Tumor ganas laring bukanlah hal yang
jarang ditemukan di bidang THT. Sebagai gambaran, diluar negeri tumor ganas
laring menempati urutan pertama dalam urutan keganasan di bidang THT, sedangkan
di RSCM menempati urutan ketiga setelah karsinoma nasofaring, tumor ganas
hidung dan sinus paranasal. Tumor Ganas laring lebih sering mengenai hewan jantan
dibanding betina, dengan perbandingan 5:1. Etiologi pasti sampai saat ini belum
diketahui, namun didapatkan beberapa hal yang berhubungan erat dengan
terjadinya keganasan laring yaitu : sinar radioaktif, polusi udara radiasi
leher dan asbestosis (Hermani, 2001).
Untuk menegakkan diagnosa tumor ganas
laring masih belum memuaskan, hal ini disebabkan antara lain karena letaknya
dan sulit untuk dicapai sehingga dijumpai bukan pada stadium awal lagi.
Biasanya pasien datang dalam keadaan yang sudah berat sehingga hasil pengobatan
yang diberikan kurang memuaskan. Yang terpenting pada penanggulangan tumor
ganas laring ialah diagnosa dini (Fossum, 2002). Secara umum penatalaksanaan
tumor ganas laring adalah dengan pembedahan, radiasi, sitostatika ataupun kombinasi
daripadanya, tergantung stadium penyakit dan keadaan umum penderita (Haryuna,
2004).
|
PENEMUAN KLINIS
Karsinoma sel skuamosa meliputi 95 –
98% dari semua tumor ganas laring, dengan derajat difrensiasi yang
berbeda-beda. Jenis lain yang jarang kita jumpai adalah karsinoma anaplastik,
pseudosarkoma, adenokarsinoma dan sarkoma.
Karsinoma Verukosa.
Karsinoma
Verukosa adalah
satu tumor yang secara histologis kelihatannya jinak, akan tetapi klinis ganas.
Insidennya 1 – 2% dari seluruh tumor ganas laring, lebih banyak mengenai hewan
jantan daripada hewan betina dengan perbandingan 3:1. Tumor tumbuh lambat
tetapi dapat membesar sehingga dapat menimbulkan kerusakan lokal yang luas.
Tidak terjadi metastase regional atau jauh. Pengobatannya dengan operasi,
radioterapi tidak efektif dan merupakan kontraindikasi. Prognosanya sangat
baik.
Adenokarsinoma.
Angka insidennya 1% dari seluruh tumor
ganas laring. Sering dari kelenjar mukus supraglotis dan subglotis dan tidak
pernah dari glottis. Sering bermetastase ke paru-paru dan hepar. two years
survival rate-nya sangat rendah. Terapi yang dianjurkan adalah reseksi radikal dengan
diseksi kelenjar limfe regional dan radiasi pasca operasi.
Kondrosarkoma.
Kondrosarkoma adalah tumor ganas yang berasal dari
tulang rawan krikoid 70%, tiroid 20% dan aritenoid 10%. Terapi yang dianjurkan
adalah laringektomi total.
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN OPERASI
Premedikasi
Preanastesi digolongkan
menjadi 3 golongan yaitu; analgesic, tranquilizer dan antikolonergik.
Meperidine (Demerol) 1-2 mg/kg atau Oxymorphone (Numorphan) 0.1-0.2 mg/kg
secara IM atau SC adalah beberapa contoh analgesic. Acetylpomazine 0.05-0.1
mg/kg secara IM atau SC dan Xylazine 1 mg/kg secara IM adalah contoh
tranquilizer sedang antikolinergik yang sering diberikan pada anjing dan kucing
adalah antropin 0.04 mg/kg secara SC, 0.02 mg/kg secara IM atau 0.01 mg/kg bila
diberikan secara IV (Sawyer Donald C, 1982).
Pada umumnya obat-obat
praanestetik bersifat sinergis terhadap anestetik, namun penggunaannya harus
disesuaikan dengan umur, kondisi dan temperamen hewan, ada atau tidaknya rasa
nyeri, teknik anestesi yang dipakai, adanya antisipasi komplikasi dll (Sardjana
dan Kusmawati, 2004).
