Fraktur femur atau patah tulang adalah terputusnya
hubungan normal suatu tulang / tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan
batang femur dapat mengalami fraktur trauma tidak langsung, putiran (twisting)
atau pukulan pada bagian depan lutut yang berada dalam posisi fleksi pada
kecelakaan jalan raya / jatuh dari ketinggian yang mengakibatkan penderita
jatuh dalam shock. Trauma
tidak langsung atau karena adanya kelainan dalam tulang tersebut. Dapat berupa
kanker tulang (primer / sekunder) radang tulang yang berat atau karena kelainan
metabolisme yang menyebabkan zat kapur dalam tulang menjadi sangat berkurang.
Sebagian besar patah tulang disebabkan oleh trauma, sisanya diakibatkan oleh
penyebab-penyebab yang tidak langsung.seperti tumor ganas tulang ,dan radang
tulang yang berat.(Reksoprodjo, 2002)
Femur merupakan tulang
terbesar dalam tubuh yang berbentuk silinder kecuali bagian ujung. Sebelah atas
tulang femur dibatasi oleh artikulasi coxae yang merupakan hubungan antara
kaput femoris dengan acetabulum. Sebelah distal tulang femur dibatasi oleh
articulasio genu terdiri dari articulasio femuro patellaris dan articulasio
tibialis dan batang femur pada hewan
dewasa sangat kuat. Dengan demikian trauma langsung yang keras, seperti yang
dialami pada kecelakaan automobile, diperlukan untuk menimbulkan fraktur batang
femur. Perdarahan interna yang masif dapat menimbulkan renjatan berat.(Simbardjo,
2008).
Klasifikasi fraktur batang
femur dibagi berdasarkan adanya luka yang berhubungan dengan daerah yang patah.
Pada umumnya bentuk penanggulangan fraktur terbuka dilakukan tindakan
debridement, sebaiknya penanggulangan untuk tulangnya sendiri, dilakukan
tindakan yang sama seperti pada penanggulangan fraktur tertutup.
Prinsip yang harus dipegang pada reparasi patah
tulang antara lain:
- Suplai
darah pada tulang dan fragmen tulang harus selalu diperhatikan dan
dilindungi dari trauma pembedahan.
- Restorasi
yang akurat dari bentuk tulang, khususnya pada daerah persendian.
- Reposisi
secara mekanik harus stabil fiksasinya
- Tekhnik diusahakan menimbulkan trauma yang minimal
- Rehabilitasi mutlak harus ada dan essensial, rehabilitasi dimulai sedini mungkin setelah diberikan terapi definitive. Tujuan rehabilitasi ini adalah untuk menyelamatkan fungsi selama patah tulang dalam penyembuhan dan mengembalikan fungsi senormal dan secepat mungkin sesudah penyembuhan. (Anonimus, 2004)
Indikasi Fraktur Femur
Indikasi fraktur femur pada
prinsipnya adalah operasi yang dilakukan pada hewan-hewan kesayangan, seperti
kucing dan anjing. Biasanya pada keadaan trumatik termasuk kecelakaan, jatuh
dari ketinggian, tembakan, berkelahi dengan binatang lain serta karena suatu
penyakit seperti tumor ganas tu;lang dan radang tulang yang berat. Karena
fraktur sering terjadi disebabkan oleh trauma, maka sebaiknya hewan harus
diperiksa untuk menentukan keparahan luka juga luka sekunder lainnya.(Fossum,
2002).
Pemeriksaan Klinis
Daerah paha yang
patah tulangnya sangat membengkak, ditemukan tanda functilaesa (tungkai bawah
tidak dapat diangkat) nyeri tekan, nyeri gerak, tampak adanya deformitas angulasi
kelateral / angulasi anterior rotasi (exo / endo). Tungkai bawah ditemukan adanya perpendekan tungkai
pada fraktur 1/3 tengah femur. Pada pemeriksaan harus diperhatikan pula
kemungkinan adanya dislokasi sendi panggul dan robeknya ligament dari daerah
lutut. Kecuali itu juga diperiksa keadaan saraf sciatica dan arteri dorsalis
padis (Reksoprodjo, 2002).
Pemeriksaan Penunjang
Foto RONTGEN
·
Untuk mengetahui lokasi fraktur
dan garis fraktur secara langsung untuk mengetahui tempat dan type-fraktur
·
Hitung
darah lengkap HT mungkin meningkat (Hemokonsentrasi)/menurunnya (perdarahan
bermakna pada sisi fraktur / organ jauh pada trauma).
Persiapan Pra Operasi
·
Persiapan Operasi
Sebelum operasi pasien telah
diperiksa keadaan secara umum, dipuasakan selama 8-12 jam. Hewan dimandikan dan
dilakukan pencukuran bulu didaerah yang akan dioperasi. Berat badan ditimbang untuk menentukan dosis yang akan digunakan
·
Persiapan Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam pembedahan adalah: meja
operasi, spuit 3 cc, scalpel, pinset anatomis dan serurgis, arteri klem, needle
holder, allis forceps, gunting, retractor, alat bor, pin, duc klem, drapping,
tampon dan sarung tangan, sedangkan bahan yang digunakan adalah benang nilon,
catgut, alcohol 70 %, iodium tincture 3 %, atropine, ketamin, xylazin,
penicillin oil dan kristal serta vitamin B-komplek.
