisa dilakukan tindakan operasi bedah minor, yaitu dengan cara memotong tendon di beberapa bagian dorsal ekor hewan. Lurus dan melingkar atau berkeloknya ekor anjing ditentukan oleh ruas-ruas tulang ekor, panjang/pendeknya tendon dan simetris tidaknya tendon di bagian ekor.Anatomi ekor anjing terdiri dari tulang ekor atau os coccegealis yang beruas-ruas. Tulang ekor dibungkus oleh otot-otot pembentuknya yang terdiri atas muskulus sakrokaudalis lateralis, muskulus sakrokaudalis dorsali, muskulus sakrokaudalis ventralis, muskulus interventralis (Getty, 1975).
Fossum (2002), Untuk keperluan mode, potong ekor harus disesuaikan dengan standar bagi masing-masing ras. Namun demikian dalam praktek hasil pemotongan berdasarkan standar seringkali tidak sesuai dengan keinginan pemilik. Oleh karenanya perlu diambil kesempatan, kecuali pemilik menyerahkan kepada dokter hewan harus mengingat standar internasional yang telah ada.


PENEMUAN KLINIS

Caudectomy atau tail docking (pemotongan sebagian ekor), dimana dilakukan untuk mengikuti dengan bentuk standar hewan-hewan atau tradisi, dimana secara etis dan koral masih diperdebatkan. Indikasi dari tail docking atau caudectomy dari hal pemeriksaan dan pengobatan adalah jika terjadi perubahan-perubahan akibat trauma, infeksi, tumor, dan apabila terjadi fistula perianal. Ekor harus dipotong dari 2 sampai 3 cm dari batas normal dari jaringan jaringan ketika menghilangkan tumor atau perubahan akibat dari trauma. Pemotongan harus dilakukan dekat anus jika ujung ekor terjadi pengeluaran darah secara chronik akibat dari berulang kali mengalami luka goresan/ luka lecet atau kerusakan yang terus terjadi. Pemotongan didekat pangkal dianjurkan untuk ekor avulsed (membengkok) dan jika diperlukan untuk ekor melipat akibat pyoderma dan fistula perianal (Fossum, 2002).
Tail docking adalah operasi kosmetik pada anaka anjing dilakukan pada umur antara 3 dan 5 hari. Secara alami, anesthesia tidak harus diberikan; bagaimanapun, harus diberikan pengertian yang baik pada pemilik akibat dari rasa sakit yang ditimbulkan dan itu adalah ketentuan manajemen untuk dapat digunakan anastesi local, dengan atau tanpa sedasi. Satu obat/ jenis untuk memulai sedasi dan analgesia dengan pemberian diazepan secara intranasal (ke dalam hidung/ saluran pernapasan) (0,1 mg/100 g) diikuti 3 menit setelahnya diberikan ketamin ( 1mg/ 100 g) secara intranasal dan lalu 5 menit kemudian berikan satu jenis obat anastesi local secara ring block proximal pada waktu mau melakukan incisi. Jika tail docking tidak dilakukan selama satu minggu pertama umurnya, maka pemotongan harus ditunda sampai anak anjing berumur 8 sampai 12 minggu dan dapat dilakukan penggunaan anastesi umum. Panjang ekor yang diinginkan harus ditentukan berdasarkan yang ditunjuk untuk bentuk standar jenis-jenis anjing dan berikan nasehat dengan pemilik. Penyembuhan setelah tail docking pada anak anjing biasanya tanpa ada komplikasi. Anak anjing jarang mengalami iritasi pada tempat yang dioperasi, tetapi pada anjing betina akan dapat menjilat sehingga melepaskan jahitan dalam beberapa hari (Bojrab, 1975).
Tail docking pada anjing dewasa lebih dari 1 minggu dibutuhkan anastesi umum atau epidural. Tempat yang akan dibedah harus diamati dari adanya bengkak, cairan, peradangan dan sakit. Penyembuhan setelah dilakukan tail docking tidak ada komplikasi jika terjadiketegangan kulit yang berlebihan dan menghindari trauma. Tempat yang harus dipotong harus dijaga dengan membalut atau jika diperlukan pasanglah alat untuk merestrain. Komplikasi yang terjadi termasuk infeksi, menumpukkan cairan, jaringan parut, kambuhnya fistula dan trauma sphincter anal dan rectal. Incisi tempat penumpukan cairan setelah dipotong sebagian dapat menyembuhkan penyakit kedua, dimana biasanya pada bekas luka hanya sedikit tumbuh bulu. Potongan kembali mungkin perlu untuk mengurangi iritasi dan memperbaiki penampilan (Fossum, 1997).