Anastesi
Tujuan pemberian anestesi adalah mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dengan meminimalkan kerusakan beberapa organ tubuh terutama pada pasien dengan kondisi kusus, membuat hewan tidak terlalu banyak bergerak bila dibutuhkan relaksasi muskulus (Sardjana dan Kusumawati, 2004). Beberapa tipe anestesi adalah; 1.Pembiusan total - hilangnya kesadaran total, 2.Pembiusan lokal - hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh), 3.Pembiusan regional - hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya (Anonimus, 2006).
Tujuan pemberian anestesi adalah mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dengan meminimalkan kerusakan beberapa organ tubuh terutama pada pasien dengan kondisi kusus, membuat hewan tidak terlalu banyak bergerak bila dibutuhkan relaksasi muskulus (Sardjana dan Kusumawati, 2004). Beberapa tipe anestesi adalah; 1.Pembiusan total - hilangnya kesadaran total, 2.Pembiusan lokal - hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh), 3.Pembiusan regional - hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya (Anonimus, 2006).
Prinsip
dasar anestesi umum adalah obat anestetika yang diberikan hendaknya tidak
menimbulkan depresi respirasi dan gangguan sirkulasi, induksi maupun
recoverinya cepat, tidak mahal, tidak menimbulkan iritasi jaringan, stabil dan
tidak mudah meledak, penggunaannya tidak membutuhkan alat-alat kusus (Sardjana
dan Kusumawati, 2004). Dalam pemberian anestetika harus diperhatikan
faktor-faktor seperti; kondisi hewan, lokasi pembedahan, lama pembedahan,
ukuran tubuh atau jenis hewan, penyakit-penyakit yang diderita, kepekaan hewan
terhadap obat anestetik, serta beberapa penyakit seperti penyakit sirkulasi,
respirasi, hepar, gagal ginjal dan anemia yang hebat (Sardjana dan Kusumawati,
2004).
|
Ketamin HCL
|
|
Penggunaan
ketamin sebagai anestetika memiliki keuntungan dan kerugian, keuntungan penggunaan
ketamin antara lain; aplikasinya mudah, pendepresan kardiovaskuler dan
respirasi minimal, dapat digunakan untuk situasi darurat dimana hewan belum
dipuasakan karena reflek faring tetap ada, induksi cepat dan tenang, dan dapat
dikombinasikan dengan agen preanestesi atau anestesi lain. Kerugian penggunaan
ketamin yaitu; menyebabkan relaksasi otot tidak maksimal bila penggunaannya
secara tunggal, responnya bervariasi terhadap beberapa pasien, menyebabkan
hipotermia dan menyebabkan kekejangan ekstremitas, meyebabkan konvulsi pada
beberapa pasien dan recoverinya lama (Slatter, 2005). Ketamin dengan pemberian
tunggal bukan anestetik yang baik (Sardjana dan Kusumawati, 2004).
Ketamin
dapat dipakai oleh hampir semua spesies hewan. Ketamin bersama xylazin dapat dipakai
untuk ansetesi pada kucing (Sardjana dan Kusumawati, 2004). Dosis ketamin pada
hewan kecil 10-20 mg/kg secara IM, dengan onset kerja 3-5 menit dan waktu
rekoverinya 2-6 jam (Sawyer Donald C, 1982). Penggunaan ketamin pada kucing
memerlukan pengalaman dan skill kusus, rekoveri pada kucing berbeda dari hewan
lain, memerlukan perhatian dan observasi yang lama, dan jika rekoveri tidak
terlihat dalam jangka waktu yang lama maka dapat diberikan delirium sebanyak
0.05-0.1 mg/kg (Sawyer Donald C, 1982).
Xylazin HCL
|
|
Pada
anjing dan kucing, xylazin dapat diberikan 1-2 mg/kg secara IM akan menimbulkan
efek analgesic selama 15-30 menit dan efek seperti tidur selama 1-2 jam (Sawyer
Donald C, 1982).
Persiapan Operasi
Dalam menangani kasus bedah salon(meluruskan ekor) ada
beberapa hal yang herus dipersiapkan sebelum operasi dilakukan. Hal ini
meliputi persiapan hewan, persiapan alat-alat dan obat-obatan, persiapan
operator dan pembantu operator. Disamping itu untuk mencapai hasil yang baik
juga harus diperhatikan tehnik operasi dan perawawtan pasca operasi.
