PENDAHULUAN
Fistula adalah saluran yang menghubungkan
suatu jaringan atau duktus berongga yang mempunyai mukosa dengan organ lain
yang berongga, misalnya fistula vesikovaginalis, atau ke kulit, misalnya
fistula vesiko-umbilikalis. Fistula dapat merupakan kelainan bawaan, seperti
fistula vesikoumbilikalis, atau karena infeksi serta tumor ganas yang
menghancurkan kedua dinding organ berongga yang berdekatan, serta akibat
operasi dan trauma seperti pada fistula vesikovaginalis. Penulisan nama fistula
di mulai dengan organ yang lebih besar tekanannya. Panjang serta arah fistula(dan
sinus) dapat diketahui dengan melakukan foto rontgen setelah di masukkan
kontras dalam saluran tersebut.
Disamping pengobatan
kausal, maka fistula di atasi dengan mengikat saluran awalnya, atau dengan
membakar saluran itu dengan ZnCL, yang bersifat kaustik. Larutan ini berbahaya
jika mengenai mukosa dan sendi.
MATERI DAN METODE OPERASI
A. MATERI
Persiapan Alat-alat Operasi
Alat yang digunakan meliputi :
-
Scalpel dan
blade
-
Gunting
lurus
-
Gunting
bengkok
-
Arteri klem
-
Needle
holder
-
Needle
-
Pinset
anatomis
-
Pinset
chirurgis
-
Alli’s
forceps
-
Dook steril
-
Dook klem
-
Tampon
-
Benang
catgut dan cotton secukupnya
-
Kapas
secukupnya
Persiapan
Obat-obatan dan Kemikalia
Obat dan kemikalia yang diperlukan
dalam operasi ini antara lain:
-
Atropin
sulfat 0,025% dosis 0,02-0,04 mg/kg BB
-
Ketamin 10%
dosis 10-40 mg/kg BB
-
Xilazin 10%
dosis 2-3 mg/kg BB
-
Larutan
penicili-streptomicin
-
Ampisilin
10%
-
Alkohol 70%
-
Yodium
tincture 3%
-
Salep
Betadine
-
Larutan PK dan Larutan DR 5%
B. METODE
Persiapan Hewan
Sebelum operasi dilakukan hewan
terlebih dahulu diperiksa, yaitu pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah secara
laboratorik umum yang dilakukan meliputi anamnesa, penghitungan frekwensi
napas, frekwensi pulpus, temperatur, berat badan, pemeriksaan kulit dan rambut,
susunan alat pencernaan, perkencingan, peredaran darah, susunan pernafasan dan
susunan syaraf. Pemeriksaan darah secara laboratorik meliputi kadar PCV, Hb,
RBC, WBC, diferensial leukosit, kadar TPP dan fibrinogen. Hewan sebelum
dioperasi dipuasakan terlebih dahulu selama ± 12 jam. Kemudian hewan diberi Premidikasi yang
digunakan adalah atropin sulfat dengan dosis 0,02-0,04 mg/kg BB secara
subkutan, 10 menit kemudian dilanjutkan dengan pemberian ketamin dengan dosis
10-40 mg/kgBB, xilazin dengan dosis 1-3 mg/kg BB secara intramuskular. Setelah
pemberian anestesi, kemudian hewan direbahkan dengan posisi rebah dorsal
kemudian bulu daerah abdomen dicukur dan dibersihkan. Setelah bersih kemudian
diolesi dengan yodium tincture.
Persiapan Operator dan Cooperator
Sebelum
operasi operator dan cooperator mencuci tangan dari ujung jari sampai ke siku
dengan air sabun dan dibilas dengan air bersih. Tangan dikeringkan dengan
handuk bersih kemudian didisinfeksi dengan alkohol 70%, kemudian operator dan
cooperator menggunakan sarung tangan dan pakaian khusus. Keadaan aseptis
tersebut dipertahankan hingga operasi selesai.
Pelaksanaan Operasi
1. Anestesi Umum
Hewan
diletakkan dengan posisi dorsal recumbency, pemberian ketamin dengan dosis 10-40 mg/kg BB,
xylazin dengan dosis 1-3 mg/kg BB secara intramuskular.. Sebelumnya
diberikan premedikasi dengan antropin sulfat 0,25 % secara sub cutan.
Cooperator memantau frekwensi kerja jantung dan nafas. Stadium 3 plane 3
ditandai dengan respirasi abdominal dengan amplitude yang minimal, bola mata terletak
di tengah, jaw tension menghilang dan reflek pedal hilang sama sekali yang
berarti hewan tersebut telah teranestesi sempurna dan siap untuk dioperasi.