3
 
 























MATERI

Persiapan Alat-alat Operasi
Alat yang digunakan meliputi :
-          Scalpel dan blade
-          Gunting lurus
-          Gunting bengkok
-          Needle holder
-          Needle
-          Pinset anatomis
-          Pinset chirurgis
-          Dook steril
-          Dook klem
-          Tampon
-          Benang catgut dan cotton secukupnya
-          Kapas secukupnya

Persiapan Obat-obatan dan Kemikalia
Obat dan kemikalia yang diperlukan dalam operasi ini antara lain:
-          Atropin sulfat 0,025% dosis 0,02-0,04 mg/kg BB
-          Ketamin 10% dosis 10-40 mg/kg BB
-          Xilazin 10% dosis 2-3 mg/kg BB
-          Larutan penicili-streptomicin
-          Ampisilin 10%
-          Alkohol 70%
-          Yodium tincture
-          Salep Betadine




METODE

Persiapan Operasi    
            Sebelum melakukan operasi, baik operator maupun co-operator harus terlebih dahulu melepas semua asesoris yang dapat menggangu jalannya operasi.Tangan operator dan co-operator harus steril dalam melakukan operasi untuk menghindari adanya infeksi bawaan dari luar tubuh hewan. Tangan dicuci dari telapak tangan hingga mencapai siku dengan menggunakan air bersih dan sabun, setelah itu dapat dicuci kembali dengan larutan alkohol 70%.

Persiapan Hewan
Sebelum operasi dilaksanakan, pasien yang telah diperiksa keadaan fisik dan keadaan darah rutin dipuasakan terlebih dahulu selama 8-12 jam yang bertujuan untuk menghindari dampak pemberian anastesi dan juga untuk membersihkan saluran cerna sehingga memudahkan dalam melakukan pembedahan. Hewan dimandikan dan dicukur bulu di sekitar daerah yang akan dioperasi dua jam sebelum operasi dilakukan. Pasien ditimbang untuk menentukan dosis obat yang digunakan. Premedikasi yang digunakan adalah atropine sulfat dengan dosis 0,04 mg/kg bb secara subkutan. 10 (sepuluh) menit kemudian dilanjutkan dengan pemberian ketamin dengan dosis 10-40 mg/kg bb, xilazin dengan dosis 2-3 mg/kg bb secara intra muscular. Setelah pemberian anastesi. Frekwensi nafas dan jantung diperiksa setiap 5 menit sekali sampai pembedahan selesai (Tilley dan smith,2002)

Pelaksanaan Operasi
1. Anestesi Umum
            Pasien yang teranastesi diletakkan di atas meja operasi dengan posisi lateral recumbency. Selanjutnya dilakukan pencukuran bulu pada daerah yang akan dilakukan penyayatan dan didisinfeksi dengan alkohol 70 % dan Iodium tincture 3 %. Pemberian ketamin dengan dosis 10-40 mg/kg BB, xilazin dengan dosis 2-3 mg/kg BB secara intramuskular. Sebelumnya diberikan premedikasi dengan antropin sulfat 0,025 % secara sub cutan. Cooperator memantau frekwensi kerja jantung dan nafas. Stadium 3 plane 3 ditandai dengan respirasi abdominal dengan amplitude yang minimal, bola mata terletak di tengah, jaw tension menghilang dan reflek pedal hilang sama sekali yang berarti hewan tersebut telah teranestesi sempurna dan siap untuk dioperasi.

6
 
 

