google-site-verification=I3gsFmhNnwraRTClYNy7Zy_HRGb_d1DkfDUi6e1xs34 Fistula ~ Medik Veteriner Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Fistula


PENDAHULUAN


Fistula adalah saluran yang menghubungkan suatu jaringan atau duktus berongga yang mempunyai mukosa dengan organ lain yang berongga, misalnya fistula vesikovaginalis, atau ke kulit, misalnya fistula vesiko-umbilikalis. Fistula dapat merupakan kelainan bawaan, seperti fistula vesikoumbilikalis, atau karena infeksi serta tumor ganas yang menghancurkan kedua dinding organ berongga yang berdekatan, serta akibat operasi dan trauma seperti pada fistula vesikovaginalis. Penulisan nama fistula di mulai dengan organ yang lebih besar tekanannya. Panjang serta arah fistula(dan sinus) dapat diketahui dengan melakukan foto rontgen setelah di masukkan kontras dalam saluran tersebut.
            Disamping pengobatan kausal, maka fistula di atasi dengan mengikat saluran awalnya, atau dengan membakar saluran itu dengan ZnCL, yang bersifat kaustik. Larutan ini berbahaya jika mengenai mukosa dan sendi.









MATERI DAN METODE OPERASI



A. MATERI
Persiapan Alat-alat Operasi
Alat yang digunakan meliputi :
-          Scalpel dan blade
-          Gunting lurus
-          Gunting bengkok
-          Arteri klem
-          Needle holder
-          Needle
-          Pinset anatomis
-          Pinset chirurgis
-          Alli’s forceps
-          Dook steril
-          Dook klem
-          Tampon
-          Benang catgut dan cotton secukupnya
-          Kapas secukupnya

Persiapan Obat-obatan dan Kemikalia
Obat dan kemikalia yang diperlukan dalam operasi ini antara lain:
-          Atropin sulfat 0,025% dosis 0,02-0,04 mg/kg BB
-          Ketamin 10% dosis 10-40 mg/kg BB
-          Xilazin 10% dosis 2-3 mg/kg BB
-          Larutan penicili-streptomicin
-          Ampisilin 10%
-          Alkohol 70%
-          Yodium tincture 3%
-          Salep Betadine
-          Larutan PK dan Larutan DR 5%
B. METODE

Persiapan Hewan
            Sebelum operasi dilakukan hewan terlebih dahulu diperiksa, yaitu pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah secara laboratorik umum yang dilakukan meliputi anamnesa, penghitungan frekwensi napas, frekwensi pulpus, temperatur, berat badan, pemeriksaan kulit dan rambut, susunan alat pencernaan, perkencingan, peredaran darah, susunan pernafasan dan susunan syaraf. Pemeriksaan darah secara laboratorik meliputi kadar PCV, Hb, RBC, WBC, diferensial leukosit, kadar TPP dan fibrinogen. Hewan sebelum dioperasi dipuasakan terlebih dahulu selama ± 12 jam. Kemudian hewan diberi Premidikasi yang digunakan adalah atropin sulfat dengan dosis 0,02-0,04 mg/kg BB secara subkutan, 10 menit kemudian dilanjutkan dengan pemberian ketamin dengan dosis 10-40 mg/kgBB, xilazin dengan dosis 1-3 mg/kg BB secara intramuskular. Setelah pemberian anestesi, kemudian hewan direbahkan dengan posisi rebah dorsal kemudian bulu daerah abdomen dicukur dan dibersihkan. Setelah bersih kemudian diolesi dengan yodium tincture.

Persiapan Operator dan Cooperator
            Sebelum operasi operator dan cooperator mencuci tangan dari ujung jari sampai ke siku dengan air sabun dan dibilas dengan air bersih. Tangan dikeringkan dengan handuk bersih kemudian didisinfeksi dengan alkohol 70%, kemudian operator dan cooperator menggunakan sarung tangan dan pakaian khusus. Keadaan aseptis tersebut dipertahankan hingga operasi selesai.

Pelaksanaan Operasi
1. Anestesi Umum
            Hewan diletakkan dengan posisi dorsal recumbency, pemberian ketamin dengan dosis 10-40 mg/kg BB, xylazin dengan dosis 1-3 mg/kg BB secara intramuskular.. Sebelumnya diberikan premedikasi dengan antropin sulfat 0,25 % secara sub cutan. Cooperator memantau frekwensi kerja jantung dan nafas. Stadium 3 plane 3 ditandai dengan respirasi abdominal dengan amplitude yang minimal, bola mata terletak di tengah, jaw tension menghilang dan reflek pedal hilang sama sekali yang berarti hewan tersebut telah teranestesi sempurna dan siap untuk dioperasi.

