PENGENDALIAN HAMA THRIPS DAN KUTU DAUN PADA TANAMAN CABAI
Tanaman cabai adalah salah satu tanaman yang membutuhkan perawatan Intensif. Hama dan penyakit yang begitu kompleks pada tanaman cabai mengharuskan para petani untuk belajar dan terus belajar.
Pengamatan dan pencegahan harus selalu dilakukan, sebab jika terlambat serangan hama dan penyakit sulit untuk di kendalikan. Penanganan sejak dini adalah cara yang paling tepat untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit pada tanaman ini. Sejak penyemaian, persiapan lahan, penanaman, perawatan sampai masa panen petani harus betul-betul serius mempelajari segala aspek tentang tanaman cabai ini.
Hama yang sering menyerang tanaman cabai adalah hama Thrips (Thrips parvispinus Karny) dan Kutu Daun (Aphididae). Hama Thrips menyerang tanaman dengan menghisap cairan permukaan bawah daun (terutama daun-daun muda). Serangan ditandai dengan adanya bercak keperak - perakkan. Daun yang terserang berubah warna menjadi coklat tembaga, mengeriting atau keriput dan akhirnya mati.
Pada serangan berat menyebabkan daun, tunas atau pucuk menggulung ke dalam dan muncul benjolan seperti tumor, pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil bahkan pucuk tanaman menjadi mati. Hama ini merupakan vektor penyakit virus mosaik dan virus keriting.
Pada musim kemarau perkembangan hama sangat cepat, sehingga populasi lebih tinggi sedangkan pada musim penghujan populasinya akan berkurang karena banyak thrips yang mati akibat tercuci oleh air hujan.
Hama ini bersifat polifag dengan tanaman inang utama cabai, bawang merah, bawang daun, jenis bawang lainnya dan tomat, sedangkan tanaman inang lainnya tembakau, kopi, ubi jalar, waluh, bayam, kentang, kapas, tanaman dari famili Crusiferae, Crotalaria dan kacang-kacangan.
Cara Pengendalian :
- Menggunakan tanaman perangkap seperti kenikir kuning
- Menggunakan mulsa perak
- Sanitasi lingkungan dan pemotongan bagian tanaman yang terserang thrips
- Penggunaan perangkap warna kuning sebanyak 40 buah per ha atau 2 buah per 500 m2 yang dipasang sejak tanaman berumur 2 minggu. Perangkap dapat dibuat dari potongan bambu yang dipasang plastik map warna kuning. Plastik diolesi dengan lem agar thrips yang tertarik menempel. Apabila plastik sudah penuh dengan thrips maka plastik perlu diganti.
- Pemanfaatan musuh alami yang potensial untuk mengendalikan hama thrips, antara lain predator kumbang Coccinellidae, tungau, predator larva Chrysopidae, kepik Anthocoridae dan patogen Entomophthora sp.
- Pestisida digunakan apabila populasi hama atau kerusakan tanaman telah mencapai ambang pengendalian (serangan mencapai lebih atau sama dengan 15% per tanaman) atau cara-cara pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi hama.
Sedangkan hama kutu daun, serangan berat biasanya terjadi pada musim kemarau. Bagian tanaman yang diserang oleh nimfa dan imago biasanya pucuk tanaman dan daun muda. Daun yang diserang akan mengkerut, mengeriting dan melingkar, menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan tanaman menjadi kerdil.
Hama ini juga mengeluarkan cairan manis seperti madu, yang biasanya disebut dengan embun madu. Embun madu menarik datangnya semut dan cendawan jelaga. Adanya cendawan pada buah dapat menurunkan kualitas buah. Aphid juga dapat berperan sebagai vektor virus (50 jenis virus) seperti, Papaya Ringspot Virus, Watermelon Mosaic Virus, Cucumber MosaicVirus (CMV).
Penyebaran hama ini sangat luas, meliputi daerah beriklim tropis dan sedang kecuali Canada bagian utara dan Asia bagian utara. Kisaran inang dari hama ini cukup luas, seperti tanaman dari family Fabaceaae (Legumes, Lucerne), Solanaceae, Cucurbitaceae dan asteraceae.
Kutu daun menyebabkan kerusakan yang cukup serius pada beberapa tanaman sayuran, seperti asparagus, cabai, terong dan okra. Selain tanaman sayuran, kutu daun juga menyebabkan kerusakan yang cukup parah pada jeruk, kapas dan melon. Pengendalian dapat dilakukan dengan menginfestasikan musuh alami seperti, parasitoid Aphelinus gossypi (Timberlake), Lysiphlebus testaceipes (Cresson), predator Coccinella transversalis atau cendawan entomopatogen Neozygites fresenii. Pestisida digunakan apabila populasi hama atau kerusakan tanaman telah mencapai ambang pengendalian
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Standard Operating Procedure (SOP) Budidaya Cabai Merah Kulon Progo. Dinas Pertanian Provinsi Daeran Istimewa Yogyakarta.
Meilin, A. 2014. Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Cabai Serta Pengendaliannya. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi.
Nurhayati. 2012. Virus Penyebab Penyakit Tanaman. Unsri Press. Palembang. Pracaya, 2008, Pengendalian Hama & Penyakit Tanaman secara Organik, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.