2. Teknik Operasi
            Tail docking dapat dilakukan dengan beberapa cara :
Tail docking sebagian (partial) :
Ekor yang terlilit kedistal hanya sedikit atau selipan kedalam sebagian pemeriknya gunakan sarung tangan dan tutup rapat dengan pita. Jepit semua area yang dekat tempat yang akan dipotong dan lakukan desinfeksi untuk melakukan pembedahan. Posisi pasien adalah dalam posisi parianal atau lateral recumbency. Posisikan alat untuk menghentikan pendarahan secara proximal pada tempat yang akan dipotong. Tarik kulit ekor kearahpangkal ekor, unakan double V incisi pada distal kulit untuk tempat untuk intervetebral yang ingin dipotong. Orientasi V untuk membuat kulit tertutup ke dorsal dan ventral sehingga akan terlihat lebih panjang dari keinginan ukuran ekor yang akan dipotong. Kenali dan ligasi medial dan lateral arteri dan vena, tempat yang dipoton sedikit ke cranial. Incisi jaringan lunak sidikit kedistal pada tempat vertebral yang diinginkan dan ekor yang tidak menyambung kedstal, dengan sebuah mata scalpel. Jika terjadi pendarahan, letakkan suatu alat ligasi melingkar disekeliling uung distal dari sisa ekor atau lakukan ligasi di pembuluh darah caudal. Tutuplah jaringan subcutaneous dan otot setelah dilakukan pembukaan vertebrae (tulang belakang) dengan menggunakan jahitan interrupted (contoh; 3-0 polydioxanone atau polyglyconate). Posisi kulit dorsal pada saat akhir penutupan di caudal vertebrae. Keadaan penutupan kulit ventral sangat diperlukan untuk memberikan kaedaan kulit tanpa terjadi tegangan. Tutuplah tepi kulit dengan menggunakan benang (3-0 atau 4-0 nilon atau polypropylene).jagalah tempat yang dipotong dengan balutan atau dengan memasang Elizabeth collar pada kepala hewan.

Tail docking seluruhnya (complit) :


 
            Setelah pasien teranatesi, jepit dan desinfektan daerah perineum dan pangkal ekor. Posisi hewan lateral recumbency. Buat suatu incisi melingkar di dasar ekor. Incisi jaringan subcutaneose untuk membuka otot. Pisahkan dengan alat pembantu ototlevator ani, rectococcygeus, dan oto coccygeus ke caudal vertebrae. Ligasi medial dan ventral arteri dan vena caudalis sebelum atau setelah dilakukan pemotongan. Potonglah ekor sampai tidak tersambung lagi dengan menggunakan sebuah mata scalpel pada dua atau tiga caudal vertebrae. Bersihkantempat yag telah dipotong setelah hemostatis/ pemberhentian darah dicapai. Tutuplah otot levator ani dengan jaringan subcutaneous dengan pola jahitan simple interrupted atau continuous (3-0 atau 4-0 polydioxanone, poliglecaprone 25, atau polyglyconate). Jika diperlukan hilangkan kulit yang lebih dan tutup tepi kulit dengan kira-kira menggunakan benang tidak diserap (3-0 atau 4-0 nylon, polybutester, atau polypropylene). Sebagian pembantu untuk lipatan ekor dapat juga dipelihara; bagaimanapun lipatan kulit pyoderma diharapkan akan bertahan.
https://public-api.wordpress.com/bar/?stat=groovemails-events&bin=wpcom_email_click&redirect_to=https%3A%2F%2Flintasbatasnet.wordpress.com%2F2019%2F10%2F28%2Fwakasad-ikuti-mandalika-gowes-2019-sambil-menikmati-indahnya-alam-kuta-lombok%2F&sr=1&signature=deb10ff73e73e62e1c18bfa1fb925f65&user=147779100&_e=eyJlcnJvciI6bnVsbCwiYmxvZ19pZCI6MTQ1MDczMjA2LCJibG9nX2xhbmciOiJpZC1JRCIsInNpdGVfaWRfbGFiZWwiOiJ3cGNvbSIsImVtYWlsX25hbWUiOiJlbWFpbF9zdWJzY3JpcHRpb24iLCJfdWkiOjE0Nzc3OTEwMCwiZW1haWxfaWQiOiIxOWE0Mzg2Njc4YmNhODdhYTg2ZTkzMWM2ZDQ2YTk4MSIsImRhdGVfc2VudCI6IjIwMTktMTAtMjgiLCJkb21haW4iOiJsaW50YXNiYXRhc25ldC53b3JkcHJlc3MuY29tIiwiZnJlcXVlbmN5IjoiMCIsImRpZ2VzdCI6IjAiLCJoYXNfaHRtbCI6IjEiLCJsb2NhbGUiOiJpZCIsImFuY2hvcl90ZXh0IjoiaHR0cHM6XC9cL2xpbnRhc2JhdGFzbmV0LndvcmRwcmVzcy5jb21cLzIwMTlcLzEwXC8yOFwvd2FrYXNhZC1pa3V0aS1tYW5kYWxpa2EtZ293ZXMtMjAxOS1zYW1iaWwtbWVuaWttYXRpLWluZGFobnlhLWFsYW0ta3V0YS1sb21ib2tcLyIsIl9kciI6bnVsbCwiX2RsIjoiXC94bWxycGMucGhwIiwiX3V0Ijoid3Bjb206dXNlcl9pZCIsIl91bCI6Im1haGZ1ZHZldCIsIl9lbiI6IndwY29tX2VtYWlsX2NsaWNrIiwiX3RzIjoxNTcyMjUzOTIyMDc3LCJicm93c2VyX3R5cGUiOiJwaHAtYWdlbnQiLCJfYXVhIjoid3Bjb20tdHJhY2tzLWNsaWVudC12MC4zIiwiYmxvZ190eiI6IjciLCJ1c2VyX2xhbmciOiJpZCJ9&_z=z