Persiapan Operator dan
Co-operator
Sebelum melakukan operasi, operator dan
co-operator mencuci tangan dari ujung jari sampai kesiku dengan sabun dan
dibilas dengan air bersih. Tangan dibersihkan dengan handuk bersih kemudian
desinfeksi dengan alcohol 70 % lalu operator dan co-operator mengenakan sarung
tangan dan pakaian untuk bedah. Keadaan asepsi tersebut
dipertahankan hingga operasi selesai.
Premedikasi dan Anastesi
Premedikasi yang diberikan
adalah atropine sulfat dengan dosis 1,12 cc secara Sub Cutan, 10 menit kemudian
dianastesi dengan Ketamin 0,7 mg / 7 Kg BB yang dikombinasikan dengan Xylazin
0,7 mg / 7 Kg BB yang dapat mengimbangi efek anastesi dari Ketamin (Brander.
dkk, 1991). Setelah pemberian anastesi, frekwensi dan denyut jantung
dimonitoring setiap 5 menit sekali sampai pembedahan selesai (Tilley dan Smith,
2000).
Teknik Operasi
Pasien yang telah
teranastesi diletakkan pada posisi lateral recumbency pada meja operasi, daerah
yang akan diincisi terlebih dahulu didensifeksi dengan alcohol 70 % dan iodium
tincture 3 %. Incisi pertama
dilakukan pada permukaan kulit sepanjang kranio lateral tulang yang segaris
dari trochanter mayor ke patella, demikian juga
jaringan subkutannya. Kulit dan jaringan subkutan diretraksikan, facia
latae diiris pada sepanjang tepi cranial musculus biceps femoralis.
Setelah
facia diiris akan tampak septum musculus, musculus biceps femoris ditarik ke
caudal dan musculus vastus lateralis ditarik ke depan sehingga tampak bagian
permukaan tulang femur. Demikian juga retraksi dilakukan untuk musculus
adductor magnus ditarik kebelakang dan vastus intermedius dipreparir dan
ditarik kedepan. Usahakan batang tulang terlepas dari muskulus disekitarnya.
Hati-hati dalam memisahkannya karena disana terdapat n. sciaticus dan a. glutea
caudalis pembuluh-pembuluh darah yang menuju ke bagian tulang femur diligasi.
Setelah daerah fraktur femur ditemukan, fraktur femur kemudian direposisi ke
bagian semula secara manual. Sesudah direposisi kemudian difiksasi atau
distabilkan dengan pemasangan pin menggunakan alat bor ke bagian sum-sum tulang
untuk menyambung kedua bagian yang patah. Setelah selesai pemasangan pin,
kemudian musculus bicep femoris, musculus vastus lateralis, musculus adductor
magnus dan musculus vastus intermedius dikembalikan ke posisi semula.
Lakukan penjahitan apabila bagian musculus ikut terpotong ketika
diincisi, dengan menggunakan benang catgut dengan pola jahitan simple
interrupted. Penjahitan fascia latae dengan catgut menggunakan pola simple
continous, sedangkan kulit dijahit dengan benang nilon menggunakan pola simple
interrupted (Hickman dan Walker, 1980). Setelah operasi selesai daerah incisi
diberi iodium tincture 3 % dan dalam keadaan luka disemprotkan penisilin
oil.
Perawatan Pasca Operasi
R/
Ampisilin mg 175
Dexametason mg 0,77
Acetamenophen mg 105
B-Complek tab ½
m.f.pulv.d.t.d da in caps No. XV
S. t. dd caps I
Paraf
R/
Bioplacenton tube I
S.u.e
Paraf
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan operasi fraktur femur pada
seekor anjing lokal (canis domesticus) berumur ± 4 bulan, jenis kelamin jantan
dengan berat badan 7 kg, bulu berwarna coklat. Kondisi tubuh tidak gemuk dan
tidak kurus, jinak, frekuensi nafas 28 x / menit, frekuensi pulsus 120 x /
menit, suhu 38º C, Turgor normal, bulu tidak rontok, cermin hidung basah,
dingin, selaput lendir normal.
Anastesi pada
operasi ini adalah memakai anastesi umum, mengapa tidak dilakukan anastesi
lokal ditakutkan akan mengganggu kenyamanan jalannya operasi karena butuh waktu
lama untuk merestrain anjing. Sehingga pada operasi fraktur femur ini dilakukan
anastesi umum yang sebelumnya
menggunakan premedikasi atropine 1,12 mg / 7 Kg BB, setelah 10 menit
dilanjutkan dengan pemberian Ketamin 0,7 mg / 7 Kg BB dan Xylazin 0,7 mg / 7Kg
BB. Tujuan dari premedikasi ini adalah untuk mempermudah induksi, mencegah
pasien agar tidak muntah dan mengurangi jumlah obat-obat yang digunakan,
terutama untuk menenangkan pasien sebagai persiapan anastesi (Fossum, 2002).
Ketamin merupakan anastetik yang memuaskan
untuk kondisi tertentu. Ketamin mempunyai sifat analgesic, anastetik dan
kataleptik dengan kerja singkat. Sifat analgesiknya sangat kuat untuk system
somatik,tetapi lemah untuk sistem visceral. Tidak menyebabkan relaksasi otot
lurik, bahkan kadang-kadang tonusnya meninggi. Ketamin kekurangannya sangat
lemah sifat analgesiknya pada visceral karena itu tidak dapat diberikan secara
tunggal untuk prosedur operasi (Fossum, 2002). Sedangkan xylazin mempunyai efek
sedasi, analgesi, anastesi dan pelemas otot pada dosis tertentu. Xylazin
mempunyai efek terhadap system sirkulasi, pernafasan dan penurunan suhu tubuh.
Selain itu dapat menyebabkan bradiaritmia, serta diikuti oleh hipotensi yang
berlangsung lama ( Artmeier, 1972). Kombinasi bertujuan untuk mendapatkan keadaan
yang sinergisme terhadap system kardiovascular, pernafasan dan relaksasi otot.
Hewan
dipuasakan bertujuan agar sewaktu operasi berlangsung hewan tidak muntah dan
bersikap lebih tenang akibat dari reaksi anastesi dan juga agar anastesi yang
diberikan bekerja lebih optimal. Hewan yang akan dioperasi sebaiknya berumur
sekitar 4-6 bulan karena pada umur tersebut hewan sangat toleran / aman
terhadap anastesi.(Irwandi, 1995).
Patofisiologi
Proses penyembuhan
luka terdiri dari beberapa fase yaitu :
- Fase hematum
Dalam waktu 24 jam timbul
perdarahan, edema, hematume disekitar fraktur
Setelah 24 jam suplai darah
disekitar fraktur meningkat
- Fase granulasi jaringan
Terjadi 1-5 hari setelah injury
Pada tahap phagositosis aktif
produk neorosis
Hematome berubah menjadi granulasi jaringan yang berisi
pembuluh darah baru fotoblast dan oesteoblast.
- Fase formasi callus
Terjadi 6-10 hari setelah injury
Granulasi terjadi perubahan bentuk callus
- Fase ossificasi
Mulai pada 2-3 minggu setelah fraktur
sampai dengan sembuh
Callus permanent akhirnya
terbentuk tulang kaku dengan endapan garam kalsium yang menyatukan tulang yang patah.
- Fase consolidasi dan remadelling
Dalam waktu lebih 10 minggu yang tepat berbentuk callus
terbentuk dengan oksifitas osteoblast dan osteuctas (Black, 1993)
KESIMPULAN
Fraktur femur
merupakan patah tulang yang disebabkan oleh kekerasan batang femur dapat
mengalami fraktur trauma tidak langsung, putiran (twisting) atau pukulan pada
bagian depan lutut yang berada dalam posisi fleksi pada kecelakaan jalan raya /
jatuh dari ketinggian yang mengakibatkan penderita jatuh dalam shock. Trauma tidak langsung atau karena adanya
kelainan dalam tulang tersebut. Dapat berupa kanker tulang (primer / sekunder)
radang tulang yang berat atau karena kelainan metabolisme yang menyebabkan zat
kapur dalam tulang menjadi sangat berkurang. Sehingga harus diambil tindakan
operasi untuk mengembalikan fungsi senormal dan secepat mungkin untuk
memulihkan pasien pada keadaan normal dengan melakukan metode pengobatan pasca
operasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonimus, 2009. Fraktur Femur. http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/II/19?femur
2.
Artmeier, P.1972. The Use of
Rompun in Small Animal Practice. Vet. Med. Rev. ¾ : 259-263
3.
Black, Joyce M.1993. Medical
Surgical Nursing . W.B.Sainders Company Philadelphia .
4.
Brander, G.C.D.M. Pugh and R.J.Bywates.
1991. Veterinary Apllied Pharmacology and Therapeutics 5th ed
Baillere Tindal Limited, London
5.
Fossum, T.W.2002. Small Animal
Surgery. Second Edition. Mosby ,
USA .
6.
Hickman, J.&R.G Walker
1980. AnAtlas Veterinary Surgery Second Edition. John Wrigh & Son. Ltd. Philadelphia .
7.
Irwandi Yusuf, Drh. Msc. 1995.
Penuntun Praktikum & Penuntun Koasistensi. FKH UNSYIAH Darussalam. Banda
Aceh.
8. Reksoprodjo,S. 2002. Kumpulan Ilmu Bedah. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia .
9. Simbardjo,O. 2008. Fraktur Batang Femur.
Dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah. FKUI.
10.
Tilley,P.L&F.W.K.Smith.
2000. The Five Minute Veterinary Consult Canine and
Feline. Second Edition. Lippicont Philadelphia.
Terima kasih telah membaca artikel tentang Fraktur Femur di blog Medik Veteriner jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.
1 komentar :
izin untukambilbahan kuliah nya dokter
Balas