2. Teknik Operasi
Pasien yang telah dianastesi di letakkan di atas meja operasi dengan posisi dorsal recumbency, daerah yang akan di incisi terlebih dahulu di desinfeksi dengan alkohol 70% dan iodium tincture 3%. Pasang drapping pada daerah operasi. Incisi pertama dilakukan pada permukaan kulit di daerah linea alba sepanjang 4-6 cm, secara berturut-turut, disayat dan dipreparir kulit, fascia subcutanea, musculus dan peritonium.
            Setelah rongga perut terbuka, cari daerah fistula lalu di letakkan di atas drapping. Kemudian ligasi saluran awal dari fistula atau dengan membakar saluran itu dengan ZnCL. Setelah selesai reposisi ketempat semula. Kemudian lakukan penjahitan peritonium menggunakan benang nilon dengan pola jahitan interupted, musculus dan fascia menggunakan cat gut chromic dengan pola jahitan simple continous, sedangkan kulit  di jahit dengan benang cotton menggunakan pola simple interupted (Hickman dan Walker, 1980). Setelah operasi selesai daerah incisi di beri iodium tincture 3% dan ke dalam luka diinjeksikan penisillin oil 1-2 cc.   

Perawatan Pasca Operasi
Hewan pasca operasi ditempatkan dalam kandang yang bersih dan kering. Luka operasi diolesi salap Betadine dan dikontrol kebersihannya, gunakan elizabeth collar untuk mencegah hewan menggaruk luka bekas jahitan operasi dengan jari-jarinya, diperiksa secara kontiniu selama 4-6 hari. Selama seminggu hewan diberikan antibiotik dan makanan yang lunak dan mempunyai nilai gizi yang cukup. Jahitan luka dapat dibuka setelah bekas operasi kering dan benar-benar telah tertutup. Hari pertama penderita sudah diperbolehkan makan. Antibiotika dan analgetik diberikan selama 3 hari. Pelunak faeces dapat diberikan pada penderita dengan riwayat konstipasi sebelumnya. Tampon anus dibuka setelah 2×24 jam atau jika terdapat perdarahan dapat dibuka sebelumnya. Rawat luka dilakukan setiap hari. Setelah penderita mampu mobilisasi, penderita diminta rendam duduk 2x sehari dengan larutan Permanganas Kalikus selama 20 menit.









DISKUSI
Fistula adalah suatu luka kecil yang tidak normal di samping anus, tempat yang mana sering dilalui kotoran. Hal ini disebabkan oleh sebuah saluran terowongan antara anal kanal dan kulit. Kondisi ini selalu memerlukan operasi untuk menyembuhkan.(Anonimus, 2008).
Penyebab dan jenis
Fistula dalam anus hampir selalu disebabkan oleh anorectal abscess sebelumnya. Penyebab utama ini merupakan cedera dibagian daerah luar anus karena garuk, cukur dan infeksi akar rambut dll. Setelah cedera,  infeksi ini yang menyebabkan terbentuknya abscess. Biasanya abscess secara spontan membuat sebuah saluran yang dapat membuka sebuah terowongan antara kulit luar dan anus. Kadang-kadang setelah itu saluran atau bekas luka membekas, menyebabkan gejala berulang. Kadang-kadang mereka menyebabkan trauma sekunder, penyakit Crohn, fisura, kanker, radioterapi, TBC, dan infeksi lain.  
Ciri – ciri
Fistula didalam anus umunya terbentuk sebagai bisulan kecil - seperti terbuka di sekitar anus pada jarak beberapa mm. untuk beberapa inci, di mana saja. Nanah atau darah hampir  terus menerus mengalir dari pembukaan ini.Sebelumnya pasien sering mengeluhkan sakit, bengkak , pada bekas luka yang disebabkan oleh anorectal abscess.Menurut penelitian fistula bercirikan:Bekas pecahan , bengkak dan sakit,  pendarahan,  kulit terasa pedas, luka terbuka, dan pemeriksaan secara fisik tetap menjadi diagnosa utama. 
Diagnosa dan penyelidikan
Diagnosa dapat terdiri dari pemeriksaan, rabaan, dan / atau pemeriksaan Proctoscopic.
Penyelidikan radiologi
Hal ini tidak dilakukan rutin untuk evaluasi fistula. Mereka dapat membantu saat luka pertama sulit untuk diidentifikasi atau dalam kasus kambuhan atau untuk mengidentifikasi jalur sekunder pada fistula multiple dsbnya.
Fistulography
Ini melibatkan penyuntikan kontras melalui pembukaan eksternal, yang diikuti oleh foto x-ray ke jalur anus fistula.
MRI
Temuan menunjukkan 80-90% kecocokan dengan temuan operasi ketika mengamati penyebab di jalur utama dan ekstensi kedua.
CT scan
CT scan lebih membantu dalam pengaturan terhadap penyakit infeksi perirectal dibanding dalam pengaturan terhadap fistula yang kecil karena lebih baik dengan mengeringkan cairan kantong daripada sebuah fistula kecil dalam mencari salurannya.