Persiapan Hewan
|
|
Persiapan Ruangan, Alat, Bahan Serta Obat-Obatan
Peralatan bedah disterilkan dan disiapkan obat-obat yang
dibutuhkan. Alat yang digunakan adalah: meja bedah, spuit 2,5 cc, scalpel, blade,
arteri klem, duk klem, needle holder,
gunting tumpul, runcing dan bengkok, pinset anatomis
dan sirurgis, allis forcep, drapping, pemegang tampon, dan stetoskop.
Bahan dan obat yang digunakan adalah alkohol 70 %, iodium
tincture 3%, nacl fisiologis, sutera, benang nilon, kain kasa, tampon dan
sarung tangan. Antibiotik (penicillin oil, penstrep 1%) vitamin b kompleks,
asam manafenat, obat premedikasi (atropin sulfat), obat anastesi (lidokain).
Persiapan Operator dan Co-Operator
Sebelum melakukan operasi, operator dan co-operator
terlebih dahulu mencuci tangan dari ujung jari sampai kesiku dengan air sabun,
kemudian dibilas dengan air bersih, tangan dikeringakan dengan handuk steril
dan didesinfektan dengan alkohol 70% kemudian operator dan co-operator
menggunakan sarung tangan dan pakaian khusus, keadaan asepsis.
Teknik Operasi
Tindakan operasi untuk keganasan laring terdiri dari :
A. Laringektomi
1.
Laringektomi parsial
Laringektomi parsial diindikasikan
untuk karsinoma laring stadium I yang tidak memungkinkan dilakukan radiasi, dan
tumor stadium II.
2. Laringektomi
total
Adalah tindakan pengangkatan seluruh
struktur laring mulai dari batas atas (epiglotis dan os hioid) sampai batas
bawah cincin trakea.
|
|
Setelah
operasi selesai, daerah incisi dibersihkan dan diolesi dengan iodium tincture
3%, diatas luka yang telah dijahit ditaburkan wonder dust, kedalam daerah bekas
operasi disemprotkan penicillin oil. Kemudian pasien diberikan procain penicillin g dengan dosis 4000-10.000
iu/kg berat badan secara im dan vitamin b kompleks secara im. Antibiotik dan
suportif diberikan selama tiga hari berturut-turut.
|
DISKUSI
Secara umum penatalaksanaan tumor ganas laring adalah
pembedahan, radiasi, sitostatika maupun kombinasi daripadanya. Pilihan terbaik
untuk pasien ini adalah radiasi, karena hasil biopsi dari tumor menunjukkan
karsinoma sel skuamous non keratinizing yang bersifat radio sensitif.
Keuntungan lain dari radiasi adalah laring tidak cedera sehingga suara masih
dapat dipertahankan. Rehabilitasi setelah operasi dengan terapi yang seksama
memiliki prognosis yang baik.
ETIOLOGI
Penyebab pasti sampai saat ini belum
diketahui, namun didapatkan beberapa hal yang berhubungan erat dengan
terjadinya keganasan laring yaitu : sinar radio aktif, polusi udara, radiasi
leher dan asbestosis. Ada peningkatan resiko terjadinya tumor ganas laring pada
hewan yang terpapar dengan debu jalanan.
KLASIFIKASI
Berdasarkan Union International Centre le Cancer (UICC) 1982, klasifikasi
dan stadium tumor ganas laring terbagi atas :
1.
Supraglotis
2. Glotis
3.
Subglotis
Yang termasuk supraglotis adalah : permukaan posterior
epiglotis yang terletak di sekitar os hioid, lipatan ariepiglotik, aritenoid,
epiglotis yang terletak di bawah os hioid, pita suara palsu, ventrikel. Yang
termasuk glottis adalah : pita suara asli, komisura anterior dan komisura
posterior. Yang termasuk subglotis adalah : dinding subglotis.
ANATOMI
Laring dibentuk oleh sebuah tulang
di bagian atas dan beberapa tulang rawan yang saling berhubungan satu sama lain
dan diikat oleh otot intrinsik dan ekstrinsik serta dilapisi oleh mukosa.
Tulang dan tulang
rawan laring yaitu :
|
2. Kartilago tiroid : merupakan tulang rawan laring yang terbesar,
terdiri dari dua lamina yang bersatu di bagian depan dan mengembang ke arah
belakang.