2. Teknik Operasi
Pasien yang telah
dianastesi di letakkan di atas meja operasi dengan posisi dorsal recumbency,
daerah yang akan di incisi terlebih dahulu di desinfeksi dengan alkohol 70% dan
iodium tincture 3%. Pasang drapping pada daerah operasi. Incisi pertama
dilakukan pada permukaan kulit di daerah linea alba sepanjang 4-6 cm, secara
berturut-turut, disayat dan dipreparir kulit, fascia subcutanea, musculus dan
peritonium.
Setelah
rongga perut terbuka, cari daerah fistula lalu di letakkan di atas drapping.
Kemudian ligasi saluran awal dari fistula atau dengan membakar saluran itu
dengan ZnCL. Setelah selesai reposisi ketempat semula. Kemudian lakukan
penjahitan peritonium menggunakan benang nilon dengan pola jahitan interupted,
musculus dan fascia menggunakan cat gut chromic dengan pola jahitan simple
continous, sedangkan kulit di jahit
dengan benang cotton menggunakan pola simple interupted (Hickman dan Walker,
1980). Setelah operasi selesai daerah incisi di beri iodium tincture 3% dan ke
dalam luka diinjeksikan penisillin oil 1-2 cc.
Perawatan
Pasca Operasi
Hewan pasca operasi ditempatkan dalam kandang
yang bersih dan kering. Luka operasi diolesi salap Betadine dan dikontrol
kebersihannya, gunakan elizabeth collar untuk mencegah hewan menggaruk luka
bekas jahitan operasi dengan jari-jarinya, diperiksa secara kontiniu selama 4-6
hari. Selama seminggu hewan diberikan antibiotik dan makanan yang lunak dan
mempunyai nilai gizi yang cukup. Jahitan luka dapat dibuka setelah bekas
operasi kering dan benar-benar telah tertutup. Hari pertama penderita sudah diperbolehkan makan. Antibiotika dan analgetik
diberikan selama 3 hari. Pelunak faeces dapat diberikan pada penderita dengan
riwayat konstipasi sebelumnya. Tampon anus dibuka setelah 2×24 jam atau jika
terdapat perdarahan dapat dibuka sebelumnya. Rawat luka dilakukan setiap hari.
Setelah penderita mampu mobilisasi, penderita
diminta rendam duduk 2x sehari dengan larutan Permanganas Kalikus selama
20 menit.
DISKUSI
Fistula adalah suatu luka kecil
yang tidak normal di samping anus, tempat yang mana sering dilalui kotoran. Hal
ini disebabkan oleh sebuah saluran terowongan antara anal kanal dan kulit.
Kondisi ini selalu memerlukan operasi untuk menyembuhkan.(Anonimus, 2008).
Penyebab dan jenis
Fistula dalam anus hampir
selalu disebabkan oleh anorectal abscess sebelumnya. Penyebab utama ini merupakan
cedera dibagian daerah luar anus karena garuk, cukur dan infeksi akar rambut
dll. Setelah cedera, infeksi ini yang menyebabkan terbentuknya abscess.
Biasanya abscess secara spontan membuat sebuah saluran yang dapat membuka
sebuah terowongan antara kulit luar dan anus. Kadang-kadang setelah itu saluran
atau bekas luka membekas, menyebabkan gejala berulang. Kadang-kadang mereka
menyebabkan trauma sekunder, penyakit Crohn, fisura, kanker, radioterapi, TBC,
dan infeksi lain.
Ciri – ciri
Fistula
didalam anus umunya terbentuk sebagai bisulan kecil - seperti terbuka di
sekitar anus pada jarak beberapa mm. untuk beberapa inci, di mana saja. Nanah
atau darah hampir terus menerus mengalir dari pembukaan ini.Sebelumnya
pasien sering mengeluhkan sakit, bengkak , pada bekas luka yang disebabkan oleh
anorectal abscess.Menurut penelitian fistula bercirikan:Bekas pecahan , bengkak
dan sakit, pendarahan, kulit terasa pedas, luka terbuka, dan
pemeriksaan secara fisik tetap menjadi diagnosa utama.
Diagnosa dan penyelidikan
Diagnosa dapat terdiri dari
pemeriksaan, rabaan, dan / atau pemeriksaan Proctoscopic.
Penyelidikan radiologi
Hal
ini tidak dilakukan rutin untuk evaluasi fistula. Mereka dapat membantu saat
luka pertama sulit untuk diidentifikasi atau dalam kasus kambuhan atau untuk
mengidentifikasi jalur sekunder pada fistula multiple dsbnya.
Fistulography
Ini
melibatkan penyuntikan kontras melalui pembukaan eksternal, yang diikuti oleh
foto x-ray ke jalur anus fistula.
MRI
Temuan menunjukkan 80-90% kecocokan dengan temuan operasi ketika mengamati penyebab di jalur utama dan ekstensi kedua.
Temuan menunjukkan 80-90% kecocokan dengan temuan operasi ketika mengamati penyebab di jalur utama dan ekstensi kedua.
CT scan
CT
scan lebih membantu dalam pengaturan terhadap penyakit infeksi perirectal
dibanding dalam pengaturan terhadap fistula yang kecil karena lebih baik dengan
mengeringkan cairan kantong daripada sebuah fistula kecil dalam mencari
salurannya.
Barium seri
Yang
ini berguna untuk pasien dengan penyakit fistula multiple atau penyakit
kambuhan untuk membantu mengatasi mengurangi penyakit infeksi usus. Tidak
tersedia definitif terapi medis; antibiotik profilaxis jangka panjang dapat
berperan untuk mencegah kambuh kembali.
Fistulotomy / fistulectomy
:
Teknik
peletakan terbuka (fistulotomy) berguna untuk 85-95% fistula. Lengkapi
fistulectomy membuat luka yang lebih besar lagi untuk diobat dan membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk sembuh agar tidak kambuh kembali lebih unggul dari
fistulotomy.
Penempatan Seton
Seton
(benang mengikat) dapat ditempatkan sendiri, dikombinasikan dengan fistulotomy,
atau dalam mode bertahap. Teknik ini bermanfaat bagi pasien dengan kondisi
berikut: Fistula kompleks (yakni, transsphincteric tinggi, suprasphincteric,
extrasphincteric) atau fistula multiple
Fistula multiple setelah sebelumnya di fistulotomy.
Dengan
waktu, penyembuhan terjadi di atas seton karena potongan secara bertahap
melalui otot. Seton dikencangkan pada setiap kunjungan mingguan sampai putus.
Hal ini bisa memakan waktu 2-5 kunjungan untuk menyembuhkan. Banyak sudah yang
membicarakan mengenai Bedah Laser. Ini sebagai berlawanan dengan pisau bedah
konvensional dan teknik electrocautery, terkait dengan banyak mitos. Banyak
dokter dan ahli pengobatan radisional dipuji memiliki rasa sakit yang sedikit
dan penyembuhan yang lebih singkat, sebagai keuntungan untuk melakukan operasi dengan
laser. Studi ini tidak didokumentasikan. Bahkan, sebagian besar studi di
seluruh dunia telah menunjukkan bahwa operasi wasir dengan laser tidak memiliki
kelebihan standar teknik, tetapi juga cukup mahal dan tidak kurang menyakitkan.
Kemajuan terbaru di bidang bioteknologi telah
mengarah ke pengembangan banyak jaringan seperti bahan perekat yang baru.
Dilaporkan dari ada serangkaian perawatan dengan lem fibrin pada anus fistula,
dengan 1-tahun berlanjut tingkat keberhasilan mendekati 60%. Kurang didukung
oleh alam, terapi ini menyebabkan penurunan tingkat morbiditas postoperative.
Namun, informasi pada jangka panjang keberhasilan tinggi dan modifikasi dari
teknik perlu menunggu studi lebih lanjut.
Tekhnik operasi
- Posisi pasien litotomi
atau knee chest :
1. Dilakukan anestesi
regional atau general
2. Sebelum melakukan
operasi sangat penting untuk meraba adanya jaringan fibrotik saluran fistel di
daerah perianal maupun
dekat linea dentate, sehingga dapat ditentukan asal dari fistel
3. Dengan tuntunan rektoskopi
dicari internal opening dengan cara memasukkan methilen blue yang
dapat dicampuri perhidrol
4. Bila internal opening
belum terlihat dilakukan sondage secara perlahan dengan penggunaan sonde
tumpul yang tidak kaku
kedalam fistula dan ujung sonde diraba dengan jari tangan operator yang
ditempatkan dalam rektum
5. Bila internal opening
telah ditemukan, dengan tuntunan sonde, dapat dilakukan fistulatomi yaitu
dengan cara insisi fistula
searah panjang fistula dan dinding fistula dilakukan curettage untuk
pemeriksaan patologi.
Hati-hati jangan sampai memotong sfingter eksterna.
6. Luka operasi ditutup
dengan tampon.
Komplikasi Operasi
Komplikasi yang dapat
timbul berupa perdarahan, inkontinensia fecal, retensio urine, infeksi, serta komplikasi
akibat anesthesia.
.
KESIMPULAN
·
Fistula
merupakan saluran yang menghubungkan suatu jaringan atau duktus berongga yang
mempunyai mukosa dengan organ lain yang berongga.
·
Fistula
dapat diatasi dengan meligasi saluran awlanya atau dengan membakar saluran itu dengan
ZnCl.
Terima kasih telah membaca artikel tentang Fistula di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.