Barium seri
Yang ini berguna untuk pasien dengan penyakit fistula multiple atau penyakit kambuhan untuk membantu mengatasi mengurangi penyakit infeksi usus. Tidak tersedia definitif terapi medis; antibiotik profilaxis jangka panjang dapat berperan untuk mencegah kambuh kembali.
Fistulotomy / fistulectomy :
Teknik peletakan terbuka (fistulotomy) berguna untuk 85-95% fistula. Lengkapi fistulectomy membuat luka yang lebih besar lagi untuk diobat dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh agar tidak kambuh kembali lebih unggul dari fistulotomy.
Penempatan Seton
Seton (benang mengikat) dapat ditempatkan sendiri, dikombinasikan dengan fistulotomy, atau dalam mode bertahap. Teknik ini bermanfaat bagi pasien dengan kondisi berikut: Fistula kompleks (yakni, transsphincteric tinggi, suprasphincteric, extrasphincteric) atau fistula multiple
Fistula multiple setelah sebelumnya di fistulotomy.
Dengan waktu, penyembuhan terjadi di atas seton karena potongan secara bertahap melalui otot. Seton dikencangkan pada setiap kunjungan mingguan sampai putus. Hal ini bisa memakan waktu 2-5 kunjungan untuk menyembuhkan. Banyak sudah yang membicarakan mengenai Bedah Laser. Ini sebagai berlawanan dengan pisau bedah konvensional dan teknik electrocautery, terkait dengan banyak mitos. Banyak dokter dan ahli pengobatan radisional dipuji memiliki rasa sakit yang sedikit dan penyembuhan yang lebih singkat, sebagai keuntungan untuk melakukan operasi dengan laser. Studi ini tidak didokumentasikan. Bahkan, sebagian besar studi di seluruh dunia telah menunjukkan bahwa operasi wasir dengan laser tidak memiliki kelebihan standar teknik, tetapi juga cukup mahal dan tidak kurang menyakitkan.
Kemajuan terbaru di bidang bioteknologi telah mengarah ke pengembangan banyak jaringan seperti bahan perekat yang baru. Dilaporkan dari ada serangkaian perawatan dengan lem fibrin pada anus fistula, dengan 1-tahun berlanjut tingkat keberhasilan mendekati 60%. Kurang didukung oleh alam, terapi ini menyebabkan penurunan tingkat morbiditas postoperative. Namun, informasi pada jangka panjang keberhasilan tinggi dan modifikasi dari teknik perlu menunggu studi lebih lanjut.
Tekhnik operasi
- Posisi pasien litotomi atau knee chest :
1. Dilakukan anestesi regional atau general
2. Sebelum melakukan operasi sangat penting untuk meraba adanya jaringan fibrotik saluran fistel di
daerah perianal maupun dekat linea dentate, sehingga dapat ditentukan asal dari fistel
3. Dengan tuntunan rektoskopi dicari internal opening dengan cara memasukkan methilen blue yang
dapat dicampuri perhidrol
4. Bila internal opening belum terlihat dilakukan sondage secara perlahan dengan penggunaan sonde
tumpul yang tidak kaku kedalam fistula dan ujung sonde diraba dengan jari tangan operator yang
ditempatkan dalam rektum
5. Bila internal opening telah ditemukan, dengan tuntunan sonde, dapat dilakukan fistulatomi yaitu
dengan cara insisi fistula searah panjang fistula dan dinding fistula dilakukan curettage untuk
pemeriksaan patologi. Hati-hati jangan sampai memotong sfingter eksterna.
6. Luka operasi ditutup dengan tampon.
Komplikasi Operasi
Komplikasi yang dapat timbul berupa perdarahan, inkontinensia fecal, retensio urine, infeksi, serta komplikasi akibat anesthesia.
.



KESIMPULAN


·         Fistula merupakan saluran yang menghubungkan suatu jaringan atau duktus berongga yang mempunyai mukosa dengan organ lain yang berongga.
·         Fistula dapat diatasi dengan meligasi saluran awlanya atau dengan membakar saluran itu dengan ZnCl.
Terima kasih telah membaca artikel tentang Fistula di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com