3. Kartilago Krikoid : terletak di belakang
kartilago tiroid dan merupakan tulang rawan paling bawah dari laring. Di setiap
sisi tulang rawan krikoid melekat ligamentum krikoaritenoid, otot
krikoaritenoid lateral dan di bagian belakang melekat otot krikoaritenoid
posterior.
Otot-otot laring
terdiri dari 2 golongan besar, yaitu :
1.
Otot-otot ekstrinsik :
Otot elevator :
- M.
Milohioid, M. Geniohioid, M. Digrastikus dan M. Stilohioid
Otot
depressor :
- M. Omohioid, M. Sternohioid dan M. Tirohioid
2. Otot-otot Intrinsik : Otot Adduktor
dan Abduktor :
- M. Krikoaritenoid, M. Aritenoid oblique dan transversum
Otot yang
mengatur tegangan ligamentum vokalis :
- M. Tiroaritenoid, M. Vokalis, M. Krikotiroid
Otot yang
mengatur pintu masuk laring :
- M. Ariepiglotik,
M. Tiroepiglotik.
GEJALA KLINIS
Gejala dan tanda yang sering dijumpai adalah :
• Suara
serak
• Sesak
nafas dan stridor
• Rasa
nyeri di tenggorok
• Disfagia
• Batuk dan
haemoptisis
|
|
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnese
2.
Pemeriksaan THT rutin
3.
Laringoskopi direk
4.
Radiologi foto polos leher dan dada
5.
Pemeriksaan radiologi khusus : politomografi, CT-Scan, MRI
6.
Pemeriksaan hispatologi dari biopsi laring sebagai diagnosa pasti
DIAGNOSA BANDING
Tumor ganas laring dapat dibanding dengan :
1. TBC
laring
2. Sifilis
laring
3. Tumor
jinak laring.
4. Penyakit
kronis laring
PENGOBATAN
Diberikan pada tumor stadium lanjut, sebagai
terapi adjuvant ataupun paliativ. Obat yang diberikan adalah cisplatinum 80–120
mg/m2 dan
5 FU 800–1000 mg/m2.
REHABILITASI
Rehabilitasi setelah operasi sangat penting
karena telah diketahui bahwa tumor ganas laring yang diterapi dengan seksama
memiliki prognosis yang baik. rehabilitasi mencakup : “Vocal Rehabilitation,
Vocational Rehabilitation dan Social Rehabilitation”.
PROGNOSA
|
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Anonimous, 2006.Guidelines_for_xylazine
http://vetmed.duhs.duke.edu/ guidelines for_xylazine.htm.
Anonimous,2006.Ketamine
Hydrochloride.,http://peyote.com/
jonstef/ketamine.htm
Bojrab M. J. (1975). Current
Techniques in Small Animal Surgery. Lea and Febriger, Philadepia.
Fossum, T.W., C.S. hedlund,
D.A. Hugle, A.L. Johnson, M.D. Willard, and G.L.Carroll. 1997. Small Animal
Surgery. Mosby Singapore .
Hall, L.W. and K. W. Clarke.
1983. Veterinary Anaesthesia. VIII ed. ELBS & Bailliere Tindall. London .
Hickman, J., and R.G. Walker.
1980. An Atlas of Veterinary Surgery. John Wright & Son Bristol .
Ibrahim R. 1998. Pengantar ilmu bedah veteriner.
Syiah kuala university press. Banda aceh.
Omoigui, S.,
1997., Buku Saku Obat-obatan Anestesia., Edisi II. EGC., Jakarta .
Sardjana, I.K.W, dan Kusumawati,D., 2004.,
Anastesi Veteriner Jilid I., Gadjah Mada University Press., Yogyakarta.
Sawyer, Donald, C., 1982., The Practice of
Small Animal Anesthesia., W.B.Saunders Company. Toronto , Canada .
Sisson, S., and J.D. Grossman. 1961. The Anatomy of The Domestic
Animal. W.B.Saunders. Tokyo.
Slatter,D., 2003., Text Book of Small
Animal Surgery. 3rd Edition., Sounders., Philadelphia .
Tilley.
L. P. And smith. F. W. K. 2000. The 5-minute veterinary consult, canine and
feline. Lipincoot williams and wilkins. volume 2, fifth
edition. WB Saunders London .
Terima kasih telah membaca artikel tentang Tumor ganas laring di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.