7
 
 

a. Tail docking pada anak anjing (1 (satu) minggu) :
Tail docking adalah operasi kosmetik pada anka anjing dilakukan pada umur antara 3 dan 5 hari. Secara alami, anesthesia tidak harus diberikan; bagaimanapun, harus diberikan pengertian yang baik pada pemilik akibat dari rasa sakit yang ditimbulkan dan itu adalah ketentuan manajemen untuk dapat digunakan anastesi local, dengan atau tanpa
sedasi (gambar. 1).




 

8
 
 

1.      Tempat yang akan dipotong dipersiapkan yaitu dicukur bulu dan didesinfektan seperti biasanya.
2.      kulit ditekan ke arah depan, agar kulit yang tertinggal lebih panjang dari tulang ekor. Ini dimaksudkan untuk mempermudah menjahit atau menutup luka operasi.
3.      pemotongan bisa dengan scalpel, gunting atau dengan gunting kuku anjing, pendarahan yang terjadi di tampon yang biasanya terjadi disisi lateral dari pangkal ekor dan satu disebelah medial yang diatasi dengan kauterisasi.
4.      Jahitan dilakukan dengan pola simple interrupted dengan benang nilon, kemudian dioleskan iodium tinctur dan dibalut dengan perban. Pembalut tidak dibolehkan diikat terlalu kencang.

b. Teknik bedah tail docking pada anak anjing (1 (satu) bulan):
Suruhlah asisten merestrain anak anjing. Jepit dan sediakan tempat yang aseptis untuk melakukan pemotongan. Tarik kulit ekor kearah pangkal ekor, lumpuhkan ekor antara ibu jari dan jari telunjuk, dan pergunakan tekanan untuk membantu mengkontrol terjadi hemoragi. Palpasi pada tempat potongan yang diinginkan. Potong ekor antar batasan caudal vertebrae dengan menggunakan gunting mayo, ujung jarum penghiyas (nail trimmers), mata scalpel, atau sebuah pemotong ekor (tail docker/ cutter). Kita dapat menggunakan gunting untuk bantuan melakukan penarikan kulit. Letakkan mata pisau secara ventral pada saat memotong tempat yang diingkan. Kedudukan mata pisau dorsal lebih kedistal membentuk sudut miring. Lingkaran/ putar mata pisau ke dalam posisi garis tegak lurus saat mempertahankan dengan kuat hubungan kulit untuk mendorong kulit ke cranial, selesai memotong pada bagian intervetebral, control hemoragi dengan tekanan atau electrocautery. Perpanjangan penarikan kulit berakhir pada sisa ekor, ukurlah ukuran ekor yang telah dipotong dan jika diperlukan amati lebih lama. Tutup tepi kulit kira-kira dengan dua atau tiga benang nylon atau polypropylene.

c. Tail docking pada anjing dewasa (3 bulan ke atas) :
1.     


 
Tentukan tempat pemotongan dan adakan persiapan operasi termasuk persiapan untuk anestesinya.
2.     

9
 
Anestesi bisa lokal ditambah penenang; regional anestesi seperti epidural anestesi atau anestesi umum.
3.      Sebelum dipotong dilakukan pemasangan dook steril, torniquet yaitu dengan bahan plastik/karet supaya mengurangi/menghilangkan pendarahan.
4.      Kulit diincisi pada bagian distal dari tempat pemotongan tulang.
5.      Lakukan preparasi pada jaringan dibawahnya ke arah proksimal sampai ditempat pemotongan, cari pembuluh darah disebelah lateral, kemudian diligasi dengan cat gut.
6.      Pemotongan tulang ekor diusahakan tepat di intercoccygeal, kendorkan torniquet kalau masih ada pendarahan. Perbaiki dulu, kalau terpaksa gunakan kauterisasi.
7.      Sisa muskulus dilipat ke atas dan dijahit, kulit dibentuk setengah lingkaran dan dijahit.
8.      Terakhir dilakukan pemerbanan dengan kasa.


                                       




 
           

10
 
Perawatan Pasca Operasi
Setelah opersi selesai dilakukan daerah bekas sayatan dibersihkan dan disinfeksi dengan Iodium tincture 3 %. Diatas luka yang telah dijahit ditaburkan Wonder dust atau swaat, ke dalam luka disemprotkan Penicllin oil. Pasien disuntikkan Procain Penicillin G secara intra muskular dan diinjeksi vitamin B Kompleks. Pasien dimasukkan ke dalam kandang yang bersih dan kering, luka operasi dijaga kebersihannya, jahitan dibuka setelah luka operasi kering dan pada bekas operasi diolesi iodium tinctur 3 %. Untuk anak anjing sebaiknya dilakukan pasangan Elizabeth collar.
Pemerbanan dipertahankan selama tujuh hari, selanjutnya diteruskan dengan pemerbanan kedua sampai benar-benar sembuh baru dibuka.


















 

DISKUSI

            Tail docking adalah istilah yang digunakan untuk pemotongan ekor, dimana dilakukan untuk mengikuti dengan bentuk standar hewan-hewan atau tradisi, dimana secara etis dan koral masih diperdebatkan. Ekor harus dipotong dari 2 sampai 3 cm dari batas normal dari jaringan jaringan ketika menghilangkan tumor atau perubahan akibat dari trauma. Pemotongan harus dilakukan dekat anus jika ujung ekor terjadi pengeluaran darah secara chronik akibat dari berulang kali mengalami luka goresan/ luka lecet atau kerusakan yang terus terjadi. Pemotongan didekat pangkal dianjurkan untuk ekor avulsed (membengkok) dan jika diperlukan untuk ekor melipat akibat pyoderma dan fistula perianal.
Indikasi pemotongan ekor dilakukan untuk tujuan mode atas permintaan pemilik. hal ini disebabkan karena adanya lesi pada bagian ekor yang sudah tidaka dapat disembuhkan (gangrene), supaya tidak menjalar ketempat lain. Pelaksanaan potong ekor dapat dilakukan pada umur kurang dari satu minggu,umur satu bulan dan 3 bulan keatas. Untuk umur kurang satu manggu ini lebih aman,lebih mudah pelaksanaannya dan tanpa anastesidan sedikit pendarahan. Indikasi dari caudectomy dari hal pemeriksaan dan pengobatan adalah jika terjadi perubahan-perubahan akibat trauma, infeksi, tumor, dan apabila terjadi fistula perianal.
Komplikasi yang terjadi termasuk infeksi, menumpukkan cairan, jaringan parut, kambuhnya fistula dan trauma sphincter anal dan rectal. Incisi tempat penumpukan cairan setelah dipotong sebagian dapat menyembuhkan penyakit kedua, dimana biasanya pada bekas luka hanya sedikit tumbuh bulu. Potongan kembali mungkin perlu untuk mengurangi iritasi dan memperbaiki penampilan







KESIMPULAN

Tail docking adalah istilah yang digunakan untuk pemotongan ekor, dimana dilakukan untuk mengikuti dengan bentuk standar hewan-hewan atau tradisi, dimana secara etis dan koral masih diperdebatkan. Operasi potong ekor lebih ke arah kosmetik atau kecantikan penampilan. Pemilik yang berpengalaman dalam merawat anjing lebih memilih cara ini sebagai bentuk kasih sayangnya pada hewan peliharaan. Tail dapat dilakukan dengan 2 metode; partial atau sebagian dan complit atau seluruhnya. 

























DAFTAR PUSTAKA

Bojrab M. J. (1975). Current Techniques in Small Animal Surgery. Lea and Febriger, Philadepia.
Fossum, T. W. (2002). Small Animal Surgery. Mosby inc, USA.
Fossum, T.W., C.S. hedlund, D.A. Hugle, A.L. Johnson, M.D. Willard, and G.L.. Carroll. 1997. Small Animal Surgery. Mosby Singapore
Getty, R. 1975 Sisson and Grossmans-The Anatomy of the Domestic Animal,
volume 2, fifth edition. WB Saunders London.
Wardana, W. 2003. Bedah Salon : Meluruskan Ekor pada Anjing Berburu. Jvet Vol 4(2) 2003















Terima kasih telah membaca artikel tentang Caudectomy atau tail